Oleh : Annisa Eres
(Pengemban Dakwah)
"Ya, saya memang berteriak Allahu Akbar ketika saya takut, saya memanggil Allah dan itu memberi saya kekuatan", kata Muskaan Khan.
Kutipan di atas adalah ucapan dari seorang muslimah di India. Ia dicaci maki dan dihina. Kenapa? Karena ia berhijab. Parahnya lagi tindakan anarkis juga dilakukan terhadapnya oleh banyak pemuda kala itu. Tak ada satu pun yang membelanya.
Padahal ia menutup auratnya sesuai dengan keyakinannya. Ia sedang menjalankan perintah Allah.
Kemana para pejuang kebebasan berekspresi? Katanya mereka menginginkan kebebasan dalam berpakaian, tidak mau diatur. Mengapa disaat ada seorang perempuan ingin berhijab malah mereka dihina?
Bukankah itu juga bentuk kebebasan berekspresi? Kemana toleransi yang mereka gaungkan.
Sesungguhnya inilah bukti nyata bahwa mereka tidak sedang berjuang dengan nama kebebasan. Tetapi sebenarnya mereka enggan diatur oleh aturan Allah, pencipta alam semesta.
Itulah sebenarnya orang-orang yang intoleran dan ekstrimis. Tidak toleransi pada agama lain. Kebencian yang nyata kepada umat muslim.
Mereka yang mengagungkan kebebasan berekspresi justru pada hakikatnya membenci Islam.
Kejadian bermula pada awal Februari 2022, seorang mahasiswi bernama Muskaan Khan (19 tahun) sedang mengumpulkan tugas ke kampusnya.
Saat itu sedang terjadi demonstrasi oleh kelompok sayap kanan Hindu dan para demonstran melihat Muskaan Khan berhijab, lalu ia dibully atas pilihannya mengenakan jilbab.
Jilbab Juga Hak Asasi
Para pejuang HAM tiba-tiba diam membisu, seperti tuli dan buta akan kebenaran yang nyata. Mengatakan bahwa kebebasan berekspresi adalah hak setiap orang termasuk wanita.
Tapi mengapa begitu ada korban seorang muslimah, semuanya pura-pura tidak tahu. Mereka tidak adil dalam bersikap.
Mendengar dan mengetahui kasus seperti ini memang menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang. Tergantung kecondongan hatinya terhadap sesuatu.
Ketidakadilan sikap inilah yang seharusnya memunculkan sikap dan reaksi yang nyata pada umat Islam. Bahwa di belahan dunia lain, kaum Muslim pun masih tertindas. Sedangkan di sini, di Indonesia, malah sebagian kaum Muslimahnya enggan berhijab. Sungguh ironis sekali.
Muslimah Dilindungi dalam Khilafah
Teringat kasus pelecehan yang juga dialami oleh seorang budak muslimah dari Bani Hasyim pada masa pemerintahan Khalifah Al Mu'tashim. Ia sedang berbelanja di pasar. Ia diganggu serta dilecehkan oleh pemuda Romawi.
Kainnya sengaja dikaitkan ke paku, sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Sontak saja, muslimah itu berteriak minta tolong.
"Waa mu'tashimah?" (Dimana engkau Mu'tashim, tolonglah aku).
Berita ini pun sampai kepada Khalifah Al Mu'tashim. Khalifah pun menyiapkan pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Bukan main pasukan yang disiapkan. Barisan pasukan tidak putus dari gerbang istana Khalifah di Baghdad hingga ke kota Ammuriah (Turki).
Kota Ammuriah dikepung oleh pasukan Khalifah Al Mu'tashim selama lima bulan hingga akhirnya takluk pada 13 Agustus 833 M.
Ini adalah bentuk penjagaan kehormatan wanita Muslimah oleh Khalifah. Sekaligus pembebasan terhadap penjajahan Romawi. Sebanyak 30.000 pasukan Romawi terbunuh, 30.000 ditawan.
Itu hanya terjadi pada masa pemerintahan kekhalifahan. Tidak mungkin ada yang bisa menjaga kehormatan kaum muslim selain Khalifah. Inilah bukti nyata bahwa kita membutuhkan seorang Khalifah sebagai pelindung dan penjaga umat. Dan khalifah tidak mungkin ada tanpa khilafah. Dengan Khilafah, semua aturan Allah dapat dilaksanakan. Tidak seperti sekarang, betapa banyak aturan Allah yang diabaikan.
Lihatlah, berapa banyak wanita muslimah yang dilecehkan, dirudapaksa, bahkan sampai dibunuh dan tidak ada yang menolong mereka. Mereka adalah saudara kita meski tinggal di negara yang berbeda, Palestina, Suriah, India, Uighur, Rohingya, dan lain-lain. Tapi tidak ada yang menolong mereka bahkan ketika mereka dan keluarganya dihabisi.
Betapa umat ini membutuhkan Khilafah yang melindungi kehormatan dan kemuliaan wanita, dan menjaga jiwa dan harta kaum muslim seluruhnya.
Karena hanya khilafah yang akan membawa kesejahteraan bagi seluruh umat dengan mengatur negara sesuai dengan sistem Islam yang dijalankan oleh seorang pemimpin yakni Khalifah.
Sungguh, umat Islam membutuhkan khilafah yang menyatukan seluruh umat Islam dunia dalam satu kepemimpinan.
Wallahu alam bis sowwab.
Post a Comment