Oleh : Iyar
Aktivis Muslimah
Jurnal.soreang.iduladha 2023/1444 hijriyah sebentar lagi akan kita jelang sebagai mana Idulfitri yang telah kita lewati.
Penentuan tanggal Masehi nya akan diliputi perbedaan pendapat. Kalau kita perhatikan kalender yang sudah beredar umumnya menempatkan hari raya Iduladha di hari kamis legi 29 Juni 2023. Artinya tanggal 1 Dzulhijah 1444 H dimulai dari hari Selasa pahing 20 Juni 2023 kata Sekertaris umum MUI Kabupaten Bandung, Harri Yuniardi di ruang kerjanya, Senin 5 Juni 2023. Perhitungan tersebut sudah benar jika menggunakan sistim hisab tahqiqi atau kontemporer yang selanjutnya menerapkan kaidah imkanur rukyah MABIMS yang telah diperbaharui. Kriterianya yaitu tinggi hilal 3° dan sudut elongasi 6.4° maksudnya jika ketinggian hilal setelah ijtima minimal 3° dan elongasi 6.4° maka terlihat atau tidak terlihat hilal (karna mendung atau atmosfer kotor) maka malam itu sudah dinilai sebagai bulan baru, ujar dosen UIN sunan gunung djati ini.
Namun, persoalan akan muncul jika perhitungan menggunakan sistim hisab taqribi. Seperti kitab sulam al nayi rain yang banyak digunakan di pesantren-pesantren tradisional wilayah Jawa Barat.
Dengan menggunakan perhitungan tersebut akan di dapatkan hasil ketinggian hilal 03°49'43.19, "Yang mana hitungan tersebut sudah mencapai kriteria imkanur rukyah walaupun tanpa mempertimbangkan elongasi bulan_matahari," katanya sehingga dengan perhitungan tersebut akan ada yang menyimpulkan bahwa awal bulan Dzulhijjah di mulai dari hari Senin legi 19 Juni. Sehingga menetapkan hari raya Iduladha pada hari Rabu kliwon 28 Juni 2023, sehari lebih cepat dari hasil perhitungan tahqiqi katanya.
Perbedaan penentuan hari raya seringkali terulang akibat tidak adanya perisai pemersatu umat. Persoalan selalu ada dan diadakan untuk kaum muslim berbeda-beda, tapi di situ diuji keseriusan kita untuk menjelaskan kebenaran dan meluruskan tapi tidak membuat perpecahan. Tugas yang sulit tapi inilah kita di tuntut harus terus belajar agar dapat menyatukan umat di dalam sistem yang menyatukan yaitu sistem Islam.
Hilangnya kepemimpinan Islam di seluruh dunia, membuat kaum muslim terpecah belah selama belum ada kepemimpinan Islam. Maka perbedaan yang tak perlu akan terus ada. Kita semakin butuh dengan sistem Islam, dan disinilah penting nya sistem syariat Islam untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia.
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment