Oleh : Thohiroh Ranum
(Praktisi Remaja, Pengemban Dakwah)
Momen yang spesial harus diabadikan, agar momen tersebut bisa dikenang-kenang, momen yang sudah spesial harusnya membawa kebahagiaan, bukan kesengsaraan apalagi kematian.
Jagat maya gisruh dengan kabar perayaan helloween yang setiap tahun dirayakan, korban tewas dalam tragedi perayaan halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (29/10) lalu bertambah menjadi 156 orang. Pihak berwenang menuturkan korban tewas masih mungkin bertambah lantaran ada sekitar 30 korban luka saat ini dalam kondisi kritis. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20221102104618-113-868420/4-faktor-sebabkan-156-orang-tewas-dalam-tragedi-halloween-di-itaewon/amp
Sungguh miris sekali, keadaan yang diharapkan tetapi membawa malapetaka, mirisnya lagi perayaan yang sudah biasa dilakukan kenapa masih berujung seperti itu??? Inilah yang harus dijawab dengan baik, agar kedepannya tidak ada korban jiwa yang begitu gampang, kalau bisa perayaan ini berhentikan.
Tetapi, jika dilihat kebiasaan mancanegara sangatlah bebas, maka wajar nyawa seseorang begitu mudah melayang. Jadi, keamanan rakyatnya sudah tidak penting bagi negaranya, karena kerugian tidak dirasakan oleh negara. Apalagi kejadian ini di Korea yang notabene nya bunuh diri terbesar terjadi disini, tidak heran jika perayaan yang dimiliki akan berujung seperti itu.
Banyak orang depresi lalu bunuh diri, kabar yang mencuat lagi tentang bagaimana orang korea harus stylish dan elegan, dari ujung kepala sampai ujung kakinya, banyak yang menjalani operasi plastik untuk mempercantik diri. Kebebasan di Korea sangat fulgar, sangat transparan. Sudah menjadi rahasia umum keadaan yang bebas dalam apapun.
Jika sudah disadari kita tidak memiliki kekuatan dalam menjaga semuanya, kenapa perayaan tersebut terus berlangsung, begitulah jika kehilangan kekuatan terbesar. Saat ini negara terpecah-pecah, masalah negara Korea tidak akan menjadi urusan dengan negara lain.
Begitulah jika hidup disistem kapitalis sekuler, dimana kebahagiaan bagi mereka adalah yang diinginkan terwujud, selagi sama-sama mau tidak menjadi masalah, meski akibatnya akan buruk yang menghilangkan nyawa.
Berbeda sekali jika mengikuti aturan Islam, karena semua tindakan harus sesuai dengan aturan syariat, kebebasannya tidak dibiarkan total, karena Islam menjaga dengan baik sebelum kejadian buruk menimpa umatnya. Meski ada perayaan yang akan diselenggarakan pastinya sudah sangat detail untuk dipikirkan, bagaimana hukum perayaan yang akan dilaksanakan, meskipun hal itu menjadi tradisi di negera nya.
Pemimpinnya pun sangat mengatur keamanan acara nya hingga selesai, tidak ada korban yang berjatuhan, tidak akan dibiarkan buruk menimpanya dan isi didalamnya menambah wawasan aqidahnya, menguatkan keimanan masing-masing orang yang telah hadir.
Persatuan umat dalam satu komando sangat kita butuhkan, agar bisa menolong dan memberikan solusi jika terjadi sesuatu kepada saudara yang lain. Sedangkan saat ini gambaran penerapan Islam dipaksa untuk dikubur hidup-hidup, agar umat tidak merasakan kenikmatannya dan tidak mau menyambutnya, pintar sekali orang kafir menyembunyikan hal tersebut.
Padahal jika sudah ada Daulah Islam akan memudahkan beberapa keyakinan yang hidup di negaranya, perbedaan tersebut bukan menjadi permusuhan dan pembantaian. Kenyamanan dalam naungan Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah sudah janji Allah, mau sekeras apapun manusia menolak, sebanyak apapun fitnah menyebar, tegaknya sudah dijamin, maka berdirinya hanya menunggu waktu terbaik saja, sudah seharusnya kita bisa lega hidup didunia ini, tidak merasa sempit di kala senang.
Post a Comment