Oleh : Yulia Ummu Haritsah
Ibu Rumah Tangga dan Pegiat Literasi Dakwah.
Kasus penistaan agama terus berulang kembali, disaat umat Islam merayakan hari raya, viral di medsos terjadi penistaan agama.
Seperti yang dilansir CNN Indonesia, seorang wanita dengan postingannya, memakan olahan babi dengan mengucapkan bismillah, yang jelas dalam Islam keharamannya, satu lagi seorang WNA yang memasuki masjid memarahi imam masjid, sambil meludahinya, karena merasa terganggu dengan imam masjid yang memutarkan murotal, tentunya semua ini menyakiti hati kaum muslimin. Disaat ruhiyah sedang meninggi, malah dinistakan oleh orang yang tak beradab.
Kasus penistaan agama ini kenapa terus berulang? padahal disaat informasi begitu cepat diakses, semua bisa dengan cepat ditindak sebelum umat marah, bukankah ini tugas negara untuk menjaga akidah umat dan kemuliaan agama?
Bisa kita lihat, ini terjadi karena ditetapkannya sistem sekulerisme yang ada ditengah kehidupan kita, masyarakat dilindungi kebebasannya dalam berekspresi, berbicara ataupun bertindak, bahkan sampai bebas berakidah, padahal menurut syariat, boleh berekspresi asalkan tidak bertentangan dengan aturan Allah.
Meskipun penistaan itu bisa disangsi karena ada pasal tentang penistaan agama, dan itupun jika ada aduan, jika tidak ada aduan maka tidak bisa diperkarakan meski tindakannya melanggar syariat.
Kenapa semua ini bisa terjadi? di mana peran negara sebagai pelindung penjaga kemuliaan agama? Sampai kapan penistaan ini akan terhenti? Mungkin Sampai Islam diterapkan dalam segala sendi kehidupan.
Meski mereka yang melakukan penistaan itu kini sudah dijadikan tersangka, karena adanya aduan, namun kejadian seperti ini tidak jadi jaminan tidak terulang lagi, tentunya akan ada lagi penistaan penistaan berikutnya, karena hukuman bagi penista sekarang ini tidak menimbulkan efek jera.
Sungguh miris di negeri yang mayoritas Islam malah banyak penista agama mayoritas, umat Islam dituntut bersabar tidak melakukan anarkis terhadap pelaku penistaan, sedangkan penista bebas berulah. Sungguh sekularisme sudah merusak fitrah manusia, untuk hidup sesuai tuntunan Agama.
Berbeda dengan pemerintah Islam, dalam pemerintahan Islam masyarakat dituntut untuk bertaqwa, agar kehidupan sesuai dengan aturan sang pencipta, sesuai dengan fitrahnya manusia, sehingga berkehidupan tentram didalamnya.
Oleh karena itu penguasa wajib menerapkan aturan Islam, karena hanya pemerintahan yang menerapkan aturan Islam, yang akan bisa menjaga akidah umat, menjaga keagungan agama, karena sejatinya agama yang haq yang akan mampu mengatur seluruh kehidupan manusia.
Wallahu'alam bishawab
Post a Comment