Oleh: Ermawati
(Pemerhati Umat dan Pendakwah Ideologis)
Berbagai problematika yang dihadapi rakyat saat ini memang mau tidak mau harus dijalankan dan rakyat juga harus bisa menjalankan, walaupun dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan negara semuanya tidak ada yang menguntungkan.
Setiap individu di dalam kehidupan kapitalis mereka dipaksa untuk bisa mencukupi kebutuhannya sendiri.
Karena peran negara di dalam kehidupan ini kurang. Mereka lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Yaitu mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan juga lebih mengutamakan untuk mempertahankan jabatannya. Sistem kapitalis sangat berpengaruh pada masyarakat, dalam kehidupan bertetangga misalnya, mereka melihat keadaan yang kita miliki, seperti harta, rumah, bahkan kendaraan yang dimiliki.
Karena sebagian masyarakat kita sudah tercekoki gaya hidup kapitas menilai segalanya dari materi yang kita miliki padahal di hadapan Allah kita semua sama, yang membedakan kita hanyalah iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.
Sistem ini juga yang telah membuat jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin amat terasa. Dalam bertetanggapun akhirnya mencari mana yang bisa membawa nilai keuntungan mana yang tidak.
Jika di dalam kehidupan bermasyarakat saja sudah begini bagaimana rakyat akan berpikir maju dan cerdas, agar negara bisa bangkit dari keterpurukan dan kesengsaraan serta menumbuhkan kehidupan yang damai dan sejahtera.
Diakui atau tidak, sistem ini jelas diambil dan diadopsi oleh negara kita. Sedangkan masyarakat yang tak mengerti menerima saja semua yang diberikan, tanpa berpikir dan melihat pantaskah negara kita ini menerima dan membebek mengingat mayoritas penduduk di negeri ini Muslim.
Dengan gempuran dari segala aspek kehidupan; food, fesyen, tontonan, pendidikan, perekonomian, bahkan sampai titik paling tinggi yaitu pemerintahan. Dan itu semua dijajah oleh kapitalis demi menghancurkan umat Islam, terutama generasi muda agar remaja disibukkan dengan berbagai hal yang tak ada manfaatnya, hanya merusak, dan menciptakan Islamofobia dikalangan remaja dan masyarakat. Akhirnya membuat mereka merasa takut dengan agamanya sendiri, dengan demikian semakin hari kian bertambah kuat dan kental pemikiran mereka terhadap Islamofobia.
Terutama para remaja yang sudah dengan bebas dan berani mengikuti gaya kapitalis yang tidak malu, takut, ataupun merasa berdosa. Dampak dari kerusakan generasi muda adalah rusaknya moral dan akidah umat, pun kehormatan yang dijadikan permainan yang di anggap biasa dan lumrah sehingga menyebabkan Perjinahan tumbuh subur di dalam masyarakat.
Rasulullah saw. pun mendoakan keburukan terhadap para penguasa khianat atau pemimpin yang tidak amanah, yang menyusahkan rakyatnya:
اللَّهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ
"Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia membuat mereka susah, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia." (HR Muslim)
Sayangnya, para pembenci Islam akhir-akhir ini makin gencar mengkriminalisasi Khilafah. Padahal Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam, hukum dan peradaban Islam yang agung. Mereka ini tak lebih dari kalangan Islamofobia. Mereka amat takut jika Islam bangkit kembali, Khilafah Islam yang agung tampil kembali menggantikan peradaban sekuler yang terbukti rusak dan merusak. Karena itu mereka terus-menerus mendiskreditkan Khilafah. Semoga kita selalu waspada dan tidak terpedaya.
Allahu a'lam bish-shawab.
Post a Comment