Definition List

SKB Wujud Islamofobia

 

Oleh Rita Handayani
Muslimah Pemerhati Umat


"


Demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat dan melaksanakannya." (Joko Widodo). Kata bijak tersebut diungkap tujuh tahun lalu oleh presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sekarang menjadi presiden ke-7 Indonesia. Dan saat ini menjalankan kepemimpinannya di periode ke-2.


Namun sayang, qoute tersebut bertolak belakang kala di lapangan, saat kekuasaan ada di genggaman tangan. Umat Islam yang masih menempati posisi sebagai mayoritas tidak mendapat tempat untuk didengar dan dilaksanakan suaranya. Jika suara umat Islam sebagai rakyat mayoritas di negeri demokrasi tidak didengar dan tidak dilaksanakan. Maka jelas demokrasinya palsu. Lantas suara siapa yang dituruti? 


SKB tiga menteri yang merupakan penyelesaian dari masalah kontroversi seragam sekolah di Padang. Adalah salah satu bukti yang bisa diindra. Alih-alih menjadi solutif, malah menjadi isyarat, wujud dari fobia Islam.


Umat Islam mayoritas di daerahnya dengan budaya juga kearifan lokal yang sudah kental dengan aturan Islam. Bahkan suara umat Islam sebagai umat mayoritas itu sudah terwujud dalam bentuk Perda (peraturan daerah) dan sudah berjalan belasan tahun. Kemudian masih bisa diobok-obok lagi oleh para menteri. Dimana bentuk mendengarkan dan melaksanakan suara rakyatnya?


Pernyataan 3 Menteri dalam aturan yang tertera di SKB (Surat Keputusan Bersama) yaitu pemda maupun sekolah tidak diperbolehkan untuk mewajibkan atau melarang murid mengenakan seragam beratribut agama.


SKB tersebut ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Kompas.com, 05/02/2021)


Sontak, SKB ini menuai polemik dari banyak pihak. Seperti, Ketua MUI Pusat Dr Cholil Nafis, Ia melihat SKB tiga menteri itu wajib ditinjau ulang atau dicabut karena tidak mencerminkan lagi adanya proses pendidikan.


“Kalau pendidikan tak boleh melarang dan tak boleh mewajibkan soal pakaian atribut keagamaan, ini tak lagi mencerminkan pendidikan. Memang usia sekolah itu perlu dipaksa melakukan yang baik dari perintah agama karena untuk pembiasaan pelajar. Jadi SKB 3 menteri itu ditinjau kembali atau dicabut,” kata Cholil di akun Twitternya @cholilnafis, Jumat (05/02/2021).


“Saya sudah pisahkan. Makanya jagan dilarang ketika guru agama Islam mewajibkan jilbab kpd murid muslimnya karena itu kewajiban dari Allah. Pakai sepatu yang kewajiban sekolah saja bisa dipaksakan ko’. Yaopo,”cetusnya. (Hidayatullah.com, 07/02/2021)


Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, "Soal SKB Tiga Menteri, itu bukan masalah besar. Di negara-negara maju, seragam tidak menjadi persoalan, karena tidak terkait dengan mutu pendidikan," kata Mu'ti, kepada Sindonews, Jumat (5/2/2021). (Okenews.com, 06/02/2021)


SKB 3 Menteri ini justru berlawanan dengan tujuan Pendidikan untuk membentuk insan yang bertakwa. Bukannya mendidik menaati agama, malah mendorong kebebasan berperilaku.


Lebih dari itu siswa muslim di daerah minoritas akan terus-menerus dirugikan karena SKB ini tidak mungkin menghapus regulasi daerah yang melarang memakai identitas agama. Jadi, harapan adanya kebebasan berjilbab bagi siswi muslimah Bali dan lain-lain tidak terwujud melalui SKB ini


Ini hanya menegaskan rezim saat ini semakin kentara phobia terhadap syariat Islam. Semakin nyata terlihat lantang suara rezim dan pendukungnya menyuarakan sekularisme (memisahkan Islam dari kehidupan dunia). SKB ini juga merupakan bukti akan permusuhan sistem bangsa ini terhadap Islam.


Setapak demi setapak negeri sekuler akan menghapus syariat Islam bahkan memberangus umatnya. Mulai pemisahan agama dari kekuasaan dan politik, pelarangan materi ajar jihad dan khilafah, perubahan hukum waris, masalah poligami, pelarangan cadar dan celana cingkrang, sekarang masalah jilbab dan kerudung.


Jilbab dan kerudung adalah pakaian penutup aurat bagi wanita muslimah, yang merupakan kewajiban dan cermin keimanan kepada Allah Swt. Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama.


Dengan adanya SKB ini syariat Islam terkait Jilbab dan kerudung terancam. Sama dengan artinya sekularisme telah merenggut hak seorang muslimah untuk bertakwa kepada Tuhannya.


Sebenarnya bahaya dari musuh-musuh Islam yang berbaju seperti, demokrasi dan sekularisme sudah dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya: “Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah salat.” (HR Ahmad 5: 251).


Jika musuh-musuh Allah Swt kuat bersuara lantang menyerukan Kezaliman. Maka umat Islam harus lebih lantang lagi bersuara. Melawan segala bentuk arogansi dan kezaliman penguasa terhadap Islam dan umatnya. Serta menyatukan kekuatan dan langkah untuk meneguhkan tekad dalam menjaga Syariatnya Allah Swt dan kemuliaan umat Rasulullah saw.


Umat Islam adalah umat yang satu. Tidak ada pemisahan agama dari kehidupan dalam Islam juga tidak ada pemisahan agama dari negara. Yang ada adalah kewajiban taat pada syariat Islam secara kaffah. Sebagaimana yang kita ucapkan setiap salat, sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku untuk Allah Swt semata.

Wallahu a'lam bishshawab

1 Comments

  1. Kagak usah paradok soal hijab. Yang perlu di benahi itu pola pikir kita, percuma make hijab kalau hati kita masih ingkar terhadap ajaran Allah SWT

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post