Oleh : Dewi Ummu Hazifa
(Pemerhati Umat)
Seorang Ibu muda, Kanti Utami (35) diduga tega menggorok tiga anaknya di Brebes, Jawa Tengah. Satu anak meninggal dunia dengan luka sayatan di leher, dua selamat dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Berdasarkan rumor yang beredar ibu muda itu diduga mengalami tekanan ekonomi.
Kapolsek Tonjong, AKP M Yusuf, membenarkan kejadian tersebut, satu diantara anak pelaku, ARK (7) telah meninggal dunia sementara KSZ (10) dan E (5) mengalami luka yang parah, tubuhnya penuh luka sayat. (Detikjateng.com, 21/3/2022)
Walaupun yang menjadi penyebab diduga himpitan ekonomi, ahli Psikologi Forensik, Reza Indra Giri Amriel, mengimbau kepada pihak kepolisian untuk memeriksa lebih lanjut kejiwaan pelaku. Karena kasus serupa pernah terjadi saat seorang ibu di Jabar meracuni anaknya. Kemungkinan ada kondisi psikologi abnormal tertentu, sehingga bisa ditetapkan status hukum pada tersangka. (republika.co.id, 20/3/2022)
Kanti Utami kini dalam perawatan di Rumah Sakit (RS) Soesela, Slawi, Kabupaten Tegal. Ia menjalani proses pemeriksaan kejiwaan. Pemeriksaan awal telah dilakukan Psikiater RS Soesela, dr Glorio Immanuel, Sp, Kj. Dalam pemeriksaan tahap pertama, Glorio mengungkapkan Kanti Utami dalam keadaan normal secara fisik, namun kondisi kejiwaannya masih labil. (Cirebonraya.com, 23/3/2022)
Ada beberapa pemicu yang menjadikan kondisi jiwa yang labil, terutama yang dialami oleh ibu-ibu, tidak terkecuali yang dialami KU (35). Dari penuturannya bisa disimpulkan ada beberapa faktor yang menjadi pemicu KU (35) sehingga dengan tega berbuat keji menggorok/percobaan pembunuhan terhadap anak-anaknya.
Yang pertama dari video yang beredar mengapa dia tega mencoba menghabisi nyawa ketiga anaknya, karena ingin menyelamatkan anaknya dari kemarahan dan bentakan, ia menginginkan kasih sayang dari suami, dan kekhawatiran atas masa depan anak karena pekerjaan suami yang tidak menentu. Ini menunjukan adanya dugaan sosok suami yang kurang melaksanakan tanggung jawab dalam perannya sebagai kepala rumah tangga. Juga, tampak adanya hubungan yang tidak harmonis pada pasangan tersebut.
Kondisi suami yang suka membentak istri ketika ada masalah, ini tentu akan menambah tekanan yang bisa membuat istri semakin terpuruk. Sehingga psikis dan mentalnya terganggu, yang mengakibatkan istri bisa berbuat nekad melakukan sesuatu di luar akal sehat.
Yang kedua, faktor lemahnya akidah, mental yang rapuh secara individu berawal dari rapuhnya akidah yang ia miliki. Kondisi ini mendorong seseorang mudah untuk melakukan tindakan-tindakan yang di luar nalar. Individu yang lemah secara akidah maupun mental ini akan menjadikannya memiliki cara pandang hidup yang salah. Dalam tatanan sistem hari ini, cara pandang hidup yang jauh dari aturan Allah Swt. yang menjadikan seseorang gampang putus asa ketika dihadapkan pada suatu persoalan hidup. Akan mudah depresi ketika ia merasa gagal dalam mencapai apa yang diinginkannya. Pada saat yang sama tidak ada ketawakalan dan kesabaran kepada Allah Swt.
Faktor ketiga lingkungan, masyarakat yang kurang kepedulian. Individualisme di lingkungan masyarakat tempat tinggal, salah satu faktor pemicu terjadinya depresi pada seseorang, tidak pedulinya masyarakat dalam lingkungan dan hanya fokus kepada kebutuhan dan kepentingannya masing-masing, sampai lupa terhadap keadaan sekitarnya. Sistem yang tidak islami menjadikan pola hidup masyarakat yang jauh dari aturan Allah Swt. sehingga mengakibatkan kasus depresi meningkat karena lemahnya iman, dan kurangnya kontrol dari masyarakat.
