Oleh: Ermawati (Pemerhati Umat dan Pendakwah Ideologis)
Kelangkaan minyak goreng di Indonesia masih terus terjadi. Ketersediaan di berbagai warung hingga toserba sampai saat ini masih sulit ditemukan.
Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair), Rossanto Dwi Handoyo, S.E., M.Si., Ph.D. menyebutkan bahwa kelangkaan minyak goreng di pasaran tidak terlepas dari mekanisme penawaran dan permintaan.
"Minyak goreng merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Berdasarkan IHK (Indeks Harga Konsumen) Indonesia, minyak goreng memiliki kontribusi yang besar. Hal tersebut karena minyak goreng merupakan salah satu barang yang dikonsumsi masyarakat setiap harinya. Bobot terhadap inflasinya juga cukup tinggi," ucap Rossanto, dikutip dari laman resmi Unair. detik.com, Jakarta (26/2/2022)
Bagaimana mungkin kelangkaan ini bisa terjadi sedangkan Indonesia merupakan negara dengan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
Dengan kelangkaan minyak goreng ini membuat harga minyak goreng di pasaran menjadi melambung tinggi. Ini semua membuat rakyat kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya untuk membeli minyak goreng. Belum lagi ditambah harga-harga sembako lain yang ikut naik.
"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, dimana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (Riwayat Muslim)
الْقَاسِمَ بْنَ مُخَيْمِرَةَ ، أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا مَرْيَمَ الأَزْدِيَّ أَخْبَرَهُ ، قَالَ : دَخَلْتُ عَلَى مُعَاوِيَةَ ، فَقَالَ : مَا أَنْعَمَنَا بِكَ أَبَا فُلَانٍ ، وَهِيَ كَلِمَةٌ تَقُولُهَا الْعَرَبُ ، فَقُلْتُ حَدِيثًا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” مَنْ وَلَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا مِنْ أَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَاحْتَجَبَ دُونَ حَاجَتِهِمْ وَخَلَّتِهِمْ وَفَقْرِهِمُ احْتَجَبَ اللَّهُ عَنْهُ دُونَ حَاجَتِهِ وَخَلَّتِهِ وَفَقْرِهِ ، قَالَ : فَجَعَلَ رَجُلًا عَلَى حَوَائِجِ النَّاسِ
“Dari Yahya bin Hamzah, Ibnu Abi Maryam menuturkan kepadaku, Al Qasim bin Mukhaymirah bahwa Abu Maryam Al Azdi mengabari kepadanya : ‘Aku pernah datang kepada Mu’awiyah’. Lalu ia berkata: ‘Kedatanganmu adalah nikmat bagiku wahai Abu Fulan’. Memang demikian sanjungan yang biasa diucapkan orang Arab. Lalu aku menyampaikan kepadanya hadits yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam: ‘Barangsiapa yang ditakdirkan oleh Allah Azza Wa Jalla untuk menjadi pemimpin yang mengemban urusan kaum muslimin, lalu ia menghindar dari kebutuhan, kekurangan dan kefaqiran rakyatnya, Allah pasti akan menutup diri darinya ketika ia kekurangan, membutuhkan dan faqir‘. Abu Maryam lalu berkata: ‘Lalu Allah pun menjadikan Mu’awiyah orang yang memperhatikan kebutuhan rakyat'”
Waallahu 'alam bishawab
Post a Comment