Definition List

Kapitalisme Suburkan Para Penista Agama

 


Oleh: Lia Haryati

(Pemerhati Politik, Pendidik & Pendakwah Ideologis)


Ramai diberitakan di beberapa media terkait penghinaan terhadap Rosullullah shalallahu alaihi wasallam. Tidak sekali dua kali saja, ajaran Islam dihina, dan bukan hanya terjadi di dalam negeri. India sebagai negeri dengan penduduk minoritas muslim, turut merasakan hal serupa.

 

Bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di India Timur memakan korban dua remaja. Bentrokan ini buntut dari pernyataan menghina yang dilakukan pejabat Bharatiya Janata Party (BJP) kepada Nabi Muhammad Saw. Jum'at (republik.co.id 10/06/22).


Dalam pengaduan yang diajukan ke Kantor Polisi Ambajogai di negara bagian Maharashtra, Partai Tipu Sultan (TSP) mengklaim komentar Nupur Sharma, berpotensi menimbulkan kerusuhan di masyarakat.


“Tindakan Nupur Sharma mempromosikan perasaan permusuhan, kebencian atau niat buruk antara kelompok atau komunitas agama dan regional yang berbeda, menyebabkan kerusuhan dan gangguan sipil,” tulis pengaduan tersebut.


Sungguh miris memang, mengingat hal tersebut dilakukan oleh seorang pemimpin di India, bahkan dari kalangan umat Hindu dan partai yang berkuasa di India turut menunjukkan ketidaksukaannya kepada Islam dan kaum Muslim.


Hasutan itu bermulai dari kebencian kepada Islam dan pemeluknya, pelecehan, pembunuhan, deportasi, penghancuran masjid sebagai rumah ibadah kaum Muslim, bahkan isu terhangat yakni melarang wanita Muslim menutup auratnya dengan jilbab dan khimar.


Penghinaan serta kebencian pada Islam dan kaum Muslim, menjadi momok di negeri dengan penduduk minoritas Muslim. Seperti yang terjadi di Palestina, umat Budha terhadap muslim Rohingya, serta terhadap kaum Uighur dan lainnya.


Inilah akibat ketiadaan Khilafah sebagai perisai umat, umat tercerai-berai bagai anak kehilangan induknya.


Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh Kaum Muslimin di dunia untuk menegakkan syariat Islam dan mengemban dakwah ke segenap penjuru dunia. Kewajiban menegakkan Khilafah didasarkan pada perintah yang tegas di dalam Al-Qur’an, As-sunnah dan ijmak sahabat. Keberadaanya sebagai sistem kehidupan meniscayakan pada tegaknya hukum syariah. Sebaliknya, ketiadaanya berkonsekuensi pada lenyapnya hukum syariah dan lahirnya kerusakan atau ummul jaraim (induk kerusakan).


Tanpa Khilafah eksistensi Islam sebagai solusi persoalan umat dan pembawa rahmat seluruh alam hilang. Semestinya umat memahami bahwa kekuatan Islam terletak pada sistem Khilafah.


Tidakkah kita merindukan masa kegemilangan Islam? kala itu, Islam yang menjadi mercusuar bagi peradaban dunia. Bahkan diakui oleh Will Durant, dalam The Story of Civilization, vol XIII, menulis: 


"Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti ini belum pernah tercatat dalam sejarah setelah zaman mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan tersebar luas, hingga lahirnya berbagai ilmu, seperti sastra, filsafat dan seni yang mengalami kemajuan pesat di masa Islam masa itu, hingga menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad lamanya."


Sebagaimana Imam Al-Ghazali pernah menyampaikan: 


“…agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang, lenyap."


Kita bisa melihat bagaimana rusaknya kondisi Umat Islam tanpa adanya Khilafah yang menaungi kehidupannya. Tidakkah ingin agar kondisi seperti ini segera berakhir?


Wallahu'alam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post