Definition List

Pernikahan Beda Agama Berbalut Toleransi

Oleh : Lia Haryati, S.Pd.I

(Pemerhati Umat, Praktisi Pendidikan, dan Pendakwah Ideologis)


Tiada bosan para antek-antek penjajah mengopinikan isu intoleransi yang semakin gencar saja. Parahnya, selalu Islam yang disudutkan dalam isu ini. Seakan-akan aturan Islam tidak mengatur masalah toleransi dalam kehidupan manusia.

By the way, apakah kita tahu rambu-rambu toleransi dalam Islam apa saja? Apakah ada gambaran nyata dalam kehidupan beragama dalam sistem Islam? Ini perlu untuk kita pahami. Mengingat akhir-akhir ini banyak yang mengampanyekan isu toleransi, tetapi berpijak pada konsep yang sama yakni moderasi beragama.

Toleransi Tanpa Batas

Beberapa waktu terakhir, isu toleransi memang sedang naik daun, banyak pihak yang terlibat dalam berbagai program bertajuk toleransi. Pernah bertanya tidak, mengapa isu toleransi begitu ramai?

Opini yang sengaja dibangun tidak lepas dari peranan penguasa dalam menjalankan aturan. Kemenag RI mengatakan bahwa saat ini kita sedang menyongsong era beragama yang lebih humanistis dan universal. Dari sini hubungan interreligius pada masa depan harusnya lebih positif. Kemandirian generasi dalam memanfaatkan teknologi akan mendorong mereka menuju peremajaan keyakinan dan moderatisme dalam beragama.

Jadi, setiap umat beragama dituntut untuk menyamakan keyakinannya dengan keyakinan agama lain. Perbedaan-perbedaan konsep yang ada wajib disampingkan atau bahkan dihilangkan.

Hal tersebut menjelaskan mengapa belakangan gencar pengkajian dan penafsiran ulang beberapa konsep dalam Islam. Tujuannya agar agama Islam bisa berbaur atau sama dengan ajaran agama lain.

Alih-alih ingin menjadi muslim sempurna, target moderasi beragama justru ingin mencetak muslim yang moderat. Tujuannya agar umat muslim bisa toleran dengan agama lain dalam perkara apa pun tanpa ada yang menghalanginya atau membatasi urusan mereka, termasuk perkara aqidah. Astagfirullah! 

Sering kita mendengar ucapan, “Tidak usah terlalu fanatik dalam urusan beragama, nanti jadi sosok radikalis dan teroris.” Siapa yang tidak khawatir jika mendapat cap sebagai teroris? Ketika hendak memahami syariat Islam secara sempurna dianggap teroris dan radikalis.

Beda agama namun mempersilahkan penganut agama lain menjalankan ibadah yang sama, bahkan ikut andil dalam perayaannya juga.

Menganggap atau memunculkan isu muslim radikal fundamentalis merupakan sikap yang tidak bijak. Cap seperti ini kurang tepat terlebih disematkan kepada para penceramah atau para ulama.

Tidak perlu ada pemaksaan atau latah mengikuti akidah umat lainnya. Islam tidak mengajarkan dakwah menggunakan pemaksaan apalagi kekerasan. Yang paling urgen sebagai seorang muslim adalah memahami aturan Islam secara sempurna sekaligus ikut menjalankannya secara sempurna. Menjadi muslim yang sempurna itu wajib, agar memahami bahwa toleransi yang benar, diajarkan juga dalam Islam. Dan yang pasti bukan toleransi kebablasan.

Toleransi dalam Islam

Dalam ajaran Islam, Allah Swt. telah menetapkan sejumlah aturan-aturan tentang bagaimana seorang muslim bersikap atau berkeyakinan. Allah Swt. menyampaikan konsep toleransi (tasamuh) dalam konsep “Lakum dinukum waliyadin” yang artinya, “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.” Ini merupakan batasan yang jelas mengenai makna toleransi beragama.

Menyeragamkan agama/memoderasi ajaran agama sama saja mencampurkan antara kebenaran dengan kebatilan. Para antek-antek sengaja memaksakan umat mencampuradukan keduanya. Tindakan tersebut, fatal.

Syariat Allah terkait Bab Jihad misalnya, kaum moderat tidak hanya mengambil definisi jihad sebatas makna bahasa, yaitu bersungguh-sungguh. Tapi juga merujuk pada makna secara istilah yang memiliki makna perang. Lalu memahami konsep jihad secara setengah-setengah/tidak menyeluruh. Akibatnya yang dipahami oleh mereka justru kontradiktif, menganalogikan Islam sebagai agama yang hobinya perang. Faktanya, konsep dari jihad pun ada syariatnya secara khusus dan rinci.

Sama halnya dengan keyakinan bahwa Allah itu "Ahad" (satu), tidak beranak, tidak pula diperankan yang lahir dari rahim seseorang. Dalam Islam, hal ini berkaitan dengan akidah. Meski konsep ini berbeda dengan keyakinan agama lain akan tetapi umat Islam tidak serta-merta menyerang agama lain karena perbedaan konsep.

Lalu, di mana sisi radikal dari Islam yang mereka khawatirkan? Sama sekali tidak terbukti! Untuk menjadi humanis tidak harus dengan menganggap semua agama itu sama.

Belajar pada sejarah. Pada puncak kejayaan Islam di wilayah Spanyol, waktu itu masyarakat hidup berdampingan dengan tiga agama sekaligus. Di bawah sistem pemerintahan Islam, tiga agama ini hidup aman dan tenteram. Keunikannya tergambar, ketika syariat Islam berlaku untuk seluruh warga, yakni muslim maupun non muslim sama dalam hal pelayanan Negara, semuanya mendapatkan perlindungan di bawah kepemimpinan Islam. Jadi, tidak terbukti jika ada yang mengatakan bahwa Islam menindas non-muslim.

Bila hal itu terjadi, bisa saja saat ini tidak akan kita temukan gereja di Turki. Mengapa Turki? Sebab Turki adalah salah satu wilayah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Islam. Dengan demikian, sampai saat ini jejak kejayaan Islam masih terlihat, bukti nyata sejarah kekhilafahan Islam pernah ada dan pada saat itu hidup berdampingan agama Islam dengan agama lainnya.

Waspada Terhadap Opini Sesat

Wajib bagi kita memahami toleransi yang benar dalam perspektif Islam. Sehingga tidak mengaplikasikan toleransi tanpa batas. Pahami agama Islam dengan benar dan bangga berislam Kaffah, lalu setiap diri ikut berperan dalam mengkaji Islam, agar tidak canggung dalam menyikapi perbedaan. Tetap tunjukkan karakter diri seorang muslim yang sempurna, bukan malah latah sebagai muslim ikut memperjuangkan kebatilan dan menjadi muslim yang moderat. Naudzubillah mindzalik Apalagi terjerumus pada opini toleransi perspektif liberal.


Ù„َÙƒُÙ…ْ دِÙŠْÙ†ُÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙ„ِÙŠَ دِÙŠْÙ†ِ    


Artinya : "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. (QS. Al-Kafirun:6)  

Disinilah pentingnya peran Khalifah untuk menjaga akidah umat dari serangan opini buruk. Khalifah sebagai Junnah dan perisai bagi umat di seluruh dunia. Hanya sistem mulia yang berasal dari Allah, yang akan membawa kesejahteraan dan dilingkupi dengan rahmat bagi seluruh alam.


_Wallahu'alam bishawab_

Post a Comment

Previous Post Next Post