Pilarmabda.com |
Oleh: Ina Yaniawati
(Ibu Rumah Tangga)
Kasus geng motor lagi-lagi kembali meresahkan warga. Salah satunya terjadi di wilayah Cibinong kebupaten Bogor, dimana sekelompok anak muda kisaran 20 orang melintas menggunakan motor, dan melakukan penyerangan terhadap segerombolan pemuda yang sedang nongkrong. Dari aksi tersebut terdapat korban, LA (21) tahun yang mengalami luka bacok. SindoNews.Com, Sabtu (11/2/2023).
Tak hanya di wilayah Bogor, aksi ini juga terjadi di wilayah Jakarta Selatan, yang terekam kamera CCTV, pada Sabtu (4-2-2023). Mereka terlihat sedang menyerang salah satu apartemen di kawasan Jakarta Selatan.
Kejadian serupa juga terjadi di jalan Pesantren Kota Cimahi Jawa Barat, pada Senin (23-1-2023). Dua anggota geng motor membacok seorang mahasiswa AR (19) di kawasan tersebut.
Maraknya kembali geng motor, memang sangat meresahkan masyarakat. Perilaku brutal mereka mencerminkan perbuatan amoral. Tentu saja hal ini menggambarkan gagalnya sistem pendidikan dalam membentuk kepribadian, dan mengarahkan ekspresi eksistensi generasi dengan cara yang benar, serta menunjukkan betapa rendahnya jaminan keamanan oleh negara, dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan warga.
Bila kita telaah dengan seksama potret buram generasi saat ini adalah buah dari penerapan sistem kehidupan sekularisme liberal yang di terapkan saat ini. Dimana paham sekularisme memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga nilai-nilai agama hanya diposisikan dalam ibadah ritual bukan untuk mengatur kehidupan manusia.
Akibatnya manusia bebas tak terbatas untuk berbuat semuanya dan semaunya. Anak-anak kehilangan jati diri sebagai pembangun peradaban, tidak mengenal halal haram. Yang mereka ketahui hanya bagaimana memuaskan hasrat eksistensi mereka, sekalipun dengan berbuat anarkis. Tidak kenal kasih sayang, hingga sekedar mencari ketenaran, meski nyawa mereka pun taruhannya. Dari sinilah kemudian muncul para remaja geng motor.
Selain dari sistem hidup yang sekuler, sistem pendidikan yang ada pun gagal membentuk kepribadian generasi. Hal ini karena sistem pendidikan saat ini hanya mengedepankan nilai-nilai materialistis. Keberhasilan hanya dilihat dari segi nilai yang tertulis dalam lembaran rapor dan kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusannya yaitu siap untuk kerja, bukan siap menjalankan kehidupan.
Sementara penanaman akidah Islam yang menuntun generasi memiliki kepribadian yang baik justru diacuhkan. Pendidikan akidah diserahkan kepada pilihan individu masing-masing. Jadilah generasi saat ini rusak dari segi sikap dan pikiran. Sekularisme liberal juga membuat negara tidak menyelesaikan akar permasalahan secara tuntas.
Negara hanya menindak para pelaku geng motor dan memberi sanksi. Padahal sebuah hukuman, tanpa adanya edukasi tentang tujuan hidup, tidak akan membekas. Malah justru sebaliknya, semakin meluasnya tindakan brutal geng motor tersebut. Karenanya, tidak mungkin geng motor berhenti, selama sistem kehidupan masih dalam kondisi sekulerisme liberal kapitalis.
Islam Solusi Mendidik Generasi
Islam sebagai sistem hidup yang lahir dari Sang Kholiq sebagai pencipta manusia tentu memiliki aturan yang sempurna, memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia. Sistem pendidikan Islam, memiliki visi untuk menjadikan generasi berkepribadian Islam, yaitu mereka berpola pikir dan berpola sikap Islam. Dengan landasan Islam mereka akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mereka juga faham mana tindakan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.
Kurikulum Islam juga mengajarkan anak-anak terkait ilmu alat, sehingga mereka mampu mengarungi kehidupan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan darinya. Tak hanya sistem pendidikan, negara juga akan menjaga lingkungan yang islami. Dengan demikian, para generasi akan senantiasa tersuasanakan dengan syiar Islam.
Media juga diatur, agar setiap stasiun media, hanya akan menampilkan tayangan yang diperbolehkan syariah. Namun jika masih ada yang melanggar, negara akan memberikan hukuman yang sesuai syarak. Hukuman ini bersifat jawabir (menebus dosa si pelaku) dan zawajir (tameng bagi yang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama). Dengan begitu pemuda akan senantiasa terjaga dari melakukan kejahatan.
Selain itu negara juga menjamin agar lingkungan keluarga taat syariat. Negara akan memastikan orang tua melakukan tanggung jawabnya dengan baik, salah satunya kewajiban mendidik anak-anak di rumah. Negara pun memastikan kepala keluarga untuk bekerja, semisal dengan membuka lapangan kerja bagi laki-laki, jadi ibu tidak perlu bekerja di luar rumah membantu keuangan keluarga. Walhasil, ibu bisa konsentrasi mendidik anak-anaknya.
Negara juga menjamin kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan keamanan yang murah, bahkan gratis.
Dengan demikian, satu-satunya jalan untuk membenahi problem generasi saat ini, adalah dengan mewujudkan seluruh sistem Islam dalam kehidupan. Karena hanya dengan sistem yang sempurna, generasi berkepribadian Islam akan terbentuk, dan terjaga.
Wallahua'lam bisshawab
Post a Comment