Oleh: Mariyam Sundari, S.Sos.I.,C.LQ.,CTrQ.,C.ALA.
(Jurnalis Ideologis)
Geram sekaligus prihatin ketika membaca informasi yang diberitakan dari Sukabumiku.id (2/5/2024), bahwa seorang pelajar usia 14 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) melakukan tindakan kriminal. Pelaku melakukan pembunuhan sekaligus tindakan bejat sodomi terhadap korbannya berinisial MA (6 tahun) asal Sukabumi. Bukan hanya itu, pelaku juga membunuh korban dan membuangnya ke jurang perkebunan.
Sungguh miris saat ini, marak bocah menjadi pelaku kriminal. Kasus seperti ini, bukan sekali saja, namun sudah berkali-kali. Orang tua pasti akan merasa risau dan prihatin, takut kalau putra-putri mereka jadi korban selanjutnya. Lantas, apa yang menjadi penyebab maraknya anak menjadi pelaku kriminal? Jelas, hal ini merupakan gambaran buruknya output dari sistem pendidikan kapitalis liberal yang hanya berasaskan materi dan kebebasan.
Dimana dalam sistem kapitalis saat ini, memang orang tua hanya dituntut sebagai pemberi dan pengejar materi semata. Sebab, memang seperti itulah yang ditanamkan oleh kapitalisme. Jadi, orang tua tidak begitu berperan dalam pendidikan terhadap anak. Apalagi ditambah dengan adanya impitan hidup buah dari kapitalis, seperti masalah ekonomi, sibuknya orang tua dalam mengurus pekerjaannya, sehingga hak pendidikan anak dalam keluarga terabaikan.
Oleh karena itu saat ini, marak terjadi anak sebagai pelaku tindak kriminal. Apalagi sanksi yang diberikan di negeri ini tidak menjerakan, dengan alasan anak di bawah umur. Akibatnya, kejahatan yang dilakukan anak terus saja berulang-ulang. Jelas, butuh solusi terbaik di negeri ini yang menyadarkan umat akan pentingnya pendidikan terhadap anak.
Sepanjang sejarah Islam, terkenal mampu mengatasi semua problema dalam kehidupan, terlebih terhadap anak. Pendidikannya bersumber dari akidah Islam, yang akan melahirkan peserta didik yang berakhlak, beriman, cerdas, dan berkepribadian Islam, bukan mencetak generasi kriminal. Dalam aturan Islam menjadikan keluarga berperan besar terhadap anak, terutama ibu merupakan madrasah awal bagi putra-putrinya.
Islam juga akan menetapkan sanksi yang tegas lagi menjerakan, dengan tidak membedakan usia, jika sudah baligh dan sadar dalam melakukan tindakan kriminal. Yuk! Ganti sistem kapitalis liberal yang menjadikan nasib anak menjadi terpuruk dengan sistem Islam. Jika aturan Islam diterapkan, maka tidak akan ada lagi yang namanya kriminal yang dilakukan anak, serta akan menjadikan umat yang cerdas, aman, sejahtera, dan penuh berkah. InsyaAllah.
Post a Comment