Oleh : Ai Siti Khodijah
Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah
Iduladha merupakan salah satu perayaan kaum muslimin yang dilaksanakan pada bulan Dzulhijah. Di balik itu terjadi kisah Nabi Ibrahim dan anaknya (Nabi Ismail) yang membuat masyarakat kagum akan ketaatan dan keikhlasan mereka.
Allah Swt. menetapkan pada saat Iduladha menyeru umatnya untuk berkurban (bagi yang mampu) pada tanggal 10 Dzulhijah, sesudah wukuf di Arafah (9 Dzulhijah). Sebagaimana Ummul Mukminin ‘Aisyah ra. mengatakan, “Bahwa hari Arafah (yaitu 9 Dzulhijah) itu adalah hari yang telah ditetapkan oleh Imam (khalifah), dan hari berkurban itu adalah masa Imam (khalifah) menyembelih kurban.”
Namun kenyataannya, pada saat ini ada perbedaan dalam penetapan 1 Dzulhijah, karena faktor menentukan pengambilan dalil dalam rukyatul hilal. Ini menyebabkan umat Islam selalu kebingungan dalam menentukan pilihan tentang Iduladha atau pun Idulfitri yang selalu berbeda. Sejauh ini pemerintah pun telah menyadari potensi perbedaan ini dan menyarankan agar toleransi terhadap perbedaan.
Beginilah dampaknya kaum muslim ketika tidak ada junnah (seorang pemimpin yang bisa mempersatukan umat). Maka, akan terus terjadi perbedaan.
Hadis yang berasal dari Husain bin Harits al-Jadali, yang menyampaikan, “Bahwasanya Amir Makkah (Wali Makkah) berkhutbah dan menyatakan, ‘Rasulullah saw. memerintahkan kita agar memulai manasik (haji) berdasarkan rukyat. Apabila kita tidak melihat (rukyat) nya, sementara dua orang yang adil menyaksikan (munculnya hilal), maka kita harus memulai manasik dengan kesaksian dua orang tersebut." (HR. Abu Daud)
Hadis tersebut menunjukan bahwa penetapan pelaksanaan rangkaian haji ditentukan oleh Amir Mekah, termasuk wukuf di Arafah sehingga seluruh negeri seharusnya mengikuti penetapan penyembelihan hewan kurban. Oleh karena itu, kaum muslim di seluruh dunia wajib merayakan Iduladha secara serentak pada hari yang sama, yaitu pada saat ketika jemaah haji tengah melakukan penyembelihan kurban (pada hari ke-10 Dzulhijah) dan bukan pada awal Hari Tasyrik.
Maka dari itu, seharusnya tidak ada terjadi perbedaan pada menetapkan Iduladha.
Pemimpin Islam akan memastikan dan menentukan keputusan yang sesuai dengan hukum syarak. Dengan Islam lah permasalahan ini bisa teratasi. Islam akan menetapkan mana permasalahan yang boleh berbeda dan mana yang harus sama. Karena hanya ada satu pemimpin yang akan mengeluarkan kebijakan, sehingga semua umat dimana pun tunduk dan patuh terhadap kebijakan tersebut.
Maka, penerapan sistem Islam saat ini sangat dibutuhkan. Sistem sahih yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, dan telah terbukti selama 13 abad berkuasa di dunia.
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment