Liburan sekolah telah tiba. PSBB jelang Natal dan tahun baru pun telah dicabut. Liburan ini tentu akan semakin semarak. Sementara sudah berakhirkah masa pandemi?
Indonesia dengan penduduk mayoritas kaum muslim sangat menjunjung tinggi rasa toleransi. Toleransi yang selalu digaungkan antar umat beragama. Tuk saling menghormati agama satu dan yang lainnya.
Dilansir dari republika.co.id. Staf khusus Menteri Agama bidang toleransi, terorisme, radikalisme, dan pesantren, Nuruzzaman, membantah kabar Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan (Kanwil Kemenag Sulsel) telah mencabut edaran tentang pemasangan spanduk ucapan natal dan tahun baru.
"Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan tidak pernah mencabut surat edaran pemasangan spanduk ucapan natal dan tahun baru," ujar Nuruzzaman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (18/12).
FAJAR.CO.ID juga melansir berita; Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Muhammad Cholil Nafis menyebut mengucapkan selamat natal itu boleh.
Namun hal tersebut hanya dalam konteks saling menghormati dan toleransi antar umat beragama.
Pendapat tersebut ia sampaikan di laman twitter pribadinya, Jumat (17/12/2021).
Menurut Cholil, yang tidak boleh dilakukan seorang muslim adalah mengikuti upacara atau rangkaian kegiatan perayaan natal tersebut.
2015 lalu sudah saya jelaskan di media, bahwa fatwa MUI pada 7 Maret 1981 itu mengharamkan ikut upacara merayakan Natalan,” pungkasnya.
Menilik aneka wacana yang disampaikan oleh pejabat negeri. Umat muslim dibuat semakin jauh dari pemahaman Islam.
Hal ini telah menuai kontroversi dari lapisan masyarakat, namun pejabat negeri tetap saja pada keputusannya.
Hari raya umat muslim adalah hari raya idul fitri dan idul adha. Dimana pada hari itu umat musim bergembira menyambut hari dengan penuh suka cita. Setelah umat Islam berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan maka pada tanggal 1 Syawal akan merayakan idul fitri dengan menjalankan solat idul fitri berjamaah di masjid atau lapangan. Saling bergembira di hari itu dengan ucapan tahniah (selamat bergembira) kepada sesama muslim.
Demikian pula di hari raya idul adha. Umat muslim kembali solat idul adha berjama'ah. Diadakan pemotongan hewan kurban sebagai wujud keimanan kepada Allah. Sebagai rasa syukur atas segala nikmat yang dianugerahkan untuk umat muslim. Dimana daging pemotongan hewan kurbannya boleh dibagikan ke seluruh masyarakat termasuk kepada non muslim. Inilah salah satu bentuk toleransi Islam. Bukan ikut dalam mengucapkan tahniah di perayaan natal dan tahun baru Masehi.
Umat Islam mempunyai tahun baru tersendiri yaitu tahun baru Hijriyah.
Tahniah (ucapan selamat) adalah sebuah keyakinan kepada sesuatu. Tahniah atas prestasi yang anda raih. Tahniah atas jabatan baru yang tengah diemban, semoga amanah. Itu artinya kita meyakini bahwa dia berprestasi. Yakin bahwa dia memperoleh jabatan baru. Maka ucapkanlah natal dan tahun baru Masehi tidak dibenarkan dalam Islam.
Padahal sudah jelas bahwa tujuan dari Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya.
Dalam Islam telah jelas dikatakan bahwa adanya larangan tasyabbuh bil-kuffaar (menyerupai orang-orang kafir)
Ùˆَاعْبُدُوا اللَّÙ‡َ ÙˆَÙ„َا تُØ´ْرِÙƒُوا بِÙ‡ِ Ø´َÙŠْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS. An-Nisaa' : 36)
ÙˆَÙ„َÙ†ْ تَرْضَÙ‰ عَÙ†ْÙƒَ الْÙŠَÙ‡ُودُ Ùˆَلا النَّصَارَÙ‰ ØَتَّÙ‰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ْ Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ُدَÙ‰ اللَّÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ الْÙ‡ُدَÙ‰ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ اتَّبَعْتَ Ø£َÙ‡ْÙˆَاءَÙ‡ُÙ…ْ بَعْدَ الَّØ°ِÙŠ جَاءَÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ Ù…َا Ù„َÙƒَ Ù…ِÙ†َ اللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَÙ„ِÙŠٍّ Ùˆَلا Ù†َصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 120)
Nasrani menggunakan lonceng untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah. Yahudi menggunakan terompet untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah. Majusi menggunakan api untuk memanggil jama'ahnya ketika beribadah.
Dan pada jam 00.00 WIB malam tahun baru, sebagian umat Islam menggunakan ketiganya dalam satu waktu. Lonceng berbunyi, terompet berbunyi, dan kembang api dinyalakan.
Maka malam itu menjadi penganut tiga agama, Nasharani, Yahudi & Majusi. Malam itu terompet-terompet ditiup oleh bibir-bibir muslimin sebagai tanda kemenangan bagi kaum kufar. Na'udzubillah..
Maka benarlah apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW 14 abad yang lalu, dari Abu Sa'id Al Khudri,ia berkata:
Rasululah bersabda,
"Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk (mengikuti) ke dalamnya. Mereka (para sahabat) bertanya:
Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi dan Nasrani.?
Lalu beliau berkata, Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu 'Umar, Nabi saw bersabda,
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka". (HR.Ahmad 2:50 dan Abu Daud no.4031)
Rasulullah saw bersabda,
"Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami".
(HR. Tirmidzi no. 2695)
Tiada kemuliaan tanpa penerapan syariah Islam, tiada kebahagiaan hakiki tanpa adanya aturan Allah secara sempurna.
Saatnya masyarakat taat kepada Allah SWT, saatnya mematuhi seluruh perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Agama Islam sebagai agama yang paripurna dan telah Allah ridhoi untuk seluruh umat manusia di muka bumi.
Wallahu a'lam bishshowwab.
Post a Comment