Definition List

KDRT, Potret Buram Kehidupan Keluarga dalam Sistem Kapitalisme?

 


Oleh: Dewi Jafar Sidik (Ibu Rumah Tangga)


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
 Ø®ÙŠØ±ÙƒÙ… خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي 
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR Ibnu Majah)
Hadis ini bisa dimaknai bahwa seorang lelaki yang baik adalah lelaki yang baik perlakuannya terhadap istrinya, dan Nabi Muhammad saw, adalah lelaki yang paling baik dalam memperlakukan istri.
Namun, sosok suami yang baik perlakuannya terhadap istri, saat ini mungkin sudah jarang ditemukan. Suami yang seharusnya menjadi pemimpin keluarga, melindungi menafkahi istri dan anaknya, sekarang ada yang berubah menjadi sosok yang tega menganiaya dan bahkan ada yang sampai menghilangkan nyawa keluarganya. Sehingga keluarga harmonis yang menjadi dambaan semua orang saat ini sulit untuk diwujudkan.
Diketahui seorang pria berinisial JK membakar istrinya sendiri AM, di kediaman pribadinya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dia nekat membakar istrinya hidup-hidup karena terbakar api cemburu setelah melihat istrinya chatting dengan pria lain. (kompas.com. 5/12/2023)
Inilah salah satu fakta Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) berujung penganiayaan terhadap pasangan. Ini merupakan potret buram kehidupan keluarga muslim saat ini. Berada di negara besar dengan berpenduduk mayoritas muslim namun kehidupannya jauh dari gambaran kesejahteraan dan keagungan Islam.
Kalau kita cermati penyebab buruknya kondisi keluarga muslim saat ini, dipengaruhi oleh dua faktor.
Pertama, faktor internal yang berasal dari dalam diri umat Islam itu sendiri. Umat Islam saat ini banyak yang belum memahami ajaram agamanya, belum paham hakikat manusia sebagai hamba Allah Swt. yang harus taat terhadap perintah Allah Taala. dan menjauhi larangan-Nya. Rapuhnya akidah umat Islam saat ini telah menjauhkan pemahaman terhadap syariah Islam yang mengatur tentang fungsi keluarga dan aturan dalam rumah tangga. Imbasnya ketakwaan tidak menjadi landasan dalam menghadapi persoalan rumah tangga dan kemaksiatan dianggap hal yang biasa untuk dilakukan.
Kedua faktor eksternal yang datang dari luar umat Islam. Adanya serangan pemahaman dari luar Islam yang masuk ke dalam diri umat, berupa pemikiran dan budaya sekuler yang merusak kehidupan umat. Paham liberalisme yang membuat setiap individu bebas berpendapat, berperilaku, bebas memiliki sesuatu dan bahkan bebas beragama. Pemahaman ini sengaja diaruskan oleh negara kapitalis ke dalam keluarga muslim. Paham ini secara tidak langsung telah menghilangkan peran agama dalam aturan kehidupan manusia. Alhasil suami istri tidak menjadikan Islam sebagai standar dalam kehidupan berumah tangga. Kebahagiaan hidup disandarkan pada kepuasan materi semata.
Buruknya sistem pergaulan saat ini akibat dari penerapan sistem kapitalis sekuler telah membawa kerusakan pada tatanan kehidupan sosial. Pergaulan antara pria dan wanita bebas tanpa ada aturan yang mengikat. Akibatnya chatting dengan lawan jenis bukan mahram tanpa ada kepentingan yang dibolehkan hukum syarak kerap dilakukan. Tidak sedikit yang berujung pada perselingkuhan yang mengakibatkan salah paham dan akhirnya terjadi KDRT.
Berbeda dengan sistem Islam. Kehidupan keluarga, masyarakat dan bernegara dalam Islam diatur oleh syariat Islam secara menyeluruh. Islam memosisikan negara sebagai pengurus urusan rakyat dengan aturan Islam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Oleh karena itu negara wajib membantu masyarakat hidup dalam suasana aman, damai dan tenang serta dalam suasana keimanan. Negara mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun dan menjaga akidah umat, baik individu maupun masyarakat. 
Banyak langkah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk menjaga akidah umat. Agar akidah umat terus tertancap kuat dalam jiwa mereka, diantaranya:
Pertama, melalui sistem pendidikan. Dalam Islam sistem pendidikan harus didasarkan kepada aturan Islam, pelajaran akidah diberikan sejak dini termasuk akhlak dan sejarah kebudayaan Islam. Pelajaran ini tidak hanya diberikan di sekolah akan tetapi di rumah pun para orang tua harus mengajarkan pelajaran terkait akidah dan akhlak sejak dini. Metode pembelajaran yang dilandasi dengan keimanan dan disampaikan dengan metoda pemikiran. Sehingga para peserta didik benar-benar memahami tujuan pendidikan untuk membentuk kepribadian Islam, serta menguasai sains dan teknologi. Dan untuk mewujudkan kepribadian Islam para pendidik dan orang tua akan menanamkan akidah Islam, pola pikir dan pola sikap Islam yang akan menghasilkan peserta didik yang berperilaku islami.
Sementara dalam penguasaan sains dan teknologi akan diberikan sesuai kebutuhan dan tetap memakai standar akidah Islam. Alhasil akidah Islam akan memberikan kesabaran dan kekuatan kepada seseorang dalam menghadapi persoalan hidup. Keimanan akan menjadi pelindung untuk tetap sabar dan menjaga kewarasan, sehingga ketika datang masalah tidak akan terjerumus dalam kemaksiatan.
Kedua, negara wajib menerapkan syariah Islam dalam menjaga akidah umat. Melalui penerapan syariat Islam dalam aturan kehidupan, ketika syariat Islam dijadikan aturan hidup berarti sedang terjadi proses penyatuan akidah dengan syariah. Dengan penerapan syariah akan mengokohkan akidah umat, umat akan makin kuat dalam mentaati aturan Islam. Dengan demikian seluruh anggota keluarga khususnya orang tua akan memahami perannya dalam menumbuhkan akidah pada anggota keluarganya, supaya memiliki kepedulian tinggi dan berperan aktif dalam kegiatan dakwah amar makruf nahi munkar.
Disisi lain, negara akan menciptakan kehidupan sosial yang aman dan tentram, kehidupan terpisah antara laki-laki dan perempuan. Sehingga akan meminimalisir terjadinya perselingkuhan. Pemimpin dalam sistem Islam akan memberi kesempatan pada perempuan untuk berkontribusi aktif di bidang politik, ekonomi, pendidikan dan layanan publik lain yang bebas dari segala bentuk pelecehan dan terjaga dari pergaulan yang salah. Inilah solusi untuk menegakkan bangunan keluarga dari keterpurukan, supaya kasus KDRT tidak terulang lagi. Tidak lain hanya dengan diterapkannya syariat Allah Swt. dalam semua lini kehidupan.

Walahu'alam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post