Oleh : Thohiroh Ranum
(Praktisi Remaja, Praktisi Dakwah)
Dalam berkeluarga sang suami atau istri punya perannya masing-masing, dan peran tersebut tidak bisa ditukar, karena Allah sudah menempatkan sesuai kesanggupannya. Jadi, anak yang akan lahir dalam keluarganya akan menggenggam ajarannya dan meneruskan aktivitas nya.
Baru-baru ini digegerkan dengan kabar hari ibu yang akan dirayakan, yang katanya perayaan tersebut berbeda dengan negara lain. Peringatan Hari Ibu 2022 akan dilaksanakan pada 22 Desember. Tahun ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah membuat tema Hari Ibu 2022.
Tema utama Perayaan Hari Ibu (PHI) ke-94 adalah PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU. Selain tema utama, ditetapkan sub-sub tema untuk mendukung tema utama tersebut. Telah terbukti bahwa perempuan muncul sebagai penyelamat keluarga, dengan memulai usaha dan memasuki angkatan kerja sebagai dampak pandemi Covid-19 (Tirto.id/13/12/2022)
Acara yang diagendakan untuk bisa menghilangkan peran utama yang hakiki, yang digaungkan selalu kesetaraan dalam menjalani kehidupan. Padahal peran ibu sudah luar biasa dan yang utama adalah bisa mendidik buah hatinya untuk menjadi orang yang berkepribadian Islam.
Selalu terpatahkan atas sistem saat ini, selalu disamarkan dengan urusan dunia saja, pengaburan peran ibu sudah sangat bathil, penjajahan atas naiknya harga barang, eksploitasi atas peran ibu terjadi.
Beginilah hidup sistem kapitalis sekuler, jadi pola hidupnya fokus pada keuangan, kekayaan, simpanan emas, jabatan. Sebenarnya kalau kita mendeteli secara mendalam, penyebab tidak setara nya menjalani hidup ini karena kecipratan atas sistem yang zalim. Mau seperti apa perubahannya kalau sistem yang dianut masih kapitalisme, maka tidak akan tuntas masalahnya.
Berbeda dengan ada dibawah naungan Daulah Islam, pasti seorang khalifah akan menuntun ke jalan yang benar, khilafah akan menjadi wadah penerapan hukum Allah secara kaffah. Acara-acara yang diadakan akan punya tujuan cemerlang, tak perlu keluar rumah untuk menyetarakan tugas-tugas nya. Karena kolaborasi peran ibu dan ayah sudah sesuai porsinya.
Memang Islam satu-satunya solusi yang tepat, dan tuntas. Meski ibu bisa berperan sebagai wanita karir, yang sibuk dengan bisnisnya, cabang bisnisnya sudah meluas. Pasti peran utamanya tidak dilupakan sebagai madrasah bagi anak-anak nya.
Perlu kita pahami peran pendidik generasi adalah mulia, tidak boleh ada peremehan, dan kalau pun terjadi sebuah pengucilan peran ibu maka pasti daulah islam akan memberikan sangsi yang membuat efek jera. Khilafah satu-satunya wadah untuk bisa menghidupkan kembali Islam, kehidupan yang diidamkan, ketentraman dan kemaslahatan akan terpenuhi.
Post a Comment