Definition List

Hadang Perusakan Generasi Dengan Syariat Islam

Oleh: Eti Setyawati

(Pemerhati Umat)


Kasus bullying terus saja terjadi, tak hanya pada remaja. Baru-baru ini nasib malang dialami bocah kelas enam SD di Tasikmalaya. Harus melepas keceriaan masa kanak-kanaknya, memikul trauma yang begitu berat menghantui.


Beredar video perundungan seorang bocah dipaksa teman-temannya menyetubuhi kucing sambil direkam menggunakan ponsel. Korban sempat depresi, murung dan banyak melamun. Mengeluh sakit tenggorokan hingga membuatnya enggan makan dan minum. Mengalami sakit keras seminggu sebelum meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit. (cnnindonesia. 22/07/2022).


Kasus seperti ini sudah sangat ekstrem apalagi dilakukan oleh anak-anak yang masih sangat kecil. Pelakunya mesti diobservasi lebih jauh sebab ini sudah sangat di luar nalar. Dalam kondisi normal seorang anak tidak punya pikiran untuk menyuruh temannya menyetubuhi kucing.


Perlu dilihat kembali pola asuh yang dilakukan orangtuanya. Apakah anak punya gangguan perilaku/mental atau kebiasaan lain yang saat ini sulit dilepaskan dari anak-anak yaitu penggunaan media sosial. Bisa saja ini diakibatkan karena si anak terbiasa melihat konten porno atau konten yang kurang mendidik lainnya.


Sementara itu, Organisation of Economic Cooperation and Development (OECD) dalam riset Programme for International Students Asseement (PISA) pada tahun 2018 mengungkapkan, sebanyak 41,1 persen murid di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan. Indonesia sendiri berada di posisi ke-5 dari 78 negara dengan murid yang mengalami perundungan paling banyak. (kompas.com, 20/03/2021).


Selain memberi dampak negatif secara fisik dan psikis bagi korban, perundungan juga dinilai dapat menjadi penyakit menular. Seorang anak yang pernah menjadi korban perundungan, bisa saja melakukan aksi yang sama terhadap orang lain. Sebagaimana survey yang pernah dilakukan badan amal anti penindasan Ditch the Label tahun 2016. Dari 8.850 responden berusia 12-20 tahun terungkap sebanyak 14 persen pelaku perundungan pernah menjadi korban.


Langkah mengantisipasi dan penanganan efek perundungan pun diupayakan. Salah satunya dengan spinther, sebuah aplikasi untuk mengurangi trauma pada anak korban perundungan. Berisi sejumlah fitur permainan Terapy, catatan harian untuk mengungkapkan emosi, kontak konselor, kuis hingga informasi seputar perundungan beserta dampak dan gejalanya. Tetapi fakta hari ini, bullying tidak pernah berhenti. Selalu ada pelaku dan korban baru.


Tak dimungkiri pesatnya teknologi membuat membuat arus Liberalisme semakin kuat. Tontonan TV dan penggunaan smartphone tak seimbang dengan pendidikan yang diberikan. Hingga berpengaruh pada rusaknya moral anak. Negara yang menganut sistem sekuler dimana agama dipisahkan dari kehidupan. Lebih mengedepankan cerdas akademik tapi nol agama.  Meski mengelu-elukan pendidikan berkarakter, bagaimana mungkin tercapai bila minim pembekalan agama.


Kebebasan berbicara yang diagungkan dalam sistem Demokrasi Liberal, menjadikan banyak orang ringan lidah untuk mengucapkan perkataan kasar yang memicu emosi, bebas berperilaku, bebas berbuat sekehendak hati hingga tak punya hati ketika menindas yang lemah.


Berbeda dengan Islam yang mengajarkan manusia menjadi pribadi yang mulia dan bertaqwa. Dalam diri generasi muslim seharusnya terpatri pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) Islam. Hal ini yang disebut dengan kepribadian Islam (syakhsiyah Islamiyah). Untuk mewujudkannya ditempuh melalui sistem pendidikan Islam.


Seperti pendidikan yang dicontohkan Rasulullah Saw, terbukti mampu merubah sahabat dari jahiliyah menjadi mulia. Dilakukan dengan dua hal. Pertama, menanamkan akidah Islam, hingga para sahabat mengimani Allah Swt tanpa keraguan. Taat pada perintah dan laranganNya. Kedua, sahabat diajarkan berbagai pengetahuan Islam.


Negara pun melaksanakan fungsinya sebagai imarah (memakmurkan) dan ri'ayah (memelihara) maka visi pendidikankannya menjadikan manusia sebagai Khalifah di bumi. Membuat rakyatnya makmur namun bumi tetap terjaga dengan baik.


Kemudian negara juga mengatur agar media menjadi sarana dakwah dan memperkuat edukasi pembentukan kepribadian generasi. Pelaksanaannya berpedoman pada halal dan haram sesuai ketetapan syari. Sehingga tayangan yang mengandung kedzaliman atau pornografi dilarang untuk disiarkan.


Dengan demikian akan muncul  generasi pemimpin yang bertakwa dan terwujud generasi khairu ummah (umat terbaik). Jauh dari kasus-kasus bullying, kekerasan dan perbuatan mudharat lainnya.


Waallahua'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post