Oleh: Ermawati
(Pemerhati Umat dan Pendakwah Ideologis)
Belakangan ini ramai diberitakan rajia sandal jepit oleh petugas kepolisian. Hal tersebut menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan.
Seorang pemotor diberhentikan paksa oleh petugas polisi saat melintas di jalan. Pemotor tersebut diduga telah melakukan pelanggaran lalu lintas. Dalam rekaman video yang dibagikan oleh akun Instagram @fakta.indo, petugas kepolisian itu sedang memberikan teguran kepada pengendara motor yang kedapatan memakai sandal jepit.
Perekam video juga menunjukan bukti pelanggaran pemotor tersebut seperti yang terlihat pada video. Dalam rangka Operasi Patuh Jaya 2022, para petugas memberikan imbauan kepada para pengendara sepeda motor agar tidak lagi menggunakan sendal jepit. Sabtu, (Beritahits.id 18/6/2022)
Dikeluarkannya surat edaran resmi dari kepolisian, yang berisi larangan untuk tidak menggunakan sandal jepit pada saat mengendarai sepeda motor, untuk menjaga keselamatan bagi pengguna kendaraan roda dua, Menjadi polemik. Dikatakan bahwa menggunakan sandal jepit tidak dapat melindungi diri dan kaki dari kecelakaan, sehingga dengan menggunakan sepatu memperkecil resiko kecelakaan. Petugas tidak menangkap, hanya memberikan peringatan atau sangsi agar lebih menaati peraturan dalam berkendara.
Memang peryataan itu benar untuk memberikan kesadaran kepada kita sebagai pengguna jalan. Agar lebih berhati-hati, tetapi kecelakaan yang disebabkan penggunaan sandal jepit, kemungkinannya sangat kecil. Sedangkan hal yang lebih potensial menjadi penyebab kecelakaan, seperti jalanan berlubang dan rusak itu yang seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah untuk memperbaikinya.
Apa lagi saat musim hujan datang, seperti sekarang ini. Jalanan berlubang tergenang oleh air sehingga lubang tidak terlihat oleh pengendara. Tentu akan membahayakan bagi para pengguna jalan dan banyaknya lubang dapat menghambat para pengendara sampai terjadi kemacetan.
Seperti inilah jika hidup di dalam sistem kapitalis, sikap abainya negara terhadap keselamatan rakyatnya, yang hanya mementingkan kepentingan pribadi. Padahal jalan adalah fasilitas umum yang paling sering digunakan oleh rakyat, negara diduga abai dari memikirkan solusi tuntasnya. Banyak korban kecelakaan dan nyawa yang hilang akibat jalanan yang rusak dan berlubang, jadi apa tidak sebaiknya lebih memikirkan kondisi jalan. Karena sudah menjadi tugas negara menjaga dan mengayomi rakyatnya. Salah satunya memberi kenyamanan menggunakan jalan, dengan cara memperbaiki jalan sebagai fasilitas umum.
Bukti nyata dari rusaknya sistem kapitalis, kebobrokan berpikir dari para penguasanya, yang tega menggunakan uang rakyat demi kepentingan pribadi. Setiap bulan rakyat dipaksa membayar pajak dengan angka yang tak sedikit, tetapi pelayanan yang diberikan negara kepada rakyat tidak maksimal.
Pemimpin seharusnya melayani semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh rakyat dengan baik, serta memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhan oleh rakyat. Pemimpin juga wajib menjaga keselamatan nyawa rakyatnya. Terlebih nyawa dalam Islam begitu berharga.
Inilah sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga pemimpin lalai akan tugas dan tanggungjawabnya kepada rakyat. Rasulullah saw. pun mendoakan keburukan terhadap para penguasa khianat atau pemimpin yang tidak amanah, yang menyusahkan rakyatnya:
اللَّهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ
"Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia membuat mereka susah, maka susahkanlah dia. Siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lantas dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia." (HR Muslim)
Teladan Pemimpin Islam
Sejak Rasulullah saw. diutus, tidak ada sistem yang mampu melahirkan para penguasa yang amanah, agung dan luhur, kecuali dalam sistem Islam. Kita mengenal Khulafaur Rasyidin yang terkenal dalam hal keadilan dan sikap amanah mereka. Mereka juga termasyhur sebagai pemimpin yang memiliki budi pekerti yang agung dan luhur serta lembut terhadap rakyat mereka.
Khalifah pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq, misalnya, adalah sosok penguasa yang terkenal adil, amanah, sabar dan lembut. Namun, beliau juga terkenal sebagai pemimpin yang tegas. Penerusnya, Khalifah Umar bin al-Khaththab, juga terkenal sebagai penguasa yang adil, amanah dan tegas. Beliau tidak segan-segan merampas harta para pejabatnya yang ditengarai berasal dari jalan yang tidak benar.
Sebagai penguasa yang amanah, Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. pun terkenal dengan kata-katanya,
"Seandainya ada seekor keledai terperosok di Kota Bagdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir Allah Swt akan meminta tanggung jawabku di Akhirat nanti.”
Inilah secuil keteladanan yang bisa kita ambil dari Khulafaur Rasyidin dalam mengurus urusan rakyat mereka.
Jangan lupa, sikap dan perilaku para penguasa muslim yang luar biasa seperti itu adalah saat negara benar-benar menerapkan syariah Islam secara kafah dalam institusi Islam. Sikap amanah seorang penguasa terlihat dari tata caranya dalam mengurusi rakyat berdasarkan aturan-aturan Allah Swt. Ia juga berusaha dengan keras untuk menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang luhur dan sifat-sifat kepemimpinan. Penguasa amanah tidak akan membiarkan berlakunya sistem kufur, seperti sistem demokrasi yang bertentangan dengan Islam. Ia pun tidak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada Islam dan kaum Muslim.
Allahu a'lam bish-shawab.
Post a Comment