Oleh : Ummu Sumayyah
Tahun 2022 baru saja berlalu. Sistem kapitalisme masih berada dipuncak kekuasaan mengatur dan mengikat seluruh gerak percaturan kehidupan manusia sesuai arahannya.
Pada faktanya, hingga akhir tahun 2022 ada banyak problematika yang terjadi di Indonesia, problematika kompleks yang hingga kini belum terselesaikan dengan tuntas. Terlebih terkait dengan kondisi generasi muda. Dengan berbagai persoalan tersebut, harapan ada perbaikan kondisi pada tahun 2023 sangatlah tipis. Apalagi saat ini fokus para pejabat sudah bias dengan agenda pemilu tahun 2024. pengurusan umat akan makin terbengkalai.
Sejatinya setiap kebijakan yang lahir dari hasil pemikiran akal manusia yang diagungkan sistem kapitalis ini, senantiasa membawa manusia kedalam jurang kehancuran, penderitaan, pertentangan dan penindasan. Betapa tidak, akal manusia yang sifatnya lemah dan terbatas serta tidak bisa dijadikan standar pasti dalam menilai apakah baik atau buruk. Faktor inilah yang kemudian menjadi penyebab berbagai problematika yang tak berkesudahan, dimana kebijakan yang seharusnya menjadi sebuah solusi justru menimbulkan masalah baru.
Sistem ekonomi kapitalis menimbulkan kesenjangan yang tajam antara kaya dan miskin, kekayaan hanya berputar pada segelintir orang yang merupakan pemilik modal, sehingga kemiskinan mendominasi seluruh rakyat. Belum lagi tingkat pengangguran yang kian tinggi akibat dari sempitnya lapangan pekerjaan. Dibidang hukum, kita temui tidak adanya keadilan bagi rakyat kecil ketika menghadapi perkara dimana hukum lebih memihak kepada pihak yang memiliki harta dan jabatan.
Dilansir dari kanal berita online, Kapolri mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2022 angka kejahatan dan tindak pidana meningkat. Peningkatan ini menurut kapolri bukan tanpa sebab, dikarenakan adanya pelonggaran pembatasan aktifitas selama pandemi sehingga meningkatnya aktifitas masyarakat. Kapolri juga melakukan tindak penyelesaian perkara juga memperhatikan asas due process of law. Polri melakukan upaya terakhir berupa penegakan hukum atas perkara yang terjadi. REPUBLIKA.CO.ID, 01 Januari 2023
BNN ( Badan Narkotika Nasional ) selama tahun 2022 telah menyita sabu, ganja dan ektasi, dan BNN juga berhasil memusnahkan lahan narkotika serta ganja basah. Upaya pemberantasan oleh BNN terhadap sindikat narkotika senantiasa ditindaklanjuti pengungkapan pencucian uang dengan tujuan untuk memiskinkan para bandar narkoba. Inilah strategi hard power approach, selain strategi lain seperi soft power approach yaitu pencegahan dan pemberdayaan masyarakat sebagai usaha untuk memerangi narkotik. REPUBLIKA.CO.ID, 30/12/2022
Dilansir dari KOMPAS.com, Potensi kerugian keuangan negara akibat kasus korupsi mengalami peningkatan. Data ini menurut pantauan Indonesia Corruption Watch atau ICW dalam semester I tahun 2022.
Kerugian negara akibat tindak pidana korupsi yang melibatkan 252 kasus korupsi dengan 612 tersangka dengan porensi korupsi mencapai Rp 33,665 triliun.
Beberapa fakta diatas membuktikan bahwasanya berbagai kemaksiatan dan kejahatan dalam sistem kapitalis tidak ada perbaikan justru mengalami peningkatan, meskipun bermacam cara dilakukan untuk menyelesaikannya. Alih - alih memberikan kesejahteraan justru menyengsarakan yang berkelanjutan tanpa penyelesaian.
Penerapan demokrasi tidak mampu memberikan keadilan kepada seluruh rakyat tanpa kecuali, melainkan hukum bisa diperjual belikan, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas. Dalam bidang sosial seperti perselingkuhan, tindak amoral, aborsi, seks bebas, LGBT, KDRT hingga tingginya tingkat perceraian.
Problematika pun menimpa kehidupan generasi muda, tidak lepas dari berbagai problematika yang menjeratnya, mulai dari pergaulan bebas, narkoba, judi online, aborsi, perbuatan amoral dan kejahatan lainnya akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekuler.
