Oleh: Ermawati (Pemerhati Umat dan Pendakwah Ideologis)
Ramainya pemberitaan anak-anak remaja yang selalu tawuran memunculkan tanda tanya, apa gerangan yang menjadi penyebab terjadinya tawuran remaja saat ini?
Rumah duka, Muhammad Diaz, korban tawuran dipenuhi puluhan pelayat dari keluarga, teman serta tetangga sekitar di Jalan Brigjen Katamso RT06/03, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat pada Sabtu (9/4/2022).
Diaz adalah korban tawuran yang tewas di lokasi kejadian Jalan Sanip, Kelurahan Jati Pulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Diaz mengalami luka bacok di dada sebelah kiri dan dua temannya terluka sabetan senjata tajam di punggung serta bagian kepalanya. Jalan Brigjen Katamso RT06/03, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat pada Sabtu (Wartakota.tribunnews.com, 9/4/2022).
Masyarakat diresahkan oleh tawuran remaja antar desa, entah apa yang menjadi pemicu. Buah dari tawuran tersebut tak tanggung-tanggung, hingga ada yang sampai kehilangan nyawa, seperti yang dialami oleh Diaz, ia adalah korban tawuran antar remaja.
Nyawa terkorbankan hanya untuk hal yang tidak ada manfaatnya dan apa yang menjadi pokok permasalahan pun belum jelas. Nyawa terlanjur melayang dengan sia-sia. Mengapa tawuran di kalangan remaja semakin tumbuh subur? apa yang menjadi penyebabnya?
Pertama, andil pemerintah. Pemerintah terkesan abai dan tak peduli dengan segala permasalahan yang terjadi pada masyarakat sehingga aksi tawuran tumbuh subur. Para remaja yang sudah pernah ditangkap, lalu kembali lagi malakukan hal yang sama, salah satu penyebabnya adalah hukuman yang diberikan tidak membuat mereka jera atau kapok. Diduga kuat sanksi dari pemerintah hanya hukuman ringan tanpa mengarahkan dan membuat mereka sadar akan kesalahan dan perbuatan mereka yang melanggar norma agama dan hukum.
Kedua, sistem pendidikan. Inilah ruginya di sistem pendidikan saat ini, siswa tidak mendapatkan pendidikan moral secara penuh. Karena guru hanya memberikan tugas sekolah, yang penting tugas sebagai guru dalam memberikan pelajaran sudah terpenuhi. Di lain sisi, abai dalam memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang agama secara mendalam. Sehingga remaja yang harusnya diarahkan dan diberi "bekal" yang cukup, malah tidak mendapatkannya. Sehingga wajar jika mereka salah dalam mengexpresikan masa muda, terperosok pada pergaulan yang salah.
Ketiga, keluarga. Saat ini hampir setiap keluarga, fokus kesibukannya terkuras untuk mencari rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan segala permasalahan yang dihadapi setiap keluarga; mahalnya biaya hidup, biaya pendidikan, kesehatan dan kebutuhan lainnya. Yang menuntut untuk dipenuhi membuat mereka sibuk bekerja dan lupa peran pentingnya sebagai orang tua. Bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga bertanggung jawab mendidik dan membimbing anak-anak. Kurangnya perhatian keluarga/orang tua menjadi penyebab remaja salah arah dalam pergaulan. keluarga menjadi faktor utama pembentukan seorang anak di dalam keluarga, harusnya anak mendapatkan pondasi keimanan dan pengetahuan sehingga anak tidak mudah terbawa pergaulan di luar. Ditambah adanya modernisasi agama dan kapitalisasi semakin menggerus dan merusak remaja.
Dari sini kita bisa melihat betapa besarnya kerusakan yang diakibatkan oleh sistem yang salah, setiap tatanan kehidupan akan rusak karena di dalamnya tidak di kuatkan oleh pondasi keimanan yang kokoh, sehingga setiap keluarga dan generasi muda bahkan umat sekalipun akan dengan mudah dirusak bila tidak berpegang teguh pada keimanannya dan menjadikan Al-Qur'an sebagai satu-satunya pedoman hidup dan hanya kepada Allah Swt tempat berserah diri dan luruh dengan Islam kafah. Surat Ali 'Imran Ayat 98, Pesan Allah Kepada Ahli Kitab:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
"Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (TQS. Ali 'Imran : 103)
Sebagai manusia yang berakal apakah masih mau menggunakan sistem rusak, apakah tidak mau merasakan hidup yang layak dengan pemimpin yang amanah di bawah sistem Islam dan aturan yang Allah telah tetapkan dalam Al-Qur'an? Sudah saatnya umat bangkit dari sistem yang hanya merusak dan membawa kesengsaraan bagi umat. Hanya di bawah sistem Islam dan pemimpin yang adil juga amanah, masyarakat akan hidup sejahtera. Tentu dalam naungan sistem dan sayariat Islam.
Allahu a'lam bish-shawab
Post a Comment