Definition List

Antara Nussa Rara, Radikal dan Bahaya Islam Moderat



Oleh: Lina Annajah

Sudah pada tahu kan film kartun Islami  Nussa? Dan sedihnya harus berhenti tayang gegara pandemi dan juga fitnah  bahwa film ini terindikasi radikal dan intoleran. Jujur, saya pribadi kaget, saat awal membaca beritanya di status seorang ustadz. Di mana letak radikal dan intolerannya? 

ketika scrolling beranda facebook, saya menemukan status share-an dari seorang feminis liberal. Ia menuliskan bahwa Nussa dan Rara mendoktrin  wajibnya memakai hijab sejak kecil. Ada juga yang berargumen karena film Nussa ini di inisiasi oleh ustadz Felix Siauw.

Subhanallah, sebagai orang tua yang merindukan  tontonan yang mendidik tentu kita sedih. Film bermutu, mengedukasi dan memberi teladan yang baik untuk orang tua dan anak harus terhenti.

Dari sini, kita jadi semakin faham, bahwa bukan hal yang mustahil di sistem saat ini sesuatu yang islami akan dikait-kaitkan  dengan hal-hal yang dianggap aneh, tidak sesuai dengan  adat bahkan  dijust menyimpang. Walaupun hanya sebuah film kartun. Benar kata Rasulullah Shalallahu'Alaihi Wasallam, bahwa: 

"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Artinya butuh keistiqomahan, kesabaran dalam memegang Islam dan mendakwahkannya. Sebab masih banyak yang merongrong terhadap dakwah Islam. Terlebih bila Islam bangkit dan menjadi aturan hidup di muka bumi ini. 

Mereka akan terus memonsterisasi ajaran-ajaran Islam. Sehingga umat Islam sendiri phobia terhadap agama nya. Lantas mereka yang tidak suka dengan Islam ini sebenarnya siapa? 

Allah Subhanahu Wata'ala menjelaskan di dalam al-Qur'an: 

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak pernah ridho kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (TQS al-Baqarah [2]: 120). 

Jadi jelaslah bahwa ada orang-orang yang tidak akan pernah suka kepada Islam. Sampai-sampai menginginkan umat Islam agar sedikit demi sedikit mengikuti  mereka (Yahudi dan Nasrani).

Apalagi bila melihat kebangkitan Islam semakin menggelinding bak bola salju, orang kafir Barat dan antek-anteknya kejang- kejang  kepanasan dan berupaya keras untuk menghalangi. Hal ini bisa kita lihat dari derasnya opini yang mereka gencarkan. Seperti memframing Islam Radikal vs Islam moderat.

Radikal menurut bahasa artinya mengakar kuat. Jadi Islam radikal bila didefinisikan menurut arti dasarnya, yakni Islam yang sangat kuat berpegang teguh pada prinsip. Tidak goyah atau mengakar. Berarti sebenarnya radikal itu bagus ya?

Namun ternyata istilah ini didiskreditkan atau dipelintir maknanya menjadi konotasi yang buruk. Bahwa Islam radikal adalah Islam yang keras, intoleran dan kaku.

Kemudian Barat sendiri membuat istilah dengan sebutan Islam moderat yang katanya sesuai dengan keislaman yang ada di Indonesia sehingga Islam moderat ini menjadi pengarusutamaan penguasa. 

Seperti dilansir dari situs IHRAM.CO.ID, JAKARTA  - Ketua Umum (nonaktif) Majelis Ulama Indonesia, KH Ma'ruf Amin. MUI akan tetap menjadikan Islam moderat sebagai arus utama sehingga menjadi metode berpikir dan arah pergerakan organisasi.

"Selama lima tahun terakhir, Dewan Pimpinan MUI menjadikan keputusan Munas sebagai manhaj (metode) MUI sebagai cara berpikir  bergerak," kata Ma'ruf, Kamis (26/11/2020).

Ia mengatakan pengarusutamaan Islam wasathiyah / moderat merupakan kebutuhan mendesak seiring menguatnya radikalisme baik itu kiri seperti liberalisme dan sekularisme ataupun kanan sebagaimana terorisme berkedok agama.

