Definition List

Rohingya Malang yang Diabaikan


Oleh: Kayyisa Naswa Allya

Pelajar


Ratusan pengungsi Rohingya yang mendarat di Desa Lapang Barat, Kabupaten Bireuen, Aceh, telah dipindahkan ke penampungan sementara di eks-kantor imigrasi di Kota Lhokseumawe pada Selasa malam, semula sebanyak 256 pengungsi Rohingnya di sana rencananya akan ditolak warga kembali ke laut, setelah mereka mendarat. "Rencana dari kemarin, sudah sepakat boat (perahu) mereka yang rusak kami perbaiki, kemudian kami bawa kembali pulang ke negeri asalnya," kata Mauliadi, salah seorang kepala desa di Kecamatan Gandapura, kepada wartawan Muhammad di Kabupaten Bireuen yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (21/11).

Disamping warga yang menolak kehadiran pengungsi Rohingya,  setali tiga uang pemerintah pun menolak kehadiran pengungsi Rohingya. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menyatakan bahwa Indonesia tidak berkewajiban menerima pengungsi Rohingya sebab Indonesia tidak ikut meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951. Konvensi tersebut mengakui hak-hak orang yang mencari suaka untuk menghindari penindasan di negara-negara lainnya.

Iqbal menegaskan, “Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi, apalagi untuk memberikan solusi permanen bagi para pengungsi tersebut.” (Tirto, 19-11-2023).

Sungguh menyedihkan, padahal etnis Rohingya adalah suku asli yang menetap di negara bagian Rakhine Myanmar. Namun, pemerintah Myanmar sungguh bersikeras menyatakan bahwa mereka adalah pendatang baru dari sub kontinen India. Terlebih, karena etnis Rohingya dipandang sebagai pemeluk agama Islam. Sehingga, mereka tidak diakui di negaranya sendiri dan berujung pada genosida. Akhirnya, tak ada satupun untuk saat ini negara yang dapat menolong mereka. Para pemimpin negeri-negeri muslim cenderung memalingkan muka daripada menolong mereka termasuk Indonesia

Begitu pun dengan lembaga-lembaga Internasional seperti PBB, tidak mampu menjadi solusi penyelesaian atas penderitaan Rohingya, ataupun umat muslim lainnya. Mereka hanya mampu berkomentar, dan menunjukkan fakta-fakta penderitaan yang tengah terjadi. Pada akhirnya mereka pun hanya sebatas menjadi penonton yang berharap segala permasalahan segera berakhir.

Inilah gambaran bobroknya Nasionalisme yang selama ini begitu diagung-agungkan. Nyatanya telah meracuni banyak muslim di seluruh negeri. Kaum muslim harus hidup tersekat di balik dinding bernama “negara”. Para pemimpinnya pun tak berkutik dan hanya mementingkan negerinya sendiri.

Rasulullah saw telah mengingatkan, bahwa umat Islam ibarat satu tubuh, ketika yang satu merasa sakit maka yang lain pun merasakannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus senantiasa mengingat nasib saudara kita, bahkan apa yang menimpa saudara mereka. Kini etnis Rohingya yang juga saudara seagama jelas-jelas sedang membutuhkan pertolongan. Namun, dalam sistem pemerintahan saat ini nyatanya tidak dapat terwujud.

Lantas sampai kapan penderitaan Rohingya akan terus terjadi? Sampai kapan mereka menjadi rakyat yang terbuang, terombang-ambing tanpa tujuan. Tentu kita harus berupaya untuk turut menuntaskan problematika mereka.

Permasalahan pengusiran etnis Rohingya menunjukkan pentingnya sistem yang menyatukan umat Islam. Serta pemimpin yang berani mengambil langkah politik dan bersikap tegas terhadap siapa pun yang melakukan penistaan terhadap Islam. Termasuk tegas kepada mereka yang tega dengan sadis menyakiti dan membantai kaum Muslim.

Hal itu hanya bisa dilakukan dengan sistem pemerintahan yang dapat menerapkan syariah Islam secara menyeluruh. Sistem yang menyatukan semua manusia tanpa melihat ras, suku, bangsa dan warna kulit. Semuanya hidup damai dan tenteram di bawah naungannya. Sejarah pun telah mencatat kegemilangan peradaban itu. Dialah peradaban Islam nan mulia. Kehadirannyalah satu-satunya solusi bagi masalah Rohingya. Dan, muslim wajib mewujudkannya kembali di tengah-tengah umat. Jika memang benar kita mengakui bahwa mereka adalah saudara kita.

Wallahu'alam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post