Oleh : Navidatul Marhumah, S.Pd.
Kebijakan pemerintah soal mudik dengan alasan menghentikan virus menjadi polemik. Karena tidak selaras dengan kebijakan lain yang justru melonggarkan perjalanan demi pariwisata. Ditambah kepentingan sekelompok masyarakat menggiring kebijakan mudik menjadi kebijakan tebang pilih yang rentan dilanggar, makin menggerus kepatuhan publik terhadap aturan dan menimbulkan persoalan baru.
Seperti permintaan wakil pesiden ma’ruf amin yang meminta adanya dispensasi bagi santri untuk pulang ke rumah saat lebaran. Permintaan wapres tersebut dinilai aneh oleh pengamat djoko setijowarno, jika pemerintah terlalu banyak memberikan dispensasi sehingga kesannya pemerintah tidak serius untuk mengurangi penyebaran covid-19 di saat mudik. Padahal sudah banyak pihak sepakat, sampai-sampai pengusaha bus yang berdampak besar mau mentaati pemerintah. Justru sekarang tiba-tiba ada permintaan dispensasi dari penguasa.
Beberapa pengamat mengatakan seharusnya pemerintah tidak tebang pilih dalam melaksanakan pengetatan aturan mudik tahun ini serta angkutan pribadi juga harus diperketat pengendaliannya karena aturan larangan mudik yang ada sebenarnya telah memakan korban ekonomi, utamanya dari pelaku usaha di sisi transportasi. Pemerintah dapat belajar dari larangan mudik lebaran 2020 sehingga banyak mobil pribadi atau travel gelap yang memanfaatkan situasi, sedangkan disisi lain pengusaha bus yang memiliki izin operasi malah rugi besar.
Selain itu, keanahen lainnya terjadi pada mitigasi penanganan pandemi yang tidak jelas, hal ini dimulai ketika pernyataan pemerintah yang melarang mudik tanggal 6-17 mei namun akan diperlancar jika mudik sebelum tanggal 6 mei sehingga pemerintah seolah tidak memprioritaskan penanganan wabah. Ketidakjelasan mitigasi ini dapat dilihat dari ambigunya kebijakan pemerintah, disatu sisi melarang mudik tetapi disisi lain tempat berkumpulnya orang seperti mall, perkantoran dan tempat wisata tetap dibuka. Pemerintah seakan lebih memprioritaskan ekonomi dibandingkan penanganan wabah covid-19. Untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi disaat pandemi pemerintah seharusnya bisa mengadopsi konsep ekonomi Islam dan melihat bagaimana cara Rasulullah Saw menangani segala permasalahan pada saat pandemi. Wallahu'alam bisshowwaab.
Post a Comment