Generasi muda bukan saja menjadi korban tapi juga pelaku kapitalisme itu sendiri. Para kapitalis paham bahwa saat ini generasi muda menjadi sorotan karena diperkirakan pemuda mendominasi penduduk dunia, sehingga mereka berusaha dengan berbagai macam program melibatkan generasi muda.
Pemuda dalam cengkraman kapitalisme sekuler liberal, dimana setiap diri diberi kebebasan untuk menjalani agama atau pun tidak (agnostik). Sekulerisasi, menjauhkan mereka dari agamanya dan mengagungkan nilai - nilai kebebasan untuk mendapatkan kesenangan dunia dan keuntungan materi semata. Narkoba, seks bebas, perniagaan asusila, tawuran yang pelakunya adalah sosok pemuda, berseliweran dimana - mana.
Pangkal rusaknya kaum muslim, sejak tiadanya pelindung dan perisai, yaitu khilafah Islamiyah. Umat Islam saat ini tidak lagi mengenal khilafah yaitu sistem pemerintahan yang menerapkan Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan.
Saat ini kata khilafah justru di monsterisasi, perjuangan untuk menegakan kembali pemerintahan Islam atau khilafah, akan dilabeli radikal, fundamental atau antikeberagaman. Padahal khilafah adalah mahkota kewajiban ( tajul furud ) yang wajib ditegakkan. Namun atas nama demokrasi ajaran mulia ini diharamkan untuk kembali tegak di muka bumi, keberadaannya ditentang dan disebut sebagai pemecah belah bangsa. Justru demokrasi biang segala kerusakan yang terjadi, dengan menerapkan aturan manusia dalam mengatur kehidupan.
Selama kehidupan masih dipimpin sistem aturan kufur demokrasi, jangan berharap problematika yang menimpa generasi akan lenyap. Kerusakan yang terjadi pada pemuda muslim hanya akan bisa ditangani oleh sistem pemerintahan Islam, yaitu khilafah Islmiyah.
Islam Melahirkan Generasi Pemimpin
Peran generasi muda Islam adalah agen perubah dan memegang peran besar dalam membangun peradaban Islam. Ideologi Islam akan bangkit kembali merupakan suatu keniscayaan yang tidak diragukan sebagai janji Alloh SWT dan kabar gembira yang Rosul sampaikan.
Khilafah memiliki konsep bagaimana melahirkan pemuda tangguh dan memiliki kepribadian Islam yang mampu menciptakan dan memimpin peradaban gemilang, bukan pemuda yang lahir dari sistem demokrasi kapitalis, yang tidak memiliki kepribadian kuat kecuali lemah dan bodoh dalam urusan agama. Bangkitnya umat Islam akan menjadi lonceng kematian bagi Barat saat kaum muslim disatukan dalam naungan khilafah.
Islam memilki konsep bagaimana melahirkan generasi tangguh dan berkualitas, pertama harus dipahami bahwa negara adalah sebagai pelindung dan pelayan umat, dimana akan selalu menjaga keberadaan umat dalam segala hal baik jiwa, harta dan darahnya. Segala kebutuhan utama rakyat seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan akan negara berikan secara gratis, kalo pun harus mengeluarkan dana, tidak memberatkan rakyat.
Kedua, sistem pendidikan dalam Islam mempunyai tujuan mulia yaitu melahirkan generasi yang memiliki pemikiran, pemahaman Islam, sehingga mampu menciptakan generasi yang memiliki kepribadian Islam. Aqidah Islam dijadikan landasan dalam kehidupan dari sini lahir para ulama dan intelektual yang mampu memberikan kontribusi terbaik bagi umat.
Ketiga, aturan yang mengatur kehidupan individu, masyarakat dan negara adalah Islam, penerapan syariat Islam akan diberlakukan secara totalitas dalam seluruh aspek kehidupan. Keberadaan media sebagai alat komunikasi di era digital saat ini memiliki peran penting untuk menjaga suasana keimanan kaum muslim khususnya pemuda.
Media digital memberikan tayangan atau konten yang bermanfaat bagi umat, segala konten yang merusak aqidah akan dihilangkan, dan negara memiliki kontrol penuh dalam mengawasi tayangan yag layak dan tidak layak. Maka, hanya dengan siatem Islam saja segala problematika bisa diatasi dengan tuntas, dengan sistem Islam juga yaitu khilafah akan lahir generasi tangguh pemimpin peradaban dunia.
Wallahu'alam bis shawab
Post a Comment