Oleh : Bunda Hanif
Kasus demi kasus pembunuhan kerap kali terjadi belakangan ini. Di Cikarang, seorang suami, tega membunuh istrinya karena permasalahan ekonomi. Korban dibunuh dengan cara dipukul, diseret dan digorok lehernya hingga tewas. Sungguh kejam perbuatan pelaku, hilang sudah rasa cinta, kasih dan sayang selama hidup berumah tangga. (Muslimahnews.com, 7/9/2023).
Pelaku yang bernama Nando (25 tahun) tega membunuh istrinya Mega Suryani Dewi (24 tahun) di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 22.00 WIB. (Republik.co.id,12/9/2023)
Alasan pelaku membunuh korban lantaran kesal ketika ditanya masalah uang belanja. Pelaku kemudian membentak dan menampar istrinya di bagian pipinya. Tamparan tersebut membuat Mega terjatuh ke lantai dan tak berdaya. Saat sang istri berusaha bangkit, Nando bukannya iba, malah semakin kalap. Pelaku pun menyeret istrinya ke dapur dan menggorok lehernya dengan pisau dapur. Yang sangat miris, pelaku melakukannya ketika anak-anaknya yang masih balita terbangun.
Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku membersihkan darah yang berceceran dari jasad korban. Setelah itu membiarkan jasad istrinya tergeletak di ruang tengah rumah kontrakan. Kasus tersebut terungkap saat ibu korban mendatangi kontrakan pada Sabtu (9/9/2023) sekitar 01.30 WIB.
Selain kasus Nando, ada lagi kasus pembunuhan yang dilakukan seorang suami terhadap istrinya di Singkawang, Kalimantan Barat. Kasus ini dipicu lantaran istri meminta cerai. Suami langsung naik pitam dan menikam istrinya dengan pisau sebanyak 4-5 kali. Pelaku yang berinisial BSK, tega menghabisi nyawa istrinya NSLdi rumah mereka di Jalan Gunung Besi Lirang, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada Kamis 7 September 2023. Kompas.com, 16/9/2023)
Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Singkawang, IPTU Dedi Sitepu, pembunuhan terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Pelaku menusuk korban di bagian perut sebanyak 4 kali. Atas perbuatannya, pelaku akan dikenakan Pasal 44 ayat 3 Jo Pasal 5 huruf a UU Nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga Subsider Pasal 340 KUHP Subsidet Pasal 338 KUHP Subsider Pasal 351 atay 3 KUHP dengan ancaman pidana penjara di atas 5 tahun.
Kejadian yang sama terjadi di Ciamis, berawal dari percakapan masalah uang hasil parkir yang memicu pertengkaran, setelah itu suami tega menghabisi nyawa istrinya dengan menjambak rambut dan membenturkannya ke tembok. Peristiwa tragis tersebut terjadi di kediaman pelaku, Asep Malik (51 tahun) di Dusun Warung Wetan, RT 06 RW 03, Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis pada Minggu, 10 September 2023. (Kompas.com, 15/9/2023)
Asep yang berprofesi sebagai juru parkir tega menghabisi nyawa istrinya, Teti Maryati (40 tahun) lantaran kesal sang istri berbicara kasar dan berteriak saat diminta uang hasil parkir Rp 100.000. Korban ingin uang tersebut dipegang sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk membeli kebutuhan pribadi.
Pelaku menjambak rambut dan menampar pipi kiri korban. Korban sempat melawan dengan mencekik leher serta menendang perut dan kemaluan suaminya. Korban yang terus berteriak membuat suaminya kalut, hingga akhirnya ia memukul wajah sang istri dan membenturkan kepala korban ke tembok.
Peristiwa tersebut terjadi dalam kurun waktu sekitar 22.00-23.00 WIB. Usai melakukan perbuatannya, pelaku mendatangi rumah ketua RT setempat pada Minggu pagi pukul 05.00 WIB dan mengatakan istrinya meninggal karena jatuh di kamar mandi.
Sungguh tragis kasus pembunuhan yang kerap kali terjadi belakangan ini. Semua pelakunya adalah suaminya sendiri. Orang yang selama ini hidup bersama dalam rumah tangga. Pernah ada rasa cinta, kasih dan sayang di antara mereka. Tiba-tiba mereka berubah menjadi penjahat yang tega menghabisi nyawa istrinya dengan sadis.
