Oleh : Thohiroh Ranum Praktisi Remaja & Pegiat Dakwah
Dunia kampus adalah naungan yang menjadi idaman saat ini, banyak orang ingin memilikinya. Hidup di tengah-tengah orang intelektual, pastilah kita juga akan bahagia jika terpilih. Sebutan mahasiswa bagi orang yang belajar di kampus, mahasiswa juga sebagai agen perubahan, maka di sinilah awal semua bermula.
Baru saja digegerkan dengan kabar penipuan, termasuk yang katanya agen perubahan, orang yang intelektual, ternyata menjadi cikal-bakal penipuan online, yaitu dikatakan Pinjol.
Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi korban penipuan modus baru dengan iming-iming keuntungan 10% dan berutang pinjaman online (pinjol). Kini, mereka terjerat utang dengan total tagihan ditaksir miliaran rupiah. Sebagian dari mereka bahkan diteror oleh penagih utang, atau debt collector.
Sebanyak 331 orang terjerat pinjaman online karena menjadi korban penipuan dengan iming-iming imbal hasil yang besar. Dari jumlah tersebut, 116 diantara mereka adalah mahasiswa IPB di Jawa Barat.
Kerugian yang luar biasa, padahal secara logika sudah intelektual, apa yang salah dari kejadian menimpa mahasiswa. Penipuan online marak dilakukan, mudah untuk bisa mengaksesnya, kejahatan dan kezaliman menerobos dinding yang tinggi, (www.bbc.com).
Dan kejadian seperti ini sebenarnya tidak hanya di tahun ini, sangat disayangkan kejadian yang merugikan banyak orang, kerugian yang diterima besar, ternyata tak kunjung ada penyelesaian. Hidup di sistem seperti apa? Pemerintah nya kemana? Kejadian yang buruk menimpa berulang-ulang. Sejumlah mahasiswa korban investasi bodong di Kabupaten Jember, melapor ke Mapolres Jember, Kamis, 14 Oktober 2021. Dalam kasus ini korban yang jumlahnya 70 orang mengalami kerugian sebesar Rp 500 juta, (www.ngopibareng.id).
Beginilah penyelesaian berjuta masalah di sistem kapitalisme, nihil harapan dengan banyaknya kebohongan, berharap di dalam kepalsuan dan pengkhianatan. Dengan aturannya yang tidak jelas, pasti rakyat kecil yang menjadi taruhannya. Sungguh miris hidup di sistem kapitalis sekuler, tidak hanya rakyat kecil nantinya berharap keuntungan yang besar dengan aktivitas yang kecil, karena contoh sistemnya sudah ada di tengah-tengah kita.
Menjadi kesalahan yang terus menumpuk, dengan beberapa prinsip yang akhirnya berujung kerugian, sehingga berfikir nya mahasiswa berkutat kepada materi belaka, apa yang menggiurkan untuk mendapatkan keuntungan besar akan dilakukan tanpa berfikir panjang.
Gagal mencetak generasi intelektual, karena kenyataannya penipuan mengakar di tengah-tengah mahasiswa, jadi korban kebohongan orang lain di sistem saat ini. Dan sukses sudah menanamkan dalam diri mahasiswa tentang materialistis. Apapun yang berhubungan dengan materi dunia sangat dikejar.
Sangat terbalik kehidupan tadi jika adanya Daulah Islam, karena mencetak generasi yang baik dan intelektual menjadi tujuan utamanya. Sehingga tidak mudah tertipu dengan omongan orang yang suka berbohong.
Meski akhirnya terjerat penipuan maka nanti penyelesaiannya sangat tuntas, agar kejadian saat ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Dan tidak akan berani lagi untuk bisa melakukan pembodohan publik.
Dengan adanya Khilafah hidup ini akan tentram, seorang Khalifah pasti akan mengusut tuntas tanpa mengemis, lekas ketahuan dan memberi hukuman yang setimpal, agar kejadian yang zalim ini tidak mudah dijalani.
Khilafah 'ala minhajin nubuwwah solusi tuntas, memberantas hingga akar semua permasalahan di muka bumi, tidak akan berani lagi untuk melakukan kecurangan kecuali orang bodoh. Semua akan takut untuk melanggarnya, karena hukuman yang akan diberikan mendampak jera, menimbulkan rasa takut dan trauma yang luar biasa, karena pengumuman pelanggaran ada di tengah jutaan orang.
Post a Comment