Oleh : Neni Natalia
Aktivis Muslimah
BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Asep Kusumah mengatakan, penyebab menggunungnya sampah di Pasar Sehat Cileunyi disebabkan armada dan TPA Sarimukti. Menurut Asep, jika TPA Sarimukti lancar, persoalan Sampah Pasar Sehat Cileunyi bisa selesai.
"Cileunyi itu, dengan tiga armada truk pengangkut sampah kita bisa selesai dalam sehari," katanya saat dihubungi, Kamis (17/5/2023).
Namun, dalam kondisi TPA Sarimukti yang tidak kondusif, 3 truk pengangkut sampah hanya bisa melakukan perjalanan satu rit (sekali pergi) dari biasanya 3 rit.
Keterlambatan ini berdampak pada pengangkutan sampah di Kabupaten Bandung, termasuk Pasar Sehat Cileunyi. "Jadi dalam kondisi saat ini, tiga truk tidak bisa dilakukan satu hari, jadi hanya bisa satu rit. Satu rit pun dia kalau terhambat pada saat buang, berarti besoknya balik lagi siang," tutur Asep.
Selain mengalami gangguan infrastruktur, jam operasional TPA Sarimukti terbatas. Itu artinya semakin sedikit sampah yang bisa dibuang per harinya ke TPA Sarimukti, sedangkan sampah yang baru berdatangan. "Intinya memang ini hanya persoalan teknis di infrastruktur, kemudian dari durasi waktu yang mengalami keterlambatan. Otomatis ujungnya akumulasi, karena sampah barunya setiap hari datang," ujar Asep. Asep membeberkan, persoalan sampah tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Bandung, tapi juga terjadi di wilayah Bandung Raya. "Memang kita agak berat Bandung Raya yang tadinya kita bisa selesaikan sehari atau dua hari. Sekarang pasti akan dua atau tiga kali lipat dari segi waktu," ungkapnya. Terkait solusi jangka pendek pengelolaan sampah di Pasar Sehat Cileunyi, pihaknya mengaku hanya akan melakukan opsih (operasi bersih). "Hari ini Cileunyi akan mulai diprogres, walaupun tidak secepat dulu penanganannya. Karena dari sisi durasi waktu tadi, kami mengalami kendala," pungkasnya.
Penanganan masalah sampah memang belum sepenuhnya menjadi perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat. Gerakan sosial yang fokus pada masalah lingkungan harus berupaya keras. Sejumlah gagasan dirumuskan. Sayangnya, problem masalah sampah ini seolah tiada akhir. Permasalahan ini muncul dari sifat konsumtif yang mendera masyarakat. Perilaku ini terjadi karena ada rasa puas dalam berbelanja sehingga mereka berbelanja bukan berdasarkan kebutuhan melainkan karena keinginan. Tentunya barang-barang yang dibeli ini minimal terbungkus dengan kantong plastik. Dampaknya volume sampah meningkat akibat dari bungkus-bungkus tersebut. Pola hidup konsumtif sebenarnya adalah dampak turunan dari cara pandangan kehidupan. Sebagaimana kita ketahui bahwa cara pandangan kehidupan saat ini dipengaruhi ideologi kapitalis. Ideologi Barat yang menjadikan kepuasan seseorang sebagai tolok ukur kebahagiaan. Sehingga muncullah pola hidup konsumtif.
Berbagai solusi dan inovasi telah ditawarkan, tetapi sampai saat ini belum ada yang efektif menangani permasalahan sampah. Untuk itu, pola konsumtif masyarakat harus diubah dan diganti menjadi pola konsumsi yang tepat dan benar. Dan pola konsumsi yang tepat ini ada dalam Islam. Islam mendorong manusia untuk memiliki gaya hidup yang bersahaja dan mengkonsumsi sesuai kebutuhan. Semua itu dilakukan bukan berdasarkan manfaat melainkan atas dasar keimanan kepada Allah SWT.
Dari sisi individu, Islam mengajarkan kesadaran tentang pola konsumsi mereka dengan memilah kebutuhan dan keinginan. Sedangkan dari sisi masyarakat, mereka akan menjadikan tolok ukur kebahagiaan bukan berdasarkan manfaat melainkan mereka bisa bersedekah kepada yang lain, membantu mereka yang membutuhkan. Mereka melakukan itu semua atas dasar meraih rida Allah SWT.
Dan dari segi negara, penting bagi penguasa memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pola hidup hemat dan bersahaja. Masyarakat diajak mengonsumsi produk sesuai kebutuhan. Dan negara akan mengolah sampah sehingga tidak akan mencemari lingkungan. Inilah solusi yang ditawarkan oleh Islam. Namun individu, masyarakat, dan negara yang demikian tidak akan terwujud kecuali dalam sistem Islam yang menerapkan Islam kaffah yaitu Daulah Khilafah.
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment