Pilarmabda.com |
Oleh : Ermawati
(Pemerhati Umat dan Pendakwah Ideologis)
Lebaran memang momen yang tepat untuk bersilaturahmi kepada sanak saudara, kerabat dan sahabat tetapi apa jadinya bila momen suci ini dibalut dengan politik, seperti yang terjadi di negeri ini.
Silaturahmi yang dilakukan oleh salah seorang pejabat misalnya, terhadap sejumlah tokoh politik dalam momen Lebaran 2022.
Diduga kuat safari yang dilakukan beberapa pejabat sejatinya dalam rangka mendapatkan tiket Pilkada.
Kegiatan silahturahmi para pejabat dimaknai oleh masyarakat, sebagai safari politik ke sejumlah elit partai politik.
Memanfaatkan lebaran sebagai momen untuk berkunjung ke rumah saudara dan kerabat dan ini juga yang dilakukan para pejabat di negeri ini, mereka datang secara bergantian kepada orang yang dianggap paling penting dalam dunia perpolitikan, karena di momen ini silaturahmi juga dapat lebih mempererat hubungan mereka dalam bekerja.
Dan juga untuk mendapatkan simpatik dari seseorang dengan maksud dan tujuan tertentu, sehingga mereka rela melakukannya. Akidah dan agama yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan dari silaturahmi menjadi rusak hanya untuk sebuah jabatan, harta dan tahta.
Jika awalnya saja sudah ada kebohongan apa mungkin tidak akan ada lagi kebohongan? Sebuah keharusan seorang pemimpin mencontohkan yang baik untuk rakyatnya, sebab baik dan buruknya pemimpin mempengaruhi keselamatan dan kesejahteraan rakyat.
Seandainya mereka tau dan mengerti hukum dan syariat Islam mungkin tidak akan pernah melakukan hal serendah ini, karena sungguh sayang waktu yang dipergunakan hanya untuk hal sia-sia. Silaturahmi merupakan hubungan untuk menjalin ikatan persaudaran, tetapi dinodai oleh tujuan lain.
Beberapa nilai yang terkandung dalam silaturahmi, diantara:
Memahami Pentingnya Silaturahmi
Menurut Imam Nawawi, silaturahmi adalah berbuat baik kepada kerabat atau saudara dengan orang yang ada hubungannya, siapa saja yang ingin dilapangkan rejekinya dan di panjangkan umurnya hendaklah ia menyambung tali silaturahmi. Serta Allah akan memasukkan seorang hamba ke dalam surga karena silaturahmi begitu pentingnya silaturahmi ini sehingga di nyatakan dalam banyak ayat dan hadis.
Kepada Siapa Saja Menjalin Silaturahmi?
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk menjalin hubungan dengan kerabat dan keluarga serta berbuat baik kepada mereka, salah satu sunah silaturahmi pada saat bertemu hendaknya memberikan buah tangan atau memberikan hadiah, hal ini akan melembutkan rasa cinta dan
kasih sayang juga menghilangkan perasaan yang dapat merusak persaudaraan, seperti hasad, dengki, dendam dan iri hati.
Ayat Alquran tentang silaturahmi dan eutamannya:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَامَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa: 36)
Dari berbagai penjelasan di atas tampak jelas bahwa silaturahmi adalah bagian dari syariat Islam. Semuanya berhubungan dengan kewajiban berbuat baik kepada keluarga maupun kerabat. Dengan balasan surga bagi orang-orang yang selalu mengutamakan silaturahmi kepada keluarga dan kerabatnya. Janganlah merusakya dengan segala kepentingan yang bukan untuk kepentingan umat , kalau hanya untuk kepentingan pribadi dan mendapatkan materi sebanyak bayaknya jelas akan merusak nilai dari silaturahmi. Silaturahmi adalah syariat yang harus dijalankan sebagaimana mestinya tanpa mengharapkan balasan dari perbuatan kita, cukuplah Allah yang menilai perbuatan kita dan membalasnya kelak di akhirat.
Allahu a'lam bish-shawab
Post a Comment