Oleh : Iyar
Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah
Sengguh miris di sistem kapitalis kebutuhan pokok makin melambung, termasuk harga beras. Seperti yng dilansir oleh media online Jakarta CNBC Indonesia, Harga beras terus mencetak rekor, kondisi ini tentu saja memberatkan bagi masyarakat Indonesia di mana 98,5% konsumsi makanan utamanya adalah beras.
Data pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPSN) menunjukkan harga beras pada Jumat (13/10/2023) tercatat Rp14,600 per kg. Harga setinggi itu belum pernah tercatat dalam PIHPSN.sepanjang tahun ini harga beras sudah terbang 15,42% bila melihat pergerakkan bulanan, harga beras juga sudah jauh melonjak bila dibandingkan 2 tahun lalu. Harga beras pada September 2021 rata-rata hanya di bandrol Rp11,650 per-kg.
Tetapi pada Oktober 2023 sudah mencapai Rp14,400/kg artinya dalam 2 tahun harga nya sudah terbang 23,6%. Harga beras mulai melesat sejak Agustus tahun lalu dan terus naik. Berkurangnya pasokan, gagal panen, kekeringan, serta kebijakan larangan expor dari sejumlah negara membuat harga beras mencetak rekor. Kendati harganya terus meronjak konsumsi akan beras justru terus meningkat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi beras di dalam negeri juga terus naik, pada bulan September 2022 menunjukan 98,35% rumah tangga di Indonesia mengonsumsi beras. sedangkan konsumsi beras ketan hanya 1,94% sementara jagung hanya 13,3% data juga menunjukkan per September 2023 rata-rata konsumsi beras per kapita di Indonesia, baik lokal, kualitas unggul, maupun impor tercatat mencapai 6,81kg/bulan konsumsi tersebut meningkat 0,87% di bandingkan September 2021 di mana konsumsi beras sebanyak 6,75kg/kapita/bulan besarnya konsumsi beras berimbas pula pada peranan beras dalam mendongkrak pembentuk inflasi makanan terbilang besar yakni 3,33%, beras juga menjadi penyumbang kemiskinan nomor 1 di Indonesia, mengingat 75% pengeluaran warga miskin Indonesia di habiskan untuk makanan.
Di mana beras mendominasi angka kemiskinan, beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 19,35% di perkotaan dan 23,73% perdesaan. Harga beras makin mahal, rakyat makin sulit memenuhi kebutuhan makanan pokok, apalagi harga pangan lain juga melambung naik.
Penguasa mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan para pengimpor beras. Justu penguasa tidak berpihak pada para petani karena biaya produksi yang tinggi, tetapi bila musim panen tiba justru penguasa mengeluarkan kebijakan impor.
Hal ini membuat para petani merugi karena harga lokal jatuh, begitulah kenyataannya ketika sistem kapitalis diterapkan hanya berorintasi pada keuntungan materi. Sistem kapitalis sama sekali tidak pernah berpihak pada rakyat dan hanya memberi keuntungan pada pemberi modal.
Berbeda dengan sistem Islam, semua kebutuhan pokok rakyat akan dijamin dan dipenuhi tanpa memberatkan dan merugikan rakyat. Dengan sistem Islam penguasa akan mengatur agar kebutuhan rakyat, terutama kebutuhan pokok bisa tercukupi dengan baik karena sudah menjadi kewajiban penguasa sebagai pemegang kebijakan.
Terbukti sudah sangat jelas dan nyata hanya dengan menerapkan sistem Islam yang akan memberikan solusi hakiki dan tepat untuk menjamin kehidupan rakyatnya. Penguasa dalam Islam didudukan sebagai pelindung.
Wallohualam bissawab
Post a Comment