Definition List

POLITIK TANPA AGAMA, SEKULER ITU NYATA



Penulis : Siami Rohmah
Pegiat Literasi 


Suhu politik panas, dengan semakin dekatnya tahun 2024 semakin terasa pula kenaikan suhu politik di negeri ini. Yang terbaru adalah pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang memicu pro kontra. Menteri Agama ketika menghadiri Tabligh Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat menyatakan, "Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih". (Kementerian Agama RI).

Dari pernyataan Menag terkandung dua pesan yang bisa diambil, pertama, bahwa agama menjadi hanya sekedar alat politik. Kedua, agama tidak boleh ikut campur dengan masalah politik. Seolah sudah menjadi lagu yang berulang diputar, ketika menjelang Pemilu di negeri ini penggorengan isu agama luar biasa. Negeri dengan penduduk mayoritas muslim ini menjadi rebutan hak pilihnya. Demi memikat mereka tak jarang para kontestan mendadak menjadi religius. Misalkan memakai kopiah, bahkan yang terbaru salah satu calon presiden menjadi model untuk adzan Maghrib di salah satu televisi swasta. Dari sini memang jelas sekali bahwa agama itu menjadi alat politik. Atau politisasi agama.  Kemudian kaitanya dengan pesan kedua dari pernyataan Menag, bahwa agama itu harus jauh dari politik. Hal ini memang menjadi sesuatu yang bisa dipastikan ketika sebuah negara mengambil kapitalisme sebagai dasar menjalankan proses kekuasaannya. Kapitalisme, sejak lahirnya tidak menginginkan agama ikut terjun dalam pengurusan penyelesaian masalah manusia. Karena menganggap agama hanya akan membawa kesengsaraan, sebagaimana yang dirasakan oleh Eropa sebelum Renaisans. Yang mana  agama menjadi alat yang begitu kua bagi penguasa untuk menindas rakyat. Akhirnya jalan tengah yang mereka ambil adalah agama tidak boleh ikut campur dalam urusan kekuasaan atau politik. Inilah kemudian yang disebut sekulerisme, pandangan pemisahan agama dari kehidupan.

Politik sekuler inilah yang mereka jajakan dan paksakan ke negeri - negeri muslim. Bahkan orientalis Belanda yang berpura-pura masuk Islam Snouck Hurgronje jauh sebelum negeri ini merdeka telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah Belanda untuk melarang masjid-masjid dan umat Islam dari kegiatan politik. Tujuan jelas agar kaum muslimin tidak bergerak melakukan perlawanan terhadap penjajahan. 

Politik sendiri yang diharamkan oleh sistem kapitalisme dicampuri agama berasal dari kata Bahasa Arah sasa-yasusu-siyasat (an) yang berarti mengurusi, memelihara. Dalam buku As-Siyasah wa As-Siyasah Ad - Duwaliyah (1987 : 13) Samih Athif menulis bahwa siyasah (politik) adalah pengurusan urusan umat, perbaikan, pelurusan, menunjuki pada kebenaran dan membimbing pada kebaikan.

MasyaAllah, ternyata politik memiliki makna yang bagus. Jadi menjadi hal yang aneh ketika umat ini didorong untuk menjauh dari politik. Islam sebagai agama yang syamil wa Kamil, menyeluruh dan sempurna sangat berbeda dengan agama yang lain yang dianut umat manusia. Islam dengan kesempurnaan yang dimilikinya mengatur segala sendi kehidupan manusia. Mulai mua'malah ( pendidikan, ekonomi, politik). Kemudian sistem sanksi ( uqubat), pembuktian ( bayinat). Maka akan banyak ditemui dalam kitab - kitab atau buku - buku karangan ulama yang membahas tentang politik. Sebut saja dalam Fikih Islam karangan Sulaiman Rasyid juga dibahas mulai dari thaharah (bersuci) hingga Khilafah/Imamah (kepemimpinan politik Islam).

Begitu jelasnya Islam mengatur kehidupan dan permasalahannya akan dengan mudah ditemukan dalam Al Qur'an. Yang mana dalam firman Allah tersebut, Allah tidak hanya mewajibkan sholat tapi juga berperang. Allah tidak hanya mewajibkan puasa tapi juga mengatur ekonomi, yaitu ketika Allah mengharamkan riba dan menghalalkan perdagangan (jual beli). Maka apa yang kita pahami dari perjalanan Rasulullah, yang beliau tidak hanya sebagai pemuka agama tetapi juga kepala negara, yang mengurusi seluruh urusan umat. Ini menjadi wujud nyata bahwa Islam tidak anti politik, tapi Islam mengatur urusan politik. Bagaimana politik itu juga harus sesuai dengan aturan Allah, yaitu Islam.Bukan malah meninggalkan politik. Maka lihatlah bagaimana Imam Al Ghazali berbicara tentang politik atau kekuasaan dalam kitab Al- Iqtishad fi Al I' tiqad," Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah  pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak ada pondasinya akan roboh dan segala sesuatu yang tidak ada penjaganya akan musnah. Sementara Imam Ibn Taimiyah juga menegaskan, "Jika kekuasaan terpisah dari agama atau agama terpisah dari kekuasaan niscaya keadaan manusia akan rusak (Majmu' Fatawa, XXVIII/394).

Rusaknya manusia seperti yang disampaikan Ibnu Taimiyah telah kita saksikan saat ini. Di mana kerusakan di segala lini karena menjauhkan Islam dari pengaturan dan penyelesaian masalahnya. Jadi menjadi hal yang berbahaya ketika agama dijauhkan dari politik. 

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah 208 yang artinya, "Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua kedalam Islam. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan musuh yang nyata bagi kalian."

Wallahualam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post