Definition List

Remaja Menjadi Aktor Kriminalitas yang Kian Buas

Pilarmabda.com


Oleh:Rina Tresna Sari,S.Pd.I
Pendidik Generasi Khoiru Ummah dan Member AMK


Geger berita pembunuhan di Makasar yang menimpa seorang bocah usia 11 tahun tentu sangatlah memprihatinkan, nyawanya meregang karena dibunuh oleh dua orang remaja usia 17 dan 14 tahun. Bak hilang nurani, mereka tega menghabisi nyawa teman bermainnya demi meraih materi berlimpah.


Motif uang dan diduga terinspirasi dari dunia maya, menjadikan dua remaja tadi tega merencanakan pembunuhan untuk menjual ginjalnya. Sayang berjuta sayang, setelah temannya meninggal, mereka tak paham bagaimana mengambil ginjal sehingga mereka buang begitu saja mayat korban. Motif yang mengerikan itu, mereka dapat dari internet (11/1).


Sungguh apa yang mereka lakukan adalah sebuah tindakan kriminal, pembunuhan terencana oleh remaja yang sudah baligh. Dorongan pembunuhan merupakan gambaran tatanan kehidupan saat ini. Dimana sistem kapitalisme yang saat ini banyak diemban akan mendorong siapa pun untuk mendulang materi. Sebab, asasnya memang manfaat, alias keuntungan materi atau finansial sehingga manusia akan senantiasa mengejar keuntungan materi tak peduli apakah perbuatannya merugikan orang lain, tak peduli halal maupun haram.


Racun kapitalisme ini pun menjerat pemikiran para remaja. Ada tuntutan tersendiri bagi remaja, sehingga mereka seolah harus memiliki apa pun yang orang lain miliki. Gaya hidup mewah dan konsumtif begitu membudaya. Jadilah mereka memilih jalan pintas meski harus menempuh cara yang salah. Tanpa berpikir panjang akibatnya, mereka mudah menghilangkan nyawa orang.


Sebagaimana manusia pada umumnya, dua remaja yang menjadi pelaku pembunuhan juga memiliki naluri eksistensi diri karena memang sudah fitrah. Naluri ini akan muncul dan berkibar karena ada stimulus dari faktor luar (lingkungan).


Sistem kapitalisme dewasa ini menjadikan uang dan kemewahan sebagai parameter kebahagiaan dan kesenangan. Walhasil, eksistensi diri mereka bergejolak. Mereka memenuhi naluri ini dengan cara yang salah.


Padahal, saat naluri tidak dipenuhi, hanya akan menimbulkan kegelisahan, bukan kematian. Namun sangat disayangkan banyak orang mengambil jalan pintas demi memenuhi naluri ini, tak sedikit bahkan yang menghalalkan segala cara. 


Bila kita amati, kesalahan dalam memenuhi naluri ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni hilangnya kontrol, baik pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara.


Kontrol pribadi, yaitu saat orang mampu memutuskan sesuatu perkara sesuai pemahamannya. Manusia dikaruniai akal untuk berpikir dan memilih yang benar dan yang salah. Remaja pelaku pembunuhan kehilangan kemampuan akal dan tidak mampu berpikir jernih. Di sisi lain, kontrol pribadi lepas karena tipis atau hilangnya keimanan. Keimanan yang kendor dapat pula memengaruhi pemahaman. Keimanan ini tak pernah lepas dari agama. Ajaran agama akan memberikan petunjuk bagi seseorang tentang benar dan salah. Jikalau sampai ada yang tidak memahami ini, berarti ia telah meninggalkan dan menanggalkan agama sebagai kontrol pribadinya.


Adapun kontrol keluarga, pendidikan dan pengasuhan anak amatlah memengaruhi tumbuh kembang anak, baik fisik, perilaku, dan akalnya hingga mereka memasuki fase baligh. Dari rumahlah, anak akan ditanamkan keimanan sejak dini. Namun, keluarga saat ini tak berfungsi seperti itu. Sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan telah melekat dalam ranah keluarga. Sehingga, banyak anak yang loss control.


Kontrol masyarakat tak kalah pentingnya. Kepekaan dan kepedulian masyarakat untuk mencegah kemungkaran amatlah penting. Namun, individualisme dan sekularisme juga mencengkeram masyarakat sehingga banyak yang tak peduli dengan perannya sebagai makhluk sosial dan sebagai hamba Allah.


Peran negara adalah faktor krusial. Sebab, negaralah yang mampu menerapkan sebuah kebijakan secara global. Saat ini negara menerapkan sistem kapitalisme.


Kurikulum pendidikan dan pesatnya perkembangan teknologi seharusnya menjadi tugas negara. Saat ini, kurikulum pendidikan sangat mudah berganti, pergantiannya seperti bunglon. Sementara teknologi berkembang begitu pesat, namun edukasi amat lambat. Sedangkan sistem sanksi masih tampak kompromistis.


Maka, menjadi alarm bagi semua pihak, terutama orang tua untuk mewaspadai kriminalitas anak. Saatnya, kaum Muslim meninggalkan sistem kapitalisme yang menjadi faktor penyebab maraknya kriminalitas, terutama kriminalitas anak.

Post a Comment

Previous Post Next Post