Oleh: Herlina
Dilansir dari kompas.com, harga telur ayam ras dalam beberapa waktu terakhir terus merangkak naik, dari sebelumnya di kisaran Rp 28.000 per kilogram menjadi Rp 31.000 per kilogram.
Adapun kelangkaan bahan baku pakan ternak menjadi salah satu faktor kenaikan harga telur di pasaran. Kelangkaan bahan baku pakan ternak mengakibatkan tingginya harga pakan ayam tersebut.
Dari berbagai faktor yang dideteksi, Brigjend Wisnu Hermawan (Kasatgas Polri) mengatakan pihaknya tengah melakukan beberapa langkah untuk mencegah kenaikan harga tersebut. Dengan mencari solusi permasalahan yang terjadi di masyarakat. (liputan6, 23/05/2023).
Memprihatinkan, padahal telur adalah salah satu makanan berprotein yang banyak dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah (masyarakat miskin). Sehingga, kenaikan harga telur ini menjadi salah satu beban rakyat, terlebih rakyat dengan ekonomi menengah ke bawah. Maka, diharapkan solusi untuk penyelesaian masalah ini pun harus tepat dan tuntas.
Tidak bisa dipungkiri, dengan kasus serupa yang berulang diduga lambatnya antisipasi penguasa perihal pengendalian harga telur. Penyelesaiannya pun tidak mengubah akar masalah. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan dalam mengganti paradigma pengelolaan pangan dari Kapitalisme menjadi islami. Karena, sistem Islam sesuai fitrah manusia.
Hanya dengan penerapan Islam secara keseluruhan dalam sistem pemerintahan Islam (Khilafah), dapat memberikan solusi tuntas bagi problematika kehidupan manusia. Rasulullah Saw bersabda, "Imam (Khalifah) adalah pengurus dan bertanggung jawab terhadap rakyat yg diurusnya." (HR Muslim dan Ahmad).
Wallahu'alam bisshowwab
Post a Comment