Ma'ruf Amin yang juga Wakil Presiden RI mengatakan Islam moderat adalah cara berpikir yang posisinya tidak terlalu rumit sekaligus tidak terlalu longgar. Islam wasathiyah berada di antara dua kutub ekstrem tersebut. (Republika.co.id)

Apa itu Islam moderat? mengapa bisa muncul istilah moderat? Secara umum pengertian Islam moderat adalah lawan dari Islam ekstrimis atau radikal.

Menurut KBBI, secara bahasa, moderat berarti jalan tengah. Dimana cara pandangnya mudah kompromi dengan paham lain.

Sebagaimana diketahui bahwa awal mula adanya jalan tengah ini bermula dari  

kekecewaan rakyat Barat yang ditindas oleh para penguasanya. Dimana raja mereka mengambil para pendeta/ gerejawan untuk mendoktrin umatnya, dengan doktrin bahwa raja adalah wakil Tuhan di muka bumi. Sehingga raja tersebut bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Hal ini  mengakibatkan terjadinya perdebatan sengit antara masyarakat yang diwakili para cendekiawan dengan pihak pemerintah. Maka diambillah jalan tengah yang  kita kenal dengan sebutan sekularisme (fasludin 'anil hayah) yaitu memisahkan agama dari kehidupan. 

Agama hanya boleh mengatur  hubungan mereka dengan Tuhan, dengan kata lain hanya urusan ibadah saja. Sedangkan urusan kehidupan termasuk pemerintahan tidak boleh diatur oleh agama. Jelas ideologi ini bertentangan dengan fitrah manusia.  Karena seharusnya agama yang benar itu harus mampu meyelesaikan semua persoalan umat manusia  

Istilah Islam moderat mendadak populer di seluruh dunia setelah tragedi WTC 9/11 dengan konteks "war on terorism", perang melawan terorisme yang dilancarkan Amerika Serikat. Istilah moderat pun selalu dihadapkan dengan terorisme, ekstrimis, dan radikal. Istilah - istilah ini sebenarnya Barat sendiri yang membuat.

Islam moderat muncul dari sebuah dokumen lembaga Think tank AS, RAND Corporation yang berjudul Civil Democratic Islam, Partners, Resources, and Strategies, yang ditulis Cheryl Benard pada 2003, dan Building Moderate Muslim Network pada 2007.

Dokumen tersebut mengelompokkan umat Islam pada kutub Islam radikal/fundamentalis, Islam moderat/sekuler, Islam modernis, dan Islam tradisionalis. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa karakter Islam moderat adalah mendukung demokrasi, pengakuan terhadap HAM (termasuk kesetaraan gender dan kebebasan beragama), menghormati sumber hukum yang nonsektarian dan menentang Terorisme. 

Tujuan dari Islam moderat. 

Derasnya arus moderasi Islam  tentu tidak terlepas dari tujuan para antek Barat yang tidak menginginkan Islam kaffah bangkit. 

Barat menyadari betul kebangkitan taraf berpikir umat semakin  kuat dan mengarah kepada perubahan besar yang akan merubah pada tatanan kehidupan yang sesuai dengan ideologi Islam yang sebenarnya. 

Islam menjadi bahaya laten bagi hegemoni Barat sehingga mereka berupaya untuk menjauhkan kaum muslim dari syariat Islam yang benar. Namun jika menyerang secara fisik, mereka sadar pasti akan kalah telak. Maka mereka menyusun siasat busuk. 

Siasat itu adalah memunculkan istilah ekstrimis/ radikal dan moderat. Tujuannya jelas untuk memisahkan mana Islam moderat dan mana Islam taat syariat. Dengan begitu akan memudahkan Barat untuk menyerang umat Islam, dengan cara yang berbeda. Fakta di lapangan menunjukkan Islam yang taat syariat (yang dalam kacamata Barat disebut ekstrimis), diserang dengan hukum dan undang-undang. Sedangkan Islam moderat menurut Barat, diserang dengan diiming-imingi uang dan jabatan. Tidak ada makan siang gratis. Selama umat Islam yang moderat ini masih mau dijadikan alat, maka akan tetap jadi kaki tangan Barat. Namun jika sudah tidak diperlukan, akan diperlakukan sama seperti halnya Islam ekstrimis.

Bahaya Islam moderat

Ketika moderasi Islam itu diakui bertujuan membendung kebangkitan Islam dan strategi yang dibuat by design, tentunya ada bahaya bagi kaum muslimin di dalamnya. Jika kita tilik hakikat moderasi Islam, bisa kita temukan setidaknya ada empat bahaya bagi kaum muslimin.

