Oleh : Asti Marlanti
Konser Blackpink difasilitasi dengan luar biasa, termasuk pengerahan keamanan. Dikutip dari tempo.co tanggal 12/03/2023, Polda Metro Jaya kerahkan 1.022 personel untuk menjaga keamanan konser BLACKPINK hari kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Meski tiket mahal, -pengeluaran nonton konser k-pop bisa tembus Rp 10 juta- tapi laris manis.
Sungguh miris, di tengah persoalan bobroknya generasi, dalam segala aspeknya, negara justru memfasilitasi konser yang berakar dari budaya luar, yang berpotensi menambah rusak generasi. Masyarakat tahu bagaimana cara berpakaian blackpink, tarian dan nyanyiannya. Semua itu menjurus kepada kemaksiatan.
Sungguh berbeda sikap terhadap berbagai kebaikan yang ditampilkan pemuda yang membaca Al Qur’an di sepanjang Malioboro, aktivis rohis sekolah dan kampus, bahkan mereka semua dicap sebagai teroris. Dan makin miris lagi, di tengah kemiskinan yang ekstrem, sebagian anak muda dengan mudah mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk hiburan.
Sungguh hal ini nampak nyata wajah negara miskin visi yang jelas terhadap generasi. Nyata juga dampak sekulerisme-kapitalisme yang diterapkan di negeri ini, sehingga salah meletakkan prioritas dan dikuasai hedonisme.
Berbeda dengan sistem Islam. Islam memiliki visi yang jelas atas generasi, yakni sebagai pembangun peradaban Islam yang mulia. Islam menjadikan negara sebagai pihak yang akan mewujudkannya, mengintegrasikan misi mencetak generasi bersyakhshiyah Islam dalam seluruh bidang kehidupan.
Sejarah telah membuktikan, generasi emas terjadi dalam sistem Islam. Negara kaya akan visi misi terhadap generasi, yakni pada masa Khilafah Islam.
Begitu banyak para pemuda mampu memimpin dunia. Misalnya, Muhammad Al Fatih, mampu menaklukkan Konstantinopel pada usia 23 tahun. Selain itu ada Umar bin Abdul Aziz, Salahuddin Al Ayyubi, dan masih banyak yang lainnya. Semua itu hanya bisa terwujud dalam bingkai Daulah Khilafah Islam.
Wallahu a'lam bishshawaab
Post a Comment