Definition List

MERAIH PERUBAHAN HAKIKI MELALUI HIJRAH

Oleh : Lia Haryati, S.pd.i

(Aktifis dakwah dan Pendidik)

Ramai hiruk pikuk dunia menyambut datangnya tahun baru hijriah. Mulai dari pawai obor keliling kampung, dan membuat twibon di medsos pun turut untuk meramaikan di dalamnya. Sungguh keindahan memandang ketika umat disatukan dalam satu visi. Seperti saat malam pergantian tahun baru Islam. Momen persatuan yg sangat dinantikan, dalam meraih perubahan.

Ketika kita berbicara tahun baru Islam. Jelas kita sedang berbicara tentang hijrah. Sebab awal dari penetapan tahun atas penanggalan Islam diawali, dari pada hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Madinah. Sungguh hijrah adalah tombak utama, dalam sebuah perubahan. Maka tak aneh ketika perintah hijrah, sering kita dengar bahkan dijadikan semangat dalam meraih perubahan pada setiap manusia. Tidak cukup sampai disitu, wajib untuk kita faham seperti apa arti hijrah yg sesungguhnya. Sehingga manusia bisa menjalani proses hijrah bukan sebagai serimoni atau mengikuti trend zaman semata. Yg sebetulnya umat sedang dijauhkan dari arti hijrah yg sebenarnya.

Jelas hijrah bukan sebuah serimoni, apalagi trend zaman. Akan tetapi, hijrah ialah menjauhi apa yg dilarang oleh Allah SWT dan RasulNya. Seperti sabda Rasulullah :"Muslim itu adalah orang yg menjadikan muslim yg lain selamat dari lisan dan tangannya, dan al-muhajir (orang yg berhijrah) adalah orang yg meninggalkan apa saja yg Allah telah larang." (HR. Bukhari).

Bahkan makna hijrah hakiki, ialah berpindah dari daarul kufur menuju daarul Islam. Sebagaimana perkataan Ibnu Arabi. Yakni "Berpindah atau keluar dari negeri atau negara yang haram yang tidak menerapkan Islam menuju Darul Islam, negara yang Islam diterapkan dan keamanannya di tangan kaum Muslimin,". 

Arti hijrah bertujuan agar umat Islam betul-betul memahami apa itu hijrah. Hijrah keluar dari keburukan menuju ketaatan, hijrah dari satu daerah ke daerah lain. Yakni perpindahan yg dilakukan secara total hanya karena Allah. Karena saat ini untuk hijrah ke negeri Islam belum ada, disini lah pentingnya umat untuk menghadirkan kembali. Maka terwujud lah institusi Daulah. Jelas akan jadi sebuah kekuatan. Dan mampu menjadi negara adidaya. Bahkan menjadi barometer dunia.

Hijrah dapat menghantarkan perubahan dari lingkup individu, masyarakat bahkan lingkup negara. Bagaimana kondisi saat Islam berada di Mekah, hanya ada pada lingkup individu y saja. Tak sedikit sahabat diberi ancaman, dan hambatan bahkan hinaan oleh kafir Quraisy. Bahkan tak ada pengaruh y Islam di Mekah pada saat itu.

Jauh berbeda ketika Kepemimpinan Islam tegak di Madinah, ancaman, hambatan dan hinaan hilang. Tak ada kesulitan masyarakat dalam menerima Islam. Dan Negara menerapkan sistem Islam. Aturan yg berpedoman pada kitabullah dan sunnah,  mampu diaplikasikan dalam kehidupan umat. Perubahan hakiki yg telah berhasil memisahkan antara kebenaran dengan keburukan, antara Islam dan kekufuran. Islam mampu membawa perubahan besar, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Maka umat Islam saat itu mampu meraih kesejahteraan yg luar biasa.

Itulah arti hijrah yg sesungguhnya, dapat mentransfer perubahan hakiki dan mampu mempersatukan umat dalam satu aturan mulia.

Fakta saat ini, banyak yg berhijrah namun dihadapi dengan ancaman, hinaan bahkan tudingan Radikal. Pemikiran semacam ini telah berhasil diproduksi Negara barat, yg kemudian memaksa umat agar ikut mengadopsinya.

Bahkan sebuah seruan hijrah telah hilang. Dan merubah perubahan yg hakiki. Seruan itu tidak lain dengan menyuarakan nilai-nilai akhlak mulia, seperti hidup rukun, damai, toleransi, persahabatan, persatuan, dan kerjasama antara umat beragama.

Bahkan tak tanggung sambutan peringatan tahun baru Islam 1443 H kemarin, seorang kepala Negara meminta masyarakat meningkatkan sikap moderasi beragama, sikap toleransi, inklusivitas, dan ta'awun atau tolong menolong sesama umat beragama. "Sebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin." Teladani akhlak Nabi dengan mengajarkan kebersamaan dan toleransi serta jauhi sikap kebencian.

Jelas ini seruan yg bertentangan dengan Islam, karena ini bagian dari toleransi kebablasan, menganggap kebenaran semua agama sama. Dalam Islam ada batasan, di dalam urusan akidah. Sebagaimana firman Allah SWT tentang arti toleransi beragama.


لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ 

Artinya :" Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (Qs. Al-Kafirun:6)

Sudah lama pemikiran ini diopinikan dan dijadikan program Negara. Akan tetapi ditemukan di masyarakat yg terjadi justru sering terjadi permasalahan keagamaan. Bahkan umat Islam lah yg selalu mengalah. Contoh pembakaran masjid saja, tidak dianggap sebagai perbuatan intoleran. Ketika umat non muslim "diganggu" bahkan bom di sebuah gereja menuduh perbuatan kriminal, tidak toleransi bahkan pelakunya dianggap radikal.

Islam mencatat dalam sejarah, ketika diterapkan secara keseluruhan oleh Daulah, justru menjadi kunci kesuksesan dalam penyatuan bangsa, ras, bahasa dan agama yg ada di dunia. Justru Islam lah agama yg mampu melahirkan toleransi paling tinggi. Mampu berdampingan secara damai diantara pemeluk agama lain selama berabad-abad.

Ketika hendak hijrah perlu untuk kita menguatkan keimanan, meluruskan niat dan tetap istiqamah dalam hijrah kita menuju perubahan yg hakiki. Bukan semata hijrah serimoni apalagi mengikuti trend. Dan mendakwahkan Islam ketengah-tengah umat, agar Islam bisa diemban Negara dan kita bisa berhijrah dengan sebenar-benarnya dari darul kufur kepada darul Islam.

Wallahu a'alam bishawab

1 Comments

  1. Bismillah semoga tetap Istiqomah dalam ketaatan dan dalam menulis aamiin ya rabbal'alamiin 🤲🏻

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post