1. Memecah belah persatuan umat.

Tak dapat dipungkiri bahwa persatuan umat Islam adalah modal kebangkitan. Mengkotak-kotakan umat Islam menjadi empat kelompok adalah untuk mengunggulkan satu kelompok dan menghancurkan kelompok lainnya menggunakan tangan sesama muslim; Menghembuskan kebencian terhadap sesama muslim yang dicap kelompok radikal, hingga umat Islam tak dapat membedakan saudara dengan musuh.

Barat berambisi agar kaum muslimin mau tetap ber-Islam, setidaknya mereka menjadi satu pemikiran yakni sekuler, yang menerima bahkan jika perlu memperjuangkan ideologi, nilai-nilai, dan sistem hidup Barat.

Apalagi diopinikan bahwa Islam radikal adalah biang semua masalah. Baik itu dalam problem kemiskinan, perpecahan, penjajahan Barat di negeri muslim yang menimbulkan perang, selalu disebut sebagai buah dari keberadaan kelompok radikal.

2. Mengancam akidah Islam.

Paham pluralisme yang menganggap semua agama benar, relativisme yang menyatakan tak boleh ada klaim kebenaran. Di Indonesia misalnya istilah kafir dihapus, penolakan untuk merayakan natal bersama disebut intoleran.

Injeksi liberalisme yang mendewakan kebebasan menolak otoritas Allah sebagai pembuat hukum dan penentu nilai. Bahkan ayat konstitusi disebut kalangan moderat lebih tinggi dari ayat suci.

Syariat yang merupakan hukum Allah dan wajib diimani sebagai hukum terbaik dianggap berbahaya dan mengancam kebinekaan. Hal ini jelas meletakkan loyalitas kepada selain Allah dan bertentangan dengan konsep akidah.

Menciptakan Islamofobia dan menjauhkan umat Islam dari Islam.

Narasi kontra terorisme atau saat ini menjadi kontra radikalisme sering memonsterisasi ajaran Islam. Bahkan tak jarang kalangan moderat menyebarkan hoaks soal Suriah seakan-akan kehancurannya diakibatkan kelompok Islam radikal. Padahal yang terjadi di Suriah adalah konflik kepentingan yang dibuat Barat.

3.Menciptakan Islamofobia dan menjauhkan umat Islam dari Islam.

Narasi kontra terorisme atau saat ini menjadi kontra radikalisme sering memonsterisasi ajaran Islam. Bahkan tak jarang kalangan moderat menyebarkan hoaks soal Suriah seakan-akan kehancurannya diakibatkan kelompok Islam radikal. Padahal yang terjadi di Suriah adalah konflik kepentingan yang dibuat Barat.

Menciptakan Islamofobia dan menjauhkan umat Islam dari Islam. Mencegah umat dari kebangkitan. Islam moderat mengebiri ajaran Islam menjadi sekadar agama spiritual sebagaimana agama lainnya. Ia mengebiri aspek politis Islam yang merupakan ideologi dan sistem hidup yang sempurna. Padahal sistem kehidupan berlandaskan akidah Islam memberikan petunjuk hidup terbaik, menjadi solusi bagi setiap problem hidup umat Islam, khilafah, syariat, dakwah, hudud, dll.

Maraknya pengarusan moderasi Islam meski pandemi melanda tentunya bukan tanpa sebab. Dalam banyak statement dan kebijakan pemerintah, ataupun pertemuan tokoh, ulama, atau ormas Islam, memang ide Islam Moderat sengaja diaruskan.

Pengarusan ini sebagai bagian dari kontra radikalisme atau global war on radicalism. Sebagai lanjutan dari agenda global war on terorism.

4. Melanggengkan penjajahan 

Kapitalis Barat yang telah nyata menelan banyak nyawa kaum muslimin, juga merampok kekayaan negeri Islam berdekade lamanya.

Jenis pengusungnya kemungkinan ada dua

Pemimpin yang  mengusung karena buta politik hingga mudah dijebak dan diperalat asing,  pengasong yang mencari penghidupan dengan menjadi antek Barat. 

Walhasil, bisa kita simpulkan bahwa moderasi Islam yang mereka suarakan sejatinya bertentangan dengan Islam sebab akan memecah belah umat dan menjauhkan umat dari kebangkitan. 


Wallahu'alam.

Post a Comment

Previous Post Next Post