Gambaran sebuah kebahagian hidup dalam sistem kapitalis yaitu terpenuhinya segala kebutuhan materi. Menjadikan seseorang akan sekuat tenaga mengejar materi sebanyak-banyaknya demi hidup serba enak. Apalagi diperparah dengan adanya tayangan-tanyangan di media yang dapat merangsang seseorang untuk meraih kebahagiaannya tanpa batas. Terkadang mengenyampingkan halal haram yang terpenting bisa hidup bergelimang harta.
Keempat, peran negara. Ketika negara cenderung abai dalam memberikan pelayanan dan kesejahteraan bagi rakyatnya, maka pada saat yang sama jika ada warga negara yang jiwanya labil bahkan bisa sampai depresi karena himpitan ekonomi, sebenarnya ada andil negara yang mendorong meningkatnya kasus tersebut. Misalnya, persoalan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan beban hidup masyarakat lainnya, yang seharusnya dapat dipenuhi oleh negara sebagai pengurus rakyat, pada faktanya saat ini masih menjadi persoalan yang mendera negeri ini.
Naiknya harga berbagai bahan pokok, tidak stabilnya harga minyak goreng, harga BBM melonjak yang berimbas pada keberlangsungan hajat hidup orang banyak. Dengan berbagai kebijakan yang alih-alih menyejahterakan rakyat akan tetapi pada faktanya sebaliknya, yang justru menjadi faktor pemicu lain terjadinya depresi sosial.
Sulitnya memenuhi kebutuhan rumah tangga saat ini, masyarakat dihadapkan pada posisi yang sulit hingga secara individu banyak yang depresi. Alhasil depresi yang dialami individu akan mampu mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan di luar batas kewajaran, kekerasan, kejahatan bahkan menghilangkan nyawa seseorang, tentu saja ini akan memperparah dan menambah pelik persoalan hidup.
Kondisi masyarakat yang baik tentunya harapan kita semua agar kondisi masyarakat yang sakit dan kejadian-kejadian yang dialami KU tidak terulang lagi, tentunya ini membutuhkan pembenahan dari semua lini kehidupan. Berharap kepada sistem kapitalis yang bukan sistem dari Allah Swt. tentunya kita tidak bisa berharap banyak, sudah saatnya kita beralih ke sistem Islam.
Dalam sistem Islam negara akan melaksanakan peran sebagai pengurus rakyatnya dan bertanggung jawab penuh dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada seluruh rakyatnya. Keberadaan negara dengan sistem pemerintahan Islam yang menerapkan Islam secara kafah akan membentuk individu yang bertakwa dan kokoh secara akidah. Negara berperan dalam membentuk keluarga yang mengatur hubungan kehidupan rumah tangga dengan standar yang disyariatkan Islam.
Dalam menjaga kesejahteraan rakyatnya aturan Islam menetapkan bahwa kewajiban seorang muslim khususnya kepala rumah tangga wajib memberikan nafkah lahir dan batin kepada keluarganya. Negara akan menyediakan lapangan pekerjaan demi terpenuhinya kebutuhan rakyatnya, apabila masih ada rakyat yang kekurangan ini akan menjadi tanggung jawab negara. Negara akan mendorong setiap keluarganya, kerabat tetangga turut membantu dengan mengambil berbagai aturan Islam seperti gerakan sedekah, zakat dan lainnya. Dengan begitu rasa kepeduliaan akan tercipta dengan baik di kalangan masyarakat.
Khalifah adalah pemimpin tertinggi dalam negara yang bersistem Islam yang fungsinya untuk menjaga dan mengayomi serta menjamin kesejahteraan rakyatnya. Khalifah akan menerapkan aturan Islam secara keseluruhan dalam segala aspek kehidupan. Misalkan dalam peraturan ekonominya, Islam memiliki kebijakan dalam hal kepemilikan kekayaan.
Dalam Islam kepemilikan terbagi tiga kekayaan sesuai aturan syarak. Yang terbagi dalam tiga macam kepemilikan: kepemilikan individu, umum dan negara yang kesemuanya diatur untuk kemakmuran rakyat. Negara akan memastikan terjaminnya kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang dan infrasruktur dan lainnya.
Agar terjamin keamanan dan kesejahteraan rakyat, sehingga tidak perlu lagi ditemukan ada rakyat yang jiwanya labil, depresi karena faktor hubungan keluarga maupun karena himpitan ekonomi, hingga melakukan tindakan nekad dan menyimpang serta merugikan diri sendiri. Maka sungguh tidak ada cara lain yaitu dengan kembalinya kepada aturan Allah Swt. yakni sistem Islam yang dapat menyejahterakan seluruh umat manusia.
Wallahu'alam bishshawabm
Post a Comment