Oleh: Dewi Kusuma
(Pemerhati Umat)
Setiap insan pasti mempunyai pikiran. Mengapa? Karena Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang paling sempurna. Dengan adanya akal, maka manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna, di antara ketiga makhluk hidup ciptaan Allah yang lainnya. Adanya hewan dan tumbuhan sebagai pelengkap ciptaan Allah untuk menopang kelangsungan hidup manusia.
Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir yang telah Allah turunkan untuk seluruh umat manusia. Di dalamnya yang diseru adalah manusia. Berisi berbagai seruan Allah agar manusia selamat dalam menjalani kehidupan.
Akal sebagai penyempurna manusia inilah yang bisa dibawa untuk mengolah pikiran kita.
Mau diajak ke manakah pikiran kita?
Semestinya akal, harus digunakan sesuai dengan tujuan awal Allah menciptakan manusia. Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allah telah menurunkan Al-Qur'an sebagai way of life-nya manusia. Semua yang Allah firmankan pasti yang terbaik untuk kita. Mengapa kita harus mengingkari larangan Allah? Padahal kita inginkan surga-Nya.
Ketika Allah berfirman bahwa riba adalah haram, manusia masih sengaja melanggarnya.
Ketika dikatakan khamr itu haram, manusia masih dengan sengaja menenggaknya.
Ketika dikatakan proses pernikahan melalui jalur taaruf, khitbah dan akad nikah. Manusia masih memilih jalan pacaran atau bahkan orang tuanya sengaja memberikan peluang untuk anaknya dengan perbuatan-perbuatan maksiat tersebut.
Itulah pikiran manusia, yang sesuai keinginan dan kesenangan pribadi.
Sesungguhnya kekesalan hati, susahnya menjalani kehidupan, rasa ego dan kesulitan itu dari pikiran yang diajak untuk tidak taat terhadap aturan Allah. Tidakkah kita bisa merubah mindset (pikiran) agar hanya menjalani kehidupan sesuai aturan-Nya? Tak perlu membenci syariat-Nya bila kita belum memahaminya. Ajak pikiran untuk selalu berpikir positif thinking, menerima seluruh perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya serta mengikuti suri tauladan manusia Baginda Rasulullah saw.
Dalam Al-Qur'an surat al-Hajj ayat 78, Allah Swt berfirman:
"Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat; tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu, Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong."
Islam telah dengan jelas bahwa Allah tidak memberikan kesukaran. Jika kita merasa bahwa hidup ini serba sulit itu karena pikiran yang kita miliki untuk memilih kesulitan maupun kesusahan. Selayaknya kita ajak pikiran kita untuk melepaskan diri dari kesulitan dan kesukaran. Allah berikan seluruh aturan untuk kita taati. Mengapa memilih berada dalam kesulitan? Mengapa masih bergelut dengan riba yang jelas sudah difirmankan Allah sebagai hal yang haram? Coba ajak pikiran kita berpikir positif, buka lagi kitab suci Al-Qur'an di surat al-Baqarah ayat 275. Allah Swt berfirman:
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."
Betapa jelas ayat ini. Mengapa masih mengambil kesulitan dengan memakan riba?
Akal telah diberikan kepada umat manusia. Untuk itu jangan sampai akal ini menjadikan salah dalam berpikir. Gunakan akal untuk menaati seluruh syariat-Nya. Agar kehidupan yang kita jalani penuh dengan keberkahan, keridaan dan rahmat-Nya.
Walaupun Allah memberikan kebebasan dalam memilih dan bertindak. Allah Swt telah menciptakan surga dan neraka sebagai tempat kembalinya seluruh umat manusia. Jika menaati aturan-Nya tentu akan Allah berikan surga sebagai tempat kembali. Sebaliknya jika ingkar terhadap aturan Allah, maka neraka lah tempat kembalinya.
Demikian juga dengan larangan minum khamr. Coba perhatikan lagi ayat-ayat dalam al-Qur'an tentang pelarangan meminumnya. Sehingga tidak salah dalam bertindak dan bertingkah laku.
Pelarangan umat Islam untuk tidak mengonsumsi khamr dijelaskan dalam Al-Qur'an antara lain dalam ayat an-Nisa' ayat 43 dan al-Maidah ayat 90-91 dan hadis Rasulullah saw.
Betapa Allah telah menjaga dan memuliakan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna.
Menaati syariat Islam adalah sebuah kewajiban. Dengan menerapkannya maka akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Jalankan seluruh aktivitas kehidupan dengan taat syariat-Nya. Tinggalkan yang haram raih yang halal agar hidup penuh keberkahan dan keridhaan-Nya. Dengan taat syariat-Nya maka kita akan menjadi manusia yang bertaqwa serta Allah layakkan surga sebagai tempat akhir hidup kita di akhirat.
Wallahu a'lam bishshowwab
Post a Comment