Oleh : Ummu Faza
Dikutip dari Katadata.co.id, Jokowi siapkan Rp 800 Miliar untuk memperbaiki jalan yang rusak di Lampung. Hal ini karena begitu miris pengurusan negeri ini, banyak fasilitas umum yang urgen terabaikan. Misal, jalan raya yang merupakan fasilitas umum, kondisinya memprihatinkan. Bisa kita lihat, banyak jalan rusak di berbagai pelosok negeri, apalagi jalan desa atau pedalaman. Jalan penghubung antar kota saja banyak yang rusak parah dan berlubang.
Contoh kasus, viral rusaknya jalan di Lampung ‘berakhir’ dengan kunjungan Presiden dan kucuran dana dari pusat. Apa harus menunggu viral, baru mendapat perhatian?
Persoalan ini menunjukkan banyak ha. Mulai dari abainya pemerintah daerah, lemahnya pengawasan pusat, hingga viral menjadi metode mendapatkan solusi. Semua itu menggambarkan betapa lemahnya sistem pengurusan umat berdasarkan demokrasi sebagai sistem yang diterapkan saat ini.
Semakin terlihat cara kerja penguasa yang tidak memiliki visi misi yang jelas. Semua terlihat seperti aktivitas insidental tanpa rencana awal yang matang. Begitulah sejatinya hidup dalam sistem demokrasi, pemimpin miskin visi dan rakyat pun terabaikan.
Berbeda dengan sistem Islam. Islam menjadikan penguasa sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Islam memiliki visi misi yang jelas. Tanggung jawab utama penguasa adalah meri'ayah atau mengurus urusan umat dan akan memberikan amanah kepada individu yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi sehingga urusan masyarakat tidak akan terabaikan. Apalagi menyangkut fasilitas umum. Pastinya akan selalu terpantau, terencana, dan terpelihara. Dan kasus jalan rusak parah tidak akan pernah terjadi. Karena panguasa dalam Islam menyadari bahwa pertanggungjawaban mereka bukan cuma di hadapan rakyat yang mereka pimpin, akan tetapi yang lebih berat adalah di hadapan Allah kelak di hari penghisaban.
Ketika Umar bin Khattab ra menjabat sebagai khalifah di negara islam Madinah. Khalifah Umar bin Khattab ra dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli pada rakyatnya. Beliau tidak mencari citra baik di tengah masyarakatnya, juga tidak semena-mena kepada mereka. Segala kepentingan hanya untuk rakyatnya supaya mereka hidup sejahtera dan tidak merasa kesulitan.
Suatu hari Umar bin Khattab pernah berkata ketika melihat sebuah jalan yang rusak.
"Seandainya seekor keledai terperosok ke sungai di kota Baghdad, niscaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya dan ditanya, ‘Mengapa engkau tidak meratakan jalan untuknya?’." Ucapan itu adalah ketakutan Umar bin Khattab akan pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah Swt. sebagai pemimpin rakyatnya. Umar bin Khattab tidak tega membiarkan bahkan seekor keledai sekalipun terperosok ke dalam lubang jalan yang rusak. Terlebih lagi bila ada manusia yang terluka akibat hal itu.
Itulah salah satu contoh pemimpin dalam sistem Islam. Para khalifah akan berusaha amanah, karena yang lebih mereka takutkan adalah pertanggungjawaban di hadapan Penciptanya, bukan nunggu viral baru dicarikan solusi.
Wallahu a'lam Bishshowab
Post a Comment