pilarmabda.com |
Oleh : Fika Afriani S.Pd (Pemerhati Kebijakan Publik)
Belum usai polemik harga minyak goreng naik dan menyebabkan kelangkaan di pasaran, serta menyebabkan sejumlah antrian panjang di sejumlah gerai mini market. Kini masyarakat harus menerima kenyataan pahit gas elpiji non subsidi mengalami kenaikan. Kenaikan harga minyak ini sangat terasa dampaknya bagi masyarakat luas, baik ibu rumah tangga biasa maupun para pedagang seperti warung makan, penjual gorengan dan sebagainya.
Fakta Kenaikan Gas Elpiji
Beberapa fakta di bawah ini terkait kenaikan gas elpiji hingga nominal harganya di beberapa wilayah.
1. Mengapa Harga Elpiji Naik?
Menurut Irto Ginting Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) dalam kompas.com menyebutkan bahwa kenaikan harga gas elpiji saat ini mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas. "Harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 dolar AS per metrik ton, naik 21% dari harga rata-rata CPA di tahun 2021" tambahnya.
Selain itu kenaikan harga elpiji ini disinyalir karena dampak dari perang Rusia-Ukraina, namun masih perlu dipantau lebih lanjut lagi. Irto Ginting menambahkan bahwa sebelum perang Rusia-Ukraina harga CPA memang sudah mengalami kenaikan. Kompas.com (Senin, 28/2/2022)
2. Jenis Gas Elpiji yang Mengalami Kenaikan
Pertamina memastikan tidak akan ada perubahan harga untuk gas subsidi 3 kg. Gas elpiji yang mengalami kenaikan harga adalah gas elpiji non subsidi seperti Bright gas, 5,5 kg dan 12 kg. Kompas.com (Senin, 28/2/2022)
3. Penyesuaian Kenaikan Harga
Menurut Irto, penyesuaian harga gas epiji telah mempertimbangkan kondisi serta kemampuan pasar elpiji non subsidi.
Dengan adanya penyesuaian, harga gas elpiji saat ini berlaku sekitar 15.500 per kilogram. Selain itu, harga tersebut masih kompetitif dibandingkan negara-negara di ASEAN.
4. Daftar Harga Elpiji Non Subsidi
Dikutip laman resmi Pertamina, berikut daftar harga jual LPG nonsubsidi di tingkat agen:
Provinsi Banten: Lokasi filling plant di Serang dan Tangerang, harga jual Bright Gas 5,5 kg Rp 88.000 dan Bright Gas 12 kg/elpiji 12 kg Rp 187.000.
Provinsi Jawa Barat: Lokasi filling plant di Bandung, Bekasi, Bogor, Kota Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya, harga jual Bright Gas 5,5 kg Rp 88.000 dan Bright Gas 12 kg/elpiji 12 kg Rp 187.000.
Provinsi Jawa Tengah: Lokasi filling plant di Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal, harga jual Bright Gas 5,5 kg Rp 88.000 dan Bright Gas 12 kg/elpiji 12 kg Rp 187.000.
Provinsi Jawa Timur: Lokasi filling plant di Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung, harga jual Bright Gas 5,5 kg Rp 88.000 dan Bright Gas 12 kg/elpiji 12 kg Rp 187.000.
Masyarakat Mengeluhkan Kenaikan Gas Elpiji Non Subsidi
Dengan adanya kenaikan gas elpiji non subsidi ini sudah pasti kehidupan masyarakat semakin terhimpit dan mencekik. Belum lagi kenaikan ini pasti akan diikuti dengan kenaikan beberapa komoditi lainnya.
Solusi tuntas Permasalahan kelangkaan minyak goreng, kenaikan gas elpiji dan sejumlah problematika lainnya adalah kembali kepada sistem Islam
Merujuk pada hadis Rasulullah SAW, yang disampaikan sayyidina Anas bin Malik ra.
"Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata;
"Ya Rasulullah hendaknya engkau menentukan harga."
Rasullah SAW berkata;
"Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah Subhanahu wata'ala dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta."
Dalam hadis tersebut, Rasulullah tidak menentukan harga. Ketentuan harga diserahkan pada pasar impersonal. Rasulullah SAW sebagai pemimpin pada saat itu menolak untuk menaikan harga dan mengatakan harga pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allahlah yang menentukannya.
Kenaikan gas elpiji dan komoditas pangan lainnya bukan kali ini saja terjadi. Masalah ini terus berulang dan menyebabkan beban ekonomi masyarakat semakin berat, sedangkan hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan yang diterima oleh masyarakat.
Hal ini patut diduga menunjukan ketidakberpihakan pemerintah kepada masyarakat. Kenaikan harga gas elpiji karena penyesuain harga bukan suatu alasan yang tepat karena proses produksi elpiji itu terjadi di dalam negeri. Bahan baku gas berasal dari dalam negeri bukan dari luar negeri, sehingga negeri ini seharusnya tidak perlu untuk memyesuaikan dengan harga internasional yang bersifat "oportunity cost," seharusya yang menjadi pertimbangan adalah biaya produksi.
Dalam sistem Islam pemerintah merupakan pengurus rakyat bukan sebagai regulator. Khilafah akan benar-benar memperhatikan kebutuhan rakyat.
Sejatinya, gas merupakan kekayaan alam milik umum seperti dalam konsep Islam, gas bukan merupakan barang ekonomi yang bernilai investasi. Pengelolaan Sumber Daya Alam seperti gas, dalam Islam harus bertujuan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk keuntungan semata. Keuntungan pengelolaannya harus bisa dirasakan oleh masyarakat, karena ini merupakan komoditas milik umum.
Pemerintah Islam sangat memperhatikan hal tersebut dan bertanggung jawab untuk mengurusi seluruh kebutuhan rakyat. Islam akan menempatkan komoditas-komoditas milik umum untuk dikelola dengan tujuan memenuhi kebutuhan rakyat. Dengan demikian tidak akan terpengaruh oleh intervensi asing dan pemenuhan kebutuhan serta kesejahteraan rakyat merupakan hal yang akan menjadi prioritas utama.
Wallahu'alam bishshawab
Post a Comment