Oleh Hayana
Muslimah Pemerhati Umat
Gencatan senjata yang baru saja diumumkan dan dirayakan namun beberapa jam kemudian Zionis Israel kembali menyerang Masjidilaqsa pada Jumat (MNC , 21/05/2021).
Kita tahu bahwa bangsa Yahudi memang suka ingkar janji. Mereka tidak akan menerima kekalahan apalagi memberi Palestina kemerdekaan.
Mereka tidak akan peduli berapa berapa nyawa yang jadi korban yang penting buat mereka tanah Palestina mereka rebut.Bukan lagi alasan keyakinan semata tapi lebih karena politik kepentingan.
Kita tahu sejarahya bahwa tanah Palestina adalah wakaf kaum muslimin. Tiga peristiwa penting yaitu pembebasan dari penjajahan Romawi, perjanjian Umariyah, dan penyerahan kunci gerbang Baitulmaqdis oleh uskup St. Sophronius kepada Khalifah Umar, bukti kedudukannya sebagai tanah kharajiyah milik umat Islam.
Inggris sengaja mendirikan "negara Zionis Israel" untuk menjadi duri dalam daging bagi umat Islam dan untuk melanggengkan penjajahan. Dengan bekerjasama dengan aktor-aktor Zionis mereka sisipkan isu agama agar agendanya mendapat dukungan dari Yahudi di skala Internasional.
Kelemahan internal dalam negara khilafah waktu itu memudahkan mereka meraih apa yang dicita-citakan.
"Ketidak sengajaan" Khilafah Ustmani terlibat dalam Perang Dunia, di pihak blok sentral dengan Jerman yang mengalami kekalahan. Mengakibatkan wilayah Khilafah menjadi rampasan perang dan Inggris membagi wilayah melalui Perjanjian Internasional.
Adanya perjanjian rahasia Sykes-Picot pada tahun 1916 telah memuluskan target pendirian Israel, dan Palestina resmi menjadi wilayah di bawah pengaruh Inggris Dan pada tanggal 2 November 1917 rencana Rothschild dan Herzl mendapat restu untuk mendirikan negara Zionis Israel di Palestina dari kerajaan Inggris dengan adanya Deklarasi Balfour.
Setelah deklarasi itu maka pada tahun 1920, 1921, 1922, 1939, 1940 dan seterusnya migrasi besar-besaran dilakukan bangsa Yahudi ke tanah Palestina. Dan diproklamirkannya negara Israel pada pada tahun 1948. Inilah awal bencana besar penduduk Palestina.
Doktrin "tanah harapan" dan "bangsa pilihan" tertancap disetiap jiwa dan raga bangsa Yahudi. Berbanding terbalik dengan kaum muslim dan sebagian kaum Nasrani yang terikat oleh sejarah perjanjian Umariyah mereka sulit bertahan dan tak terhitung berapa banyak korban nyawa penduduk Palestina sejak Yahudi menjajah di sana.
Sementara kaum muslim di luar Palestina tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya mampu beretorika tanpa solusi. Sebagian mereka turut mengukuhkan penjajahan dan sebagian lagi terjebak dalam propaganda negara-negara besar di bawah komando Amerika dan sekutunya dengan mendukung solusi dua negara.
Bukan itu saja bahkan dunia internasional termasuk negeri-negeri kaum muslim juga termakan propaganda bahwa persoalan Palestina hanya semata masalah kemanusian. Maka hal itu menjauhkan dari solusi tuntas yang justru ada pada ajaran agama Islam.
Jihad dan Khilafah solusi untuk Palestina
Hanya dengan Jihad dan Khilafah masalah Palestina akan tuntas. Karena persoalan Palestina adalah persoalan akidah dan hukum syariat. Selama ini para pemimpin muslim hanya mampu berunding tanpa mampu memberi solusi nyata.
Kaum mukminin meyakini bahwa ujung dari semua ini adalah pasti Palestina akan kembali ke tangan mereka. Mereka meyakini firman Allah dalam QS Al-Isra':4
Disebutkan bahwa mereka akan mengalami kekalahan kedua setelah sebelumnya melakukan kerusakan dan mengalami kekalahan yang pertama. Yakni tatkala melakukan berbagai makar sejak mereka terusir dan terlempar setelah terjadi perjanjian Umariyah di Palestina.
Dalam hadis Rasul saw. digambarkan, jihad antara pasukan muslim dengan mereka akan melibatkan pepohonan dan bebatuan. Yang mereka semua akan membantu pasukan mukmin, kecuali pohon berduri bernama Gharqat saja.
Kaum muslimin juga meyakini akan janji Allah dalam QS Al-Isra' ayat 5 dan 7 yaitu saat munculnya Khalifah yakni hamba Allah yang memiliki pasukan luar biasa. Dan bukan berarti kita diam dengan keberadaan janji Allah ini. Sebaliknya kita harus berjuang menjalani sunatullah untuk mendatangkan sebab-sebab kemenangan. Dan optimis bahwa apapun yang kita tujukan untuk merealisasikan khilafah, pasti berbuah kemenangan.
Kesempatan berjuang ini yang seharusnya kita manfaatkan. Agar di yaumil akhir nanti kita punya hujah di hadapan Allah Swt, bahwa kita berperan dalam mewujudkan kemenangan, walau mungkin anak atau cucu kita yang akan merasakan.
Allah Swt berfirman: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah [9]: 105)
Wallahu a'lam bishshawab.
Post a Comment