Definition List

Bayangan Stunting Menghantui Bonus Demografi 2030

Pilarmabda.com

Oleh: Aghniarie (Penulis)


Tahun 2030 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Bonus demografi adalah fenomena penduduk usia produktif yang sangat banyak. Menurut dari data BPS di tahun 2019 penduduk usia produktif Indonesia masih mendominasi. Usia produktif adalah sekitar 15 sampai 64 tahun presentasinya di tahun 2019 mencapai 67,6% sedangkan usia belum produktif hanya sekitar 26-27%.


Tetapi apa yang akan terjadi apabila bonus demografi tersebut dibayang-bayangi oleh angka stunting yang masih sangat tinggi?


Meskipun pemerintah telah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting hingga di bawah 14%. Bisakah harapan tersebut diwujudkan dalam kendali sistem kapitalisme?


Bayangan Stunting


Kemenkominfo, Wiryanta, menyatakan bahwasanya bonus demografi telah menjadi perhatian penting bagi pemerintah. Menurutnya sesuai dengan sensus penduduk 2020 struktur atau komposisi demografi terbesar Indonesia berada pada generasi Z, yang memiliki jumlah 27,9% kemudian disusul oleh generasi milenial dengan jumlah 25,8% dari populasi penduduk Indonesia. Hal itu bisa menjadi kekuatan luar biasa dalam mendukung cita-cita Indonesia emas, serta bisa memasukkan Indonesia dalam jajaran empat besar negara dengan memiliki ekonomi yang kuat.


Demikian juga menurut Widiono, Kepala perwakilan BKKBN provinsi Jawa Tengah, yang menyatakan bahwa stunting perlu dicegah, karena dampaknya bisa sangat merugikan Indonesia, dampak dari stunting adalah anak stunting akan menjadi lebih pendek dibanding dengan anak seusianya yang lain, kemudian mengenai kecerdasan, kecerdasan anak stunting lebih sedikit dari pada anak normal. Bahkan anak dengan kendala stunting saat dewasa bisa lebih mudah terkena penyakit degeneratif, semisal hipertensi dan diabetes. (kompas.com, 9/6/2022)


Itulah yang menjadi kerugian serta membahayakan generasi mendatang juga negara. Generasi stunting yang terganggu kesehatannya akibat dari kekurangan gizi dan nutrisi akan menjadikan kualitasnya rendah. Sehingga bonus demografi yang dimiliki negeri ini malah menjadi masalah dan malapetaka bukan keberkahan.


Dari data yang ada angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi yaitu sebesar 24,4%, angka ini masih berada di atas angka yang ditoleransi oleh WHO yaitu di bawah 20%. Penyebab generasi Indonesia mengalami angka stunting yang tinggi akibat dari kurang gizi dan anemia pada remaja putri saat sebelum menikah sehingga ketika hamil pun menghasilkan anak stunting. Hal tersebut merupakan dampak dari masalah kelaparan dan kemiskinan di negeri ini.


Penyebab Masalah Stunting


Dr. Arum Harjanti, seorang pengamat masalah perempuan, keluarga dan generasi, menuturkan bahwasanya agar bisa menurunkan stunting harus ada aksi yang nyata untuk menghapus kemiskinan bukan hanya konsolidasi. Karena stunting biasanya terjadi pada keluarga miskin dengan segala permasalahan kehidupan mereka. Mulai dari sulitnya membangun sanitasi yang baik, mengakses air bersih, layanan kesehatan hingga pendidikan.


Meskipun pemerintah telah meluncurkan beraneka ragam program demi menurunkan prevalensi angka stunting, nyatanya hal tersebut tidak cukup mampu menurunkan stunting apalagi menyelesaikan dampak besarnya. Meskipun program tersebut dapat membantu namun jauh dari menyentuh akar masalah stunting yaitu kemiskinan.


Karena angka stunting tidak akan bisa lenyap apabila masalah pokoknya tidak terurai, dampak lanjutannya akan menghasilkan generasi yang jauh dari sehat apalagi cukup gizi. Untuk itu negara mempunyai peranan pokok dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya, dan tidak akan mungkin bisa mewujudkan generasi yang cerdas ketika pendidikan belum bisa merata, apalagi dibayang-bayangi dengan masalah stunting.


