Oleh : Feni
Pembelajar Islam Kaffah dan Pegiat Literasi Islam
"Jadilah Pembeli yang Cerdas" mungkin slogan itu yang kini beredar di masyarakat terkait diumumkannya Fatwa MUI Minggu lalu terkait boikot produk Israel. Hal ini tentunya membuat para ibu agak bingung karena sebenarnya yang dicari ibu rumah tangga saat berbelanja bukan karena merk atau apapun, tetapi melihat harga yang lebih ekonomis. Apalagi di zaman sekuler seperti sekarang itu tentu mengharuskan kita sebagai pengatur keuangan rumah tangga harus bisa mensiasati anggaran agar bisa cukup dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Aksi boikot produk zionis ini disinyalir karena produk-produk ini memberi sokongan dana kepada Israel dalam menjajah Palestina.
Dilansir dari sumber CNBC Indonesia, sekertaris Jenderal Asosiasi Penguasa Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) Uswati Leman Sudi mengatakan bahwa aksi boikot produk yang terafiliasi dengan Israel akan menggerus transaksi di pasar modern hingga 50%. Sebab mayoritas barang yang ada dalam boikot tersebut adalah produk pareto. Tetapi Ia juga menjelaskan bahwa dampak terburuk dari aksi boikot ini adalah pengurangan tenaga kerja di sektor manufaktur. Maka sangat jelas aksi boikot ini bukan berdampak baik khususnya kepada rakyat Palestina di sana. Justru sebaliknya malah akan menambah masalah dengan maraknya pengangguran lagi. Padahal jika melihat fakta, produk-produk dengan merek yang diboikot itu telah diproduksi di dalam negeri dan tidak memberikan sumbangan langsung kepada Israel. Tetapi, cara ini tidak efektif karena seruan ini berasal dari suara rakyat bukan dari negara. Sedangkan negara-negara muslim hanya bisa mengecam dan mengecam terhadap aksi penjajahan ini. Tetapi walau bagaimana pun aksi boikot produk Zionis ini perlu diapresiasi, sebagai bentuk dukungan atas perlawanannya kepada penjajahan Palestina.
Dilihat dari sisi perdagangan ekonomi entitas Yahudi ternyata lebih banyak bergantung pada negara-negara non muslim. Maka tidak terlalu berpengaruh terhadap ekspor institusi. Padahal dalam zionis Yahudi bergantung pasokan energi kepada negeri-negeri muslim, seperti Turki. Jika saja negeri-negeri itu bisa menghentikan pasokan itu, mungkin ada dampak positif yang signifikan. Tetapi hal itu mustahil dilakukan karena para penguasa muslim masih menjadi kaki tangan negara -negara Barat.
Lalu apa solusi yang seharusnya dilakukan?
Solusi dalam setiap permasalahan hidup yang hakiki adalah hanya Islam. Sepeti dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 191 yang artinya:
"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu"
Dari ayat ini, Zionis Yahudi harus diperangi dan diusir dari tanah Palestina. Karena tanah Palestina adalah tanah kharaj bagi umat muslim sampai kiamat pun. Maka sampai kapan pun tanah Palestina harus dipertahankan terus menerus oleh kaum muslim dan jangan sampai jatuh ke tangan Israel. Seperti dulu aksi Salahuddin Al Ayubi dalam merebut kembali tanah Palestina dari pasukan salib. Maka yang dibutuhkan rakyat Palestina adalah dengan tegaknya khilafah Islamiyyah. Karena dalam sistem pemerintahan ini adalah perisai bagi seluruh umat. Maka sang Khalifah akan mengirim pasukan untuk melawan kaum zionis Yahudi dan mengusir mereka di tanah Palestina. Sehingga tidak akan terjadi lagi pembantaian yang terus menerus kepada rakyat Palestina oleh zionis Yahudi. Hanya itu yang dibutuhkan Palestina saat ini. Aksi nyata dalam jihad bukan hanya bantuan secara moril maupun materil saja.
Wallahu'alam bissawab
Post a Comment