Tenaga Kesehatan
Kemiskinan adalah salah satu problematika negeri ini, dan mengentaskannya menjadi program tahunan pemerintah. Meskipun setiap upaya telah dilakukan, nyatanya kemiskinan masih menjadi masalah pelik negeri ini. Kesejahteraan dan kemajuan rakyat masih sebatas mimpi di setiap daerah. Meskipun beberapa politisi mengklaim adanya peningkatan kesejahteraan, nyatanya hal tersebut jauh panggang dari api.
Seperti klaim yang disampaikan Anggota DPRD Jawa Barat asal Kabupaten Bandung Asep Syamsudin yang menyebut Kabupaten Bandung mengalami kemajuan signifikan dalam kurun 10 tahun terakhir. Hal itu disampaikan Asep Syamsudin dalam unggahan Youtube di akun Asep Syamsudin Official yang diunggah Minggu, 12 November 2023 lalu. Menurut politisi PKB ini, kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Bandung dalam kacamata pemerintah berdasarkan taraf kesejahteraannya dinilai sejahtera apabila memenuhi tiga indikator. Indikator itu antara lain adalah daya beli masyarakat, kesehatan masyarakat, dan pendidikan masyarakat. Ia mengatakan dari segi ini selama 10 tahun kemarin menunjukan kemajuan. Kendati demikian ia tak menampik masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu dipenuhi dari tiga indikator kesejahteraan tersebut. Kesehatan dilihat dari adanya fasilitas kesehatan, berupa pembangunan RSUD, Pendidikan dari mulai dibangunnya sekolah-sekolah, dan daya beli masyarakat yang menurun akibat geopolitik dan geoekonomi dunia dan nasional dipengaruhi kondisi perang Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel. Dikutip dari mataperistiwa.id (24 November 2023).
Mencermati hal tersebut, bisa dipastikan bahwa dalam sistem demokrasi kapitalis indikator kesejahteraan dan kemjauan dilihat dari adanya perubahan fisik, yakni kesehatan dan kesejahteraan. Ini karena indikator kemajuan fisik adalah ciri khas ideologi kapitalisme.
Tetapi, jika demikian pada kenyataanya hal yang disampaikan di atas, pada kenyataannya masih jauh dari kata layak. Fasilitas kesehatan memang sudah dibangun dan mulai beroperasi meskipun masih butuh terus perbaikan, tetapi seharusnya yang menjadi indikator adalah bagaimana semua warga dan masyarakat bisa memperoleh jaminan kesehatan dengan baik dan gratis, karena pada dasarnya hal ini adalah tanggung jawab dari negara.
Begitu pula dengan pendidikan, seharusnya yang menjadi indikator kemajuan pendidikan bukanlah banyak dibangunnya sekolah, tetapi bagaimana semua masyarakat dapat memperoleh akses pendidikan terbaik, dan hal ini adalah tanggung jawab negara untuk memastikan bahwa setiap warga masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak.
Pada dasarnya daya beli masyarakat sudah sangat menurun sebelum adanya perang Rusia-Ukraina maupun Palestina-Israel. Hal ini terjadi karena penerapan sistem kapitalis, di mana uang hanya berputar di sebagian orang saja. Berharap kemajuan dan kesejahteraan dalam sistem kapitalis hanyalah mimpi semata. Karena, sistem ini hanya akan memperkaya mereka para pemilik modal.
Hal ini akan berbeda dengan Islam. Dalam pandangan Islam, kemajuan dan kesejahteraan rakyat bukan sekadar terkait dengan pembangunan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat saja karena sesungguhnya hal tersebut memanglah tugas negara, tetapi juga terkait aspek kualitas hidup masyarakat. Lebih jauh, perlu adanya keseimbangan antara tujuan duniawi dan ukhrawi.
Oleh karena itu, ukuran peningkatan kesejahteraan serta kemajuan tidak semata-mata dilihat dari sisi pencapaian materi atau hasil kuantitas, tetapi juga ditinjau dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial, dan kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu ketimpangan, keterbelakangan, kekacauan, dan jauh dari nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, dipastikan kesejahteraan tersebut tidak sesuai dengan Islam.
Islam memandang pendidikan, kesehatan, dan keamanan adalah kebutuhan asasi dan harus dipenuhi oleh manusia dalam hidupnya. Kebutuhan pokok berupa barang (pangan, sandang, dan papan) dijamin pemenuhannya oleh negara melalui mekanisme yang bertahap. Adapun pemenuhan kebutuhan jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan dipenuhi negara secara langsung kepada setiap individu rakyat. Hal ini karena pemenuhan terhadap ketiganya termasuk masalah “pelayanan umum” (ri’ayatu asy syu-uun) dan kemaslahatan hidup terpenting. Islam telah menentukan bahwa yang bertanggung jawab menjamin tiga jenis kebutuhan dasar tersebut adalah negara. Negaralah yang harus mewujudkan semua pemenuhan kebutuhan tersebut agar dapat dinikmati seluruh rakyat, baik muslim maupun nonmuslim, miskin atau kaya. Seluruh biaya yang diperlukan ditanggung oleh Baitulmal. Semua pendapatan negara akan dikumpulkan di baitulmal dan akan dikembalikan kepada rakyat berupa pelayanan maksimal. Begitulah Islam menjamin kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Sudah seharusnya kita meninggalkan sistem kapitalis dan beralih pada sistem hakiki yaitu sistem Islam.
Wallahualam bissawab
Post a Comment