Kemiskinan yang menjadi pokok permasalahan stunting bukanlah karena kurang keberuntungan. Ketika menganalisa secara mendalam kemiskinan yang terjadi pada alam kapitalisme sesungguhnya adalah kemiskinan yang tersistem akibat rusaknya sistem dan kepemimpinan yang dimiliki oleh sistem kapitalistik.


Seperti halnya Indonesia yang merupakan negara dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah. Sangat disayangkan rakyat yang merupakan pemilik kekayaan tersebut tidak dapat menikmatinya. Karena hasil dari kekayaan alam itu malah masuk ke kantong-kantong para kapital yang beringas dengan kebijakannya yang sangat culas, dengan menggaet para penguasa boneka. Penerapan sistem kapitalisme yang menghasilkan kebijakan kapitalistik, menciptakan penguasa yang mengabaikan kewajibannya kepada rakyat. Yang harusnya menjadi pelayan rakyat malah mengurusi kepentingan korporat.


Solusi Solutif dari Problem Stunting


Untuk mendapatkan solusi yang mampu menyelesaikan permasalahan stunting hingga ke akarnya tidak bisa diserahkan kepada sistem kapitalisme. Sistem yang telah nyata gagal dalam mengurusi urusan rakyat dan negara salah satunya adalah gagal dalam memberi solusi stunting.


Untuk itu diperlukan open mind dari para penguasa serta seluruh rakyat negeri ini untuk mengambil solusi lain. Solusi yang telah digariskan dalam Islam yang merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk negeri ini. Solusi yang tidak hanya berlaku untuk kaum muslimin tetapi untuk seluruh umat manusia, muslim dan non muslim. Karena Islam adalah agama yang diturunkan oleh zat pencipta manusia dan alam raya. Berikut ini akan diulas bagaimana Islam mampu memberikan solusi dari permasalahan pelik stunting bahkan mencegah terjadinya kembali stunting.


Pertama, ketika negeri ini mengambil solusi Islam untuk menyelesaikan permasalahannya salah satunya terkait stunting. Negara wajib menerapkan sistem politik dan ekonomi yang berbasis syariat Islam. Negara juga wajib mengelola sumber daya alam serta mengatur kepemilikan umum menggunakan sistem Islam. Negara juga wajib memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya.


Kedua, negara mempunyai kewajiban lain yaitu membuka lapangan kerja yang dapat mencukupi para ayah sebagai kepala keluarga untuk bekerja. Sehingga dapat memberi asupan gizi dan nutrisi yang layak untuk keluarganya.


Ketiga, negara wajib meriayah (mengurus) seluruh kebutuhan rakyat, salah satunya adalah membangun infrastruktur publik secara lengkap. Seperti, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan juga kesehatan supaya seluruh warga negara bisa menikmati pelayanan yang baik, gratis, dan berkualitas. Apabila sistem Islam yang diterapkan, negara tidak akan mungkin bisa kekurangan anggaran karena pos pemasukan dalam negara Islam memiliki banyak sumber. Diantaranya adalah pengelolaan SDA, barang tambang, zakat, jizyah, kharaj, fa'i, dan sebagainya.


Dengan beralih kepada sistem Islam yaitu mengubah paradigma dan fungsi peranan negara sesuai dengan aturan Islam. Maka masalah stunting, maupun kemiskinan, serta kelaparan akan dengan mudah terurai secara tuntas hingga ke akar. Sistem kapitalisme adalah sumber permasalahan dalam menyejahterakan rakyat, selama sistem ini masih digunakan maka masyarakat tidak akan bisa meraih kesejahteraan secara menyeluruh. Mengharapkan generasi sehat, cerdas, bertakwa, dan bersih hatinya hanya sebuah angan-angan yang tidak mungkin bisa digapai. Sejarah telah mengukir catatan emas bahwa Islam mampu mewujudkan generasi yang cemerlang dan berkualitas.


Karena dalam sistem Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, tumbuhnya generasi yang gemilang sangatlah penting hal tersebut termaktub di dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 9 yang artinya: 


"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."


Itulah tuntutan syariat Islam, yang tidak memperbolehkan dalam meninggalkan generasi penerus yang lemah aqidahnya akalnya, ilmunya, ibadahnya, fisiknya, ekonominya, dan lain sebagainya. Karena generasi muda lah yang akan membangun dan mengisi peradaban Islam sebagai mercusuar dunia. Kehilangan generasi muda yang takwa dan tangguh adalah sebuah malapetaka besar yang harus dihindari.


Wallahu'alam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post