Oleh: Indri Lestari (Pegiat Media Sosial)
Sejumlah perusahaan financial technologi (fintech) menawarkan opsi pendanaan kekinian yang mudah dan praktis saat melakukan transaksi online berupa paylater (bayar nanti).
Banyak kaum muda atau millenial yang melirik transaksi ini karena dinilai lebih mudah dan cepat dibanding menggunakan kartu kredit di bank. Meski banyak kemudahan, ternyata pendanaan lewat layanan ini bisa membawa musibah bagi para penggunanya.
Mengutip dari CNBC Indonesia, ada 4 hal yang musti diwaspadai sebelum menggunakan opsi pendanaan ini, yaitu biaya pinjaman bisa melonjak tajam, mendorong perilaku konsumtif, risiko ketergantungan serta risiko gagal bayar.
Dengan banyaknya resiko yang ditimbulkan akibat pinjaman berbasis riba ini, seolah generasi muda menutup mata demi terpenuhi berbagai kebutuhannya secara cepat dan instan.
Perilaku hedon dan konsumtif ini dilihat oleh para rentenir gaya baru sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Mereka para penyedia layanan berutang memberikan kemudahan dalam akses untuk meminjam uang. Mereka juga mendapatkan angin segar dari negara karena memfasilitasi jeratan haram tersebut dengan dalih terdaftar di OJK, bunga rendah dan tanpa syarat. Jadilah kaum muda tergiur dan terjebak gaya hidup konsumtif karena semakin cepatnya mendapatkan dana tanpa perlu memiliki uang terlebih dahulu.
Para generasi muda terutama kaum muslim tidak sadar bahwa mereka terjebak dalam gaya hidup ala barat yang menilai bahwa materi adalah sumber kebahagiaan yang harus segera dipenuhi. Untuk meraih semua kebutuhannya, mereka akan melakukan apapun walaupun bertentangan dengan aturan agama, tak peduli halal ataupun haram.
Mereka juga tidak khawatir jika jebakan riba itu akan membahayakan masa depannya. Mereka akan terdorong untuk berutang lebih banyak dan semakin konsumtif untuk memenuhi gaya hidup hedon. Jika mereka semakin terbenam dalam jerat utang riba, tentu masa depan mereka akan dipertaruhkan.
Begitulah jika kita hidup di era kapitalisme yang akan membuat kesengsaraan bagi generasi. Para kapitalis akan mencari sumber materi dengan menjadikan para generasi muda sebagai objek penghasil cuan bagi mereka melalui jeratan utang ala barat.
Tentu berbeda jika sistem Islam yang diterapkan. Para pemuda akan terhindar dari aktifitas haram karena negara akan menjaga perilaku mereka melalui aturan dan pendidikan Islam yang akan membentuk kepribadian Islam dalam diri generasi. Pola pikir dan pola sikap mereka akan sesuai dengan Islam dan mengerti jika tujuan hidup mereka orientasinya untuk meraih keridaan Allah Subhanahu wata'ala. Para generasi akan paham bagaimana mereka menggunakan hartanya dan tidak terjebak gaya hidup hedon dan konsumtif ala barat. Sebagaimana firman Allah ta'ala dalam surat Al-Furqan ayat 67 yang artinya:
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian".
Dengan demikian, terciptalah kehidupan generasi bertakwa, berkualitas dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Wallahu a'lam bhi ash-shawab
Generasi muda akan aman hanya dalam sistem Islam, Allahu Akbar
ReplyDeleteGenerasi muda akan aman hanya dalam sistem Islam, Allahu Akbar
ReplyDeletePost a Comment