Oleh: Ummu Zahra
Ibu Rumah Tangga
Marhaban ya Ramadhan
Bulan yang dinanti-nantikan kehadirannya,
Bulan yang penuh kebahagiaan didalamnya,
Bulan nan Mulia karena Al-Qur'an diturunkan dari padanya
Tinggal menghitung hari, atas izin Allah Swt semoga kita dipertemukan dengan Bulan Agung, Bulan Ramadhan. Bulan yang ditunggu kehadirannya dan takkan disia-siakan kedatangannya oleh orang-orang yang bertakwa, menelusuri setiap detiknya untuk beramal shaleh dan mengharapkan Ridho Allah Swt.
Tahukah engkau dengan Al-Qur'an semuanya menjadi Mulia?
Pertama, Bulan Ramadhan, menjadi bulan yang paling agung dan bulan yang paling mulia dari bulan-bulan lainnya, karena diturunkannya Al-Qur'an.
Kedua, Malam Lailatul Qadar, menjadi malam yang lebih baik daripada seribu bulan, karena 17 Ramadhan permulaan Al-Qur'an diturunkan.
Ketiga, Malaikat jibril menjadi pemimpinnya para malaikat, karena bertugas menyampaikan wahyu (Al-Qur'an) dan mengajarkannya kepada Rasulullah saw.
Keempat, Baginda Besar Nabi Muhammad saw menjadi pembawa rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi karena membawa Al-Qur'an. Bahkan, Nabi Musa as pun ingin menjadi umat Nabi Muhammad saw karena memiliki banyak keutamaan. Diantara lain;
a. Nabi Musa as berkata: "Wahai Tuhanku, dalam kitab Taurat dijelaskan ada umat terakhir tapi kelak memasuki surga paling awal. Aku berharap mereka adalah umatku."
Allah Swt menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad."
b. Didalam Taurat juga dijelaskan tentang umat terbaik yang selalu menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah. Aku berharap mereka adalah umatku."
Allah Swt menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad."
c. Didalam Taurat dijelaskan tentang umat yang ketika berniat melakukan satu kebaikan kemudian mengurungkananya, maka mereka tetap memperoleh satu pahala. Jika mereka melaksanakan niat baiknya, mereka akan memperoleh pahala sepuluh kali lipat, tujuh puluh kali lipat, hingga balasan yang tak terhitung. Aku berharap mereka adalah umatku."
Allah Swt menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad."
d. Didalam Taurat dijelaskan tentang umat yang ketika berniat melakukan keburukan lalu mengurungkannya. Maka mereka sama sekali tidak mendapat dosa. Jika mereka melakukan perbuatan buruknya maka hanya mendapatkan satu dosa. Aku berharap mereka adalah umatku."
Allah Swt menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad."
e. Didalam Taurat dijelaskan tentang umat yang doa-doanya dikabulkan. Aku berharap mereka adalah umatku."
Allah Swt menjawab: "Mereka adalah umat Muhammad."
Nabi Musa as berkata: " Ya Allah, jika demikian, jadikanlah aku sebagai umat Muhammad."
Kemudian Allah Swt memberikan memberikan Nabi Musa as dua hal yaitu menjadikannya sebagai utusan yang mampu bebicara dengan-Nya tanpa perantara dan sebagian umatnya ada yang mendapat petunjuk serta mampu berbuat adil. (Jalaluddin as-Suyuthi, Ad-Durrul Mantsur, (Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 2015, juz III, halaman 227).
Penjelasan diatas adalah sedikit dari keutamaan menjadi umat Nabi Muhammad saw. Tidakkah kita ingin menjadi orang-orang yang berada dibarisan Beliau, dan diakui sebagai umatnya dengan senantiasa mengamalkan apa yang Beliau ajarkan.
Kelima, para penghafal Al-Qur'an yang senantiasa berinteraksi dengan Qur'annya, baik yang tua maupun yang muda, mereka menjadi mulia dimata masyarakat dan juga mulia dihadapan Allah Swt, in shaa allah.
Telah terbukti, Al-Qur'an membuat siapa yang membawanya, menyebarluaskan, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dapat memberikan kemulian dalam penghidupannya. Seperti halnya dalam Daulah Khilafah Islamiyah yang negaranya menerapkan hukum-hukum Allah (Al-Quran) secara menyeluruh. Dapat mencetak generasi seperti Muhammad Al-Fatih, Shalahuddin Al-Ayyubi, Empat Imam Mazhab, Para Ilmuwan muslim, dan masih banyak lagi lainnya. Mereka hadir dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah, negaranya mampu menciptakan generasi emas, baik dalam hal ketakwaan individu maupun teknologi. Allah Swt pun Ridho terhadapnya dan menjadikannya rahmat untuk semesta alam.
Berbanding terbalik jika sebuah negara mencampakkan hukum-hukum Allah (Al-Qur'an), penghidupan yang sempit, kemaksiatan merajalela, kerusakan akhlak oleh yang tua maupun yang muda, dan masih banyak lagi kehancurannya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Allah berfirman QS-Taha ayat 124
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
"Dan Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."
Tidakkah kita menginginkan kemulian dari Al-Qur'an dengan menerapkannya secara kaffah. Menjadi hamba yang taat terhadap Hukum Syara dengan dukungan penuh oleh sebuah negara.
Wallahu a'lam Bishshawab
Post a Comment