Oleh : Siami Rohmah
Pegiat Literasi
"Born Pink" menjadi tajuk konser grup girlband asal Korea Blackpink saat menggelar konser di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Konser yang digelar pada 11-12 Maret 2023, membandrol harga tiket mulai Rp1.350.000 hingga Rp3.800.000. Konser ini mendapat animo yang sangat besar dari masyarakat, bahkan Sandiaga Uno dalam akun Instagram resminya @sandiuno menyebutkan konser ini dihadiri sekitar 70 ribu penonton.
Dukungan keamananan juga luar biasa. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Trunoyudo mengatakan, "Total 1.022 personel gabungan terdiri dari TNI 30 personel, Polda-Polres 932 personel, dan Pemda 60 personel." (CNBCIndonesia).
Jika melihat antusiasme yang luar biasa besar dari masyarakat dengan beragam lapisan serta kalangan meskipun dengan tiket yang tidak bisa dibilang murah ada beberapa hal yang harus kita garisbawahi. Pertama, gaya hedonisme benar-benar telah begitu dalam menguasai masyarakat kita, sehingga di tengah kesulitan dan krisis yang ada mereka rela mengeluarkan uangnya demi hiburan yang lebih mengarah kepada hura-hura. Padahal, jika mau jujur tidak ada sama sekali nilai yang bisa dicontoh. Yang ada justru membuat generasi semakin rusak, dengan menjadikan idola-idola yang jauh dari keimanan untuk dijadikan rujukan.
Kedua, pemerintah yang begitu mudah dalam memberikan ruang untuk acara seperti ini, mulai pemberian ijin acara sampai pengamanan. Sedangkan dampak positif untuk perbaikan di tengah bobroknya generasi tidak ada. Respon berbeda pernah diberikan pemerintah kepada para pemuda yang membaca Al-Qur'an di sepanjang Malioboro. Berbagai label diberikan, aktivis rohis bahkan dicap teroris, padahal tentu aktivitas ini jauh lebih positif dibanding konser Blackpink.
Miris memang melihat generasi yang jauh dari ilmu dan malah lebih antusias kepada aktivitas duniawi yang merusak, lebih miris lagi ketika negara justru memfasilitasi semua itu.
Negara dengan pola kapitalisme tergiur dengan dana yang akan mengalir ketika acara semacam konser ini diadakan, tanpa berpikir apakah akan membawa dampak positif atau tidak dalam pembentukan generasi yang tangguh, negara tidak memiliki visi yang benar dan misi yang jelas untuk membawa penerus bangsa ini menjadi orang- orang hebat yang bertakwa.
Negara adalah penanggungjawab setiap urusan rakyat. Dalam Islam negara memiliki visi dan misi yang jelas, yaitu mencetak generasi bersyaksiyah Islamiyah. Jadi setiap kebijakan yang diputuskan akan mengarah pada tujuan tersebut, bukan malah sebaliknya, sehingga akan terwujudlah generasi-generasi tangguh yang tidak terlena dengan gemerlap duniawi, sebagaimana generasi Mush'ab bin Umair yang lebih memilih agamanya dibanding tawaran kenikmatan dunia.
Wallahualam bissawab.
Post a Comment