Perbuatan yang mereka lakukan bahkan lebih buruk dari hewan yang justru cenderung melindungi pasangannya. Rasa cinta dan kasih sayang hilang dalam sekejab, berganti dengan kemarahan dan tindakan kejam. Ketiga kasus di atas bukanlah kali pertama. Masih banayk kasus lainnya yang mungkin saja tidak terungkap. Seperti fenomena gunung es, yang tidak Nampak mungkin lebih banyak daripada yang terlihat.
Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari masalah ekonomi, perceraian, harta kekayaan hingga ada pihak ketiga. Semua itu membuat mereka kehilangan akal sehatnya, kemudian kalut dan bertindak kejam.
Sebenarnya penyebab hakiki dari permasalahan ini bukan karena faktor ekonomi, perceraian, kekayaan ataupun pihak ketiga, melainkan akibat dari penerapan sekuleris kapitalisme. Ideologi buatan manusia ini memisahkan aturan agama dari kehidupan. Agama hanya untuk mengatur urusan ibadah mahdhoh saja seperti sholat, shaum, zakat dan haji. Sementara urusan manusia dalam ekonomi, politik bahkan bernegara tidak boleh memakai aturan agama.
Sedangkan kapitalisme membuat tekanan hidup makan berat. Harga kebutuhan pokok yang terus naik tidak sejalan dengan kenaikan gaji, belum lagi banyaknya kasus PHK. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi kemampun keluarga untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka harus meminimalkan pengeluaran agar mampu bertahan hidup. Namun, tidak semua keluarga mampu bertahan, banyak dari mereka yang justru kekurangan. Akhirnya, di tengah terpaan kesulitan, mereka meluapkannya pada pasangan.
Penyebab utama perselisihan bukanlah faktor, melainkan akibat dari penerapan kapitalisme. Adanya paham kebebasan juga menyebabkan suami istri bebas bergaul dengan yang bukan pasangannya, sehingga terjadilah perselingkuhan. Oleh karenanya, sering kali adanya pihak ketiga menyebabkan hilangnya nyawa.
Kemarahan suami yang mengakibatkan hilangnya nyawa pasangannya, memperlihatkan bahwa si pelaku tidak mampu mengontrol emosi. Saat istri marah, teriak-teriak bahkan berkata tidak pantas, seketika itu pula sang suami naik darah. Emosi ini sebenarnya bagian dari gharizah baqa’ (naluri mempertahankan diri). Saat suami merasa istri merendahkan wibawanya, hatinya tersakiti dan tidak bisa menerimanya. Ia kemudian marah dan butuh sarana untuk melampiaskan kemarahan. Sayangnya, ia tidak mampu mengontrol dirinya.
Seharusnya peristiwa-peristiwa tersebut membuka mata kita bahwa kapitalisme membuat hidup makin redup dan kalut. Ideologi ini tidak mampu mencipatakan suasana sakinah, mawadah dan rahmah dalam keluarga.
Sebagai seorang muslim, kita tentu menyadari bahawa hanya agamalah yang mampu mengontrol emosi atau naluri manusia. Islam mampu menyelesaikan semua masalah, termasuk mengatasi kemarahan. Islam mengajarkan mukmin untuk mengontrol kemarahannya dengan selalu mengikuti aturan Islam.
Pasangan suami istri yang memiliki keyakinan yang sangat kuat kepada Allah, akan senantiasa bersabar dalam segala kesulitan. Mereka yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa mereka adalah kehendak-Nya. Dengan kesabaran atas kesulitan yang dihadapinya, akan membuahkan pahala yang akan menjadi tabungan di akhirat kelak.
Islam satu-satunya agama yang mengajarkan hambaNya bagaimana mengontrol kemarahan. Jika kita marah, dianjurkan untuk mengganti posisi, bahkan diperintahkan untuk berwudhu agar kemarahannya sirna. Islam juga mengatur hubungan suami istri . Istri wajib patuh kepada suami dan suami harus melindungi dan mengayomi istrinya. Keduanya wajib saling menghormati dan menghargai.
Islam pun memiliki sistem ekonomi yang mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat ini. Penerapan sistem ekonomi Islam membuat kebutuhan hidup setiap orang tercukupi. Penerapan aturan sosial juga akan meminimalkan perceraian, perselingkuhan maupun masalah lainnya. Islam sangat menjaga hubungan antara laki-laki dan perempuan. Tidak boleh ada ikhtilat dan khalwat agar tidak terjadi perzinaan ataupun perselingkuhan.
Semuanya itu hanya terwujud jika negara menjadikan Islam sebagai rujukan dalam bermasyarakat dan bernegara. Negara senantiasa menjaga keimanan masyarakat kepada Allah swt termasuk dalam kehidupan berumah tangga.
Wallahu a’lam bisshowab
Post a Comment