Oleh : Rohmawati
Perkara hati memang sulit untuk dimengerti. Kadang hati ingin begini, tapi sulit untuk begitu. Dan tanpa disadari, kita terkadang sering banget mengikuti kata hati. Padahal tidak semua kata hati adalah benar. Dan terkadang juga kita merasakan kepahitan dalam hidup salah satunya kekecewaan akibat terlalu mengandalkan hati.
Karenanya, setan lebih memilih menggoda manusia lewat lubang hati yang paling kecil. Terutama dalam menggoda kaum hawa yang memang Allah fitrahkan sebagai mahluk yang lemah dari segi hatinya. Dan perkara hati ini seringkali terjadi pada para remaja saat ini yang memilih jalan pacaran dibanding jalan ketaatan. Hingga, akhirnya berujung pada kekecewaan.
Memang tidak salah ketika kita mengandalkan hati, tapi yang salah itu ketika hatimu tidak berjalan beriringan dengan logika pikiranmu. Dan bahkan sampai mengalahkan iman dalam sanubarimu.
Padahal, Umar bin Khattab sudah menyampaikan bahwa mahkota seseorang adalah akalnya, derajat seseorang adalah agamanya, sedangkan kehormatan seseorang adalah budi pekertinya. Dan tidaklah nafsu itu akan tunduk kecuali dengan syariatnya.
Sebagaimana Allah Swt berfirman, katakanlah (Muhammad), "Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 77).
Gaes, kebayang nggak kalo kita terus mengandalkan hati bisa jadi kita terus makan hati. Mau dakwah pun sulit karena kita nggak enak hati untuk menyampaikan kebenaran. Kekhawatiran yang ujung-ujungnya menyingkap dalam hati. Dan pada akhirnya kita sulit untuk bangkit kembali.
Nah, Islam punya cara untuk menata hati yang lemah sanjung puji. Yakni dengan cara melibatkan Allah dalam kehidupan kita, termasuk dalam perbuatan kita. Karena Allah, untuk Allah dan akan kembali pada Allah. Itulah yang harus kita tanamkan dalam prinsip hidup kita. InsyaAllah segala sesuatu perbuatan kita tidak lagi hanya memikirkan sanjung puji, pengen dicintai ataupun tak ingin dibenci. Semua berjalan karena Ilahi.
Wallahu'alam bisshowwab
